Amerika Serikat dan Arab Saudi Akan Makin Mesra? Ini Janji Menlu AS Antony Blinken

Menlu AS Antony Blinken optimistis terhadap hubungan Arab Saudi dan Amerika Serikat.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jun 2023, 08:18 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2023, 08:18 WIB
Pertemuan Menlu AS Antony Blinken dan Menlu Arab Saudi Faisal bin Farhan. Foto ini diposting Twitter resmi Blinken pada 8 Januari 2023 dalam kunjungannya ke Saudi.
Pertemuan Menlu AS Antony Blinken dan Menlu Arab Saudi Faisal bin Farhan. Foto ini diposting Twitter resmi Blinken pada 8 Januari 2023 dalam kunjungannya ke Saudi. Dok: Twitter @SecBlinken

Liputan6.com, Riyadh - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken sedang berkunjung ke Kerajaan Arab Saudi. Ia optimistis bahwa hubungan kedua negara bisa semakin mesra. 

Dilaporkan VOA Indonesia, Kamis (8/6/2023), Blinken bertemu Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan di Riyadh pada hari Rabu (7/6) dan keduanya membahas sejumlah isu, termasuk upaya untuk "mewujudkan perdamaian yang langgeng di Yaman," kata juru bicara Departemen Luar Negeri.

Menghadiri pertemuan tingkat menteri bersama Dewan Kerjasama Teluk (GCC), keduanya juga berjanji untuk melanjutkan kerja sama untuk mengakhiri pertempuran di Sudan, kata juru bicara Matthew Miller.

Seorang pejabat AS mengatakan sebelumnya bahwa Blinken melakukan percakapan "terbuka dan jujur" dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman pada Rabu dini hari tentang berbagai masalah bilateral.

Kunjungan yang sangat ditunggu itu terjadi di tengah hubungan yang tegang karena ketidaksepakatan yang semakin besar tentang berbagai hal, mulai dari kebijakan Iran hingga ke masalah keamanan regional, harga minyak, dan hak asasi manusia.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda semua atas nama Presiden Biden, Amerika Serikat, untuk kemitraan Anda dan sangat ingin berdiskusi terkait apa yang bisa kami lakukan dalam semangat struktur koordinasi GCC, kerja sama lebih lanjut, untuk integrasi .. dengan Teluk," kata Blinken di awal pertemuan GCC.

Washington telah berusaha untuk menstabilkan hubungan dengan Riyadh, di mana penguasa de facto Pangeran Mohammed telah mendominasi pengambilan keputusan, ketika aliansi tradisional minyak-untuk-keamanan runtuh ketika Amerika Serikat muncul sebagai produsen minyak utama.

Kunjungan Blinken dilakukan beberapa hari setelah pengekspor minyak mentah utama Arab Saudi berjanji untuk memperbesar pengurangan produksi minyak di atas kesepakatan OPEC+ yang lebih luas guna membatasi stok minyak, dalam rangka meningkatkan harga minyak yang lesu meskipun ditentang oleh pemerintahan AS.

Media Israel Ungkap Ada Diskusi Normalisasi Hubungan Diplomatik

Pertemuan Menlu AS Antony Blinken dan Pangeran Arab Saudi Muhammad bin Salman (MbS).
Pertemuan Menlu AS Antony Blinken dan Pangeran Arab Saudi Muhammad bin Salman (MbS). Dok: Twitter @SecBlinken

Sebelumnya dilaporkan, Blinken bertemu dengan putra mahkota Pangeran Mohammad bin Salman. Pertemuan ini terjadi setelah Saudi mengumumkan untuk memangkas produksi minyak.

Antony Blinken berkata ia datang untuk membahas berbagai isu, termasuk kontra-terorisme.

"Bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk membahas prioritas-prioritas bersama, termasuk mengkontra terorisme melalui Koalisi D-ISIS, meraih perdamaian di Yaman, dan memperdalam kerja sama ekonomi dan ilmiah," ujar Blinken melalui Twitter resminya, Rabu (7/6).

D-ISIS Coalition adalah Global Coalition to Defeat ISIS.

Menurut Arab News, Blinken akan berpartisipasi di pertemuan menteri US-Gulf Cooperation Council (GCC) dan menjadi broker gencatan senjata konflik Sudan. Diskusi gencatan senjata itu dilaksanakan di Jeddah.

Namun, media The Times of Israel menyorot bahwa ada diskusi soal normalisasi hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Israel.

Seorang pejabat AS memberitahu The Times of Israel bahwa diskusi topik itu terjadi. Kedua belah pihak juga setuju untuk melanjutkan percakapan tersebut. 

Blinken dan Pangeran MbS turut dilaporkan membahas pentingnya penguatan HAM dalam hubungan bilateral.

Media Israel itu menyebut Pangeran MbS sebagai "pemimpin de facto dari Arab Saudi".

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden mengkritik Arab Saudi karena pelanggaran HAM yang terjadi. Biden juga pernah menyorot pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. CIA menyebut pembunuhan sang jurnalis merupakan arahan Pangeran MbS.

Setelah menjadi presiden, Joe Biden ternyata tetap berusaha dekat dengan Arab Saudi.

Infografis 7 Momen Kamu Harus Pakai Masker
Infografis 7 Momen Kamu Harus Pakai Masker (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya