Liputan6.com, Cleveland - Ariel Castro, pria asal Ohio yang menculik tiga wanita dan menyekap mereka selama satu dekade, telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup ditambah lebih dari 1.000 tahun pada 1 Agustus 2013.
Castro menculik Amanda Berry (27), Gina DeJesus (23) dan Michelle Knight (32) serta menyiksa mereka selama ditahan di rumahnya.
Dia memberikan pembelaan yang berbelit-belit atas tindakannya, dengan mengatakan kepada pengadilan bahwa dia bukan monster, hanya kecanduan pornografi.
Advertisement
Dikutip dari laman ABC News, dalam kasus Ariel Castro ada beberapa poin utama yang menonjol.
Castro dijatuhi hukuman penjara seumur hidup ditambah lebih dari 1.000 tahun berkat kesepakatan pengakuan bersalah yang menyelamatkannya dari hukuman mati.
Pada Juni 2013, ia mengaku bersalah atas sebagian besar dakwaan yang dihadapkan padanya, yaitu 937 dari total 977 dakwaan.
Hakim yang menangani kasus ini menyatakan bahwa Castro menderita "narsisme ekstrem." Ketiga korban, Amanda Berry, Gina DeJesus, dan Michelle Knight, menghilang antara tahun 2002 dan 2004 sebelum berhasil diselamatkan dari penahanannya.
Akhirnya, sebagai langkah untuk menghapus kenangan mengerikan itu, kota Cleveland berencana untuk merobohkan rumah tempat kejahatan itu dilakukan.
"Aku hanya ingin menyampaikan keterangan bahwa aku bukan monster, aku tidak menculik wanita-wanita ini, aku hanya mengikuti naluri seksualku karena kecanduan seksualku," ujar Ariel Castro.
"Jika Anda menanyakannya kepada putriku, dia akan mengatakan bahwa ayahku adalah ayah terbaik di dunia." Tambahnya.
Nerakanya Baru Saja Dimulai
Ariel Castro kembali menegaskan, "aku akan pulang dan bersikap normal, seperti keluarga biasa. Tuduhan-tuduhan bahwa aku memukulnya, memukuli mereka, semuanya salah."
Namun, tak ada hal normal dalam foto-foto yang menunjukkan ruangan-ruangan rahasia tempat wanita-wanita itu disekap, ada rantai-rantai yang mengikat mereka, helm-helm yang dipakai untuk menyumpal mereka, serta wig-wig yang dipaksa dipakai saat mereka keluar.
Hakim Cuyahoga County, Michael Russo, mengatakan bahwa dengan perbuatan kekerasan berulang, pemerkosaan, penyiksaan, penculikan, dan penahanan korban-korbannya selama lebih dari satu dekade. Castro secara definisi adalah seorang predator seksual dan dia tidak pernah mencari bantuan.
Hakim Russo, mendeskripsikan Castro menderita "narsisme ekstrim," dan menyatakan bahwa kejahatan-kejahatannya sangat kejam sehingga mantan sopir bus sekolah itu tidak boleh keluar dari penjara.
Dia menambahkan pernyataanya, mengatakan bahwa Castro tidak memiliki tempat di Cleveland, Amerika Serikat, atau dunia ini.
Korban yang selamat, Michelle Knight, berada di pengadilan saat hukuman dijatuhkan. Dengan air mata mengalir di wajahnya, dia mengatakan bahwa dia akan pulih.
"Siang berubah menjadi malam, malam berubah menjadi siang kembali. Tahun pun berubah menjadi keabadian. Aku tahu tak seorang pun peduli padaku. Dia mengatakan bahwa keluargaku tidak peduli," ujarnya Michelle.
"Aku sudah menghabiskan 11 tahun di neraka, dan sekarang neraka untukmu baru saja dimulai." Tambahnya.
Advertisement
Selamat Dari Hukuman Mati
Kesepakatan pengakuan bersalah menyelamatkan Castro dari hukuman mati.
Pada akhir Juni, Castro setuju untuk menjalani hukuman penjara seumur hidup setelah mengaku bersalah atas 937 dari 977 dakwaan yang dihadapkan padanya, termasuk pembunuhan berencana atas keguguran salah satu wanita.
"Karena kesepakatan pengakuan bersalah, aku akan mengaku bersalah," ucap Castro.
"Aku tahu bahwa hukuman akan sangat berat bagi saya." Ujarnya lagi.
Ketika ditanya oleh Hakim Russo apakah dia memiliki alasan untuk berpikir bahwa dia mungkin bisa keluar dari penjara sebelum meninggal, Castro menjawab, "Tidak ada alasan, tidak."
Kota Cleveland Akan Merobohkan Rumah Castro
Kota Cleveland telah mendapatkan sertifikat kepemilikan rumah Castro dan akan merobohkannya.
Penduduk di jalan tempat tinggal Castro masih mendapatkan konseling. Tiga korban Castro semuanya menghilang dari sisi barat Cleveland antara tahun 2002 dan 2004.
Mereka ditemukan pada tanggal 6 Mei setelah tetangga mendengar jeritan meminta bantuan dari rumah Castro yang berasal dari Berry.
Menurut bukti DNA, Berry memiliki seorang putri berusia enam tahun yang dihasilkan dari hubungannya dengan Castro selama masa tawanan.
Castro mengatakan, anak itu menjalani kehidupan yang "normal," dan Berry "pergi berpesta" setelah dibebaskan, jadi dia pasti baik-baik saja.
Dia menggambarkan gadis kecil itu sebagai "anak mujizat"nya. Satu-satunya momen di mana dia sedikit emosional adalah saat dia berbicara tentang anak itu.
"Aku mendengar bahwa aku bisa mengajukan hak asuh sebagai orang tua," kata Castro pada hakim pada suatu waktu.
Hakim menegaskan bahwa dia tidak akan diizinkan berhubungan dengan gadis kecil itu lagi.
Sebelumnya dalam sidang, jaksa menyajikan bukti-bukti grafis tentang kejahatan-kejahatan tersebut, termasuk replika rumah ukuran boneka tempat dia menyekap para wanita.
Juga terdapat foto-foto interior rumah yang menunjukkan rantai, jendela-jendela yang ditutup rapat, banyak kunci, dan tirai yang memisahkan ruangan-ruangan.
Seorang petugas polisi menjelaskan bagaimana Knight, salah satu korban, bergegas membawa dirinya ke dalam pelukan petugas polisi ketika dia menyadari bahwa petugas itu datang untuk menyelamatkannya.
Advertisement