China Copot Pemimpin Unit Elite Senjata Nuklir, Picu Spekulasi Pembersihan

Otoritas China belum mengomentari keberadaan Jenderal Li Yuchao dan wakilnya Jenderal Liu Guangbin.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 02 Agu 2023, 08:01 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2023, 08:01 WIB
Deretan Senjata Canggih Dipamerkan pada HUT ke-70 RRC
Kendaraan militer membawa rudal balistik DF-17 dalam parade HUT ke-70 RRC di Beijing, China, Selasa (1/10/2019). DF-17 merupakan rudal balistik berkecepatan hipersonik yang bisa mencapai daratan Amerika Serikat. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Beijing - China mengganti dua pemimpin unit elite yang mengelola persenjataan nuklirnya, memicu spekulasi pembersihan.

Jenderal Li Yuchao, yang mengepalai unit Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dan wakilnya dilaporkan telah menghilang selama berbulan-bulan. Mantan Wakil Kepala Angkatan Laut Wang Houbin dan anggota Komite Pusat Partai Xu Xisheng pun ditunjuk sebagai penggantinya.

"Pembersihan terbaru ini signifikan ... China sedang melakukan salah satu perubahan paling besar dalam strategi nuklirnya selama beberapa dekade," ungkap peneliti kebijakan luar negeri dan keamanan nasional di Asia Society Policy Institute Lyle Morris seperti dikutip dari BBC, Rabu (2/8/2023).

"Presiden Xi Jinping telah mengonsolidasikan kendali atas PLA dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, namun tidak berarti itu selesai. Xi Jinping masih khawatir tentang korupsi di jajarannya dan telah mengisyaratkan bahwa kesetiaan mutlak kepada partai belum tercapai."

Xi Jinping sendiri adalah ketua komando militer tertinggi China.

Dalam pertemuan akhir bulan lalu, Xi Jinping menekankan perlunya memfokuskan upaya pada menangani sejumlah isu penting yang dihadapi oleh organisasi partai di semua tingkatan, dalam aspek-aspek seperti mempertahankan kepemimpinan mutlak partai atas militer. Demikian laporan media pemerintah China.

Otoritas China belum mengomentari keberadaan Jenderal Li Yuchao dan wakilnya Jenderal Liu Guangbin. Namun, laporan South China Morning Post pekan lalu menunjukkan bahwa badan anti-korupsi telah meluncurkan penyelidikan terhadap kedua pria tersebut, serta mantan wakil Jenderal Li Yuchao, Zhang Zhenzhong.

Tantangan bagi Xi Jinping

Xi Jinping Kembali Terpilih Presiden China
Presiden China Xi Jinping mengambil sumpahnya setelah terpilih secara aklamasi sebagai Presiden dalam sesi Kongres Rakyat Nasional (NPC) China di Aula Besar Rakyat di Beijing, Jumat, 10 Maret 2023. Pemimpin China Xi Jinping terpilih secara aklamasi sebagai Presiden dalam sesi Kongres Rakyat Nasional (NPC) China. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Penunjukan Wang Houbin dan Xu Xisheng terjadi sehari sebelum peringatan 96 tahun berdirinya PLA pada 1 Agustus. Itu diumumkan pada sebuah upacara di markas besar badan anti-korupsi di Beijing.

Keduanya telah dipromosikan dari pangkat letnan jenderal menjadi jenderal penuh, menandai pangkat tertinggi untuk perwira dinas aktif.

Morris mengatakan penggantian Jenderal Li Yuchao, bersama dengan mantan Menteri Luar Negeri Qin Gang baru-baru ini, mencerminkan salah satu tantangan terbesar bagi kepemimpinan Xi Jinping.

Qin Gang telah absen dari muka publik selama sebulan sebelum dia digantikan oleh pendahulunya Wang Yi pekan lalu. Tidak ada penjelasan yang diberikan atas pemecatannya.

Pada tahun 2014, pembersihan besar-besaran di jajaran militer China membuat mantan wakil ketua Komisi Militer Pusat Xu Caihou dan Guo Boxiong digulingkan serta dituntut karena korupsi. Guo Boxiong dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pengadilan militer, sementara Xu Caihou meninggal sebelum diadili.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya