Donald Trump Didakwa Berupaya Batalkan Hasil Pilpres AS 2020

Surat dakwaan mencantumkan enam konspirator yang memainkan peran sentral dalam upaya Donald Trump untuk membatalkan hasil Pilpres AS 2020.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 04 Agu 2023, 07:35 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2023, 07:25 WIB
Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Dok. AFP)
Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Washington - Donald Trump didakwa secara pidana atas upaya membatalkan hasil Pilpres Amerika Serikat (AS) 2020. Dia menghadapi empat dakwaan, yaitu konspirasi untuk menipu AS; konspirasi untuk menghalangi proses resmi; menghalangi dan upaya menghalangi proses resmi; dan konspirasi melawan hak-hak warga negara.

Surat dakwaan mencantumkan enam konspirator yang memainkan peran sentral dalam upaya Trump untuk membatalkan hasil Pilpres AS 2020. Meski tidak disebutkan namanya, mereka diduga termasuk Rudy Giuliani, John Eastman, Sidney Powell, Ken Chesebro, dan Jeff Clark, yang merupakan mantan pegawai Kementerian Kehakiman AS.

Dakwaan setebal 45 halaman, yang diserahkan dewan juri federal di Washington DC pada Selasa (1/8/2023), secara blak-blakan menceritakan bagaimana kegiatan Trump dan sekutunya pasca Pilpres 2020. Dengan sangat rinci itu menjabarkan bagaimana Trump dengan sengaja menyebar tuduhan palsu hingga berusaha memblokir sertifikasi hasil pilpres.

"Meskipun kalah, terdakwa bertekad untuk tetap berkuasa," ungkap dakwaan tersebut seperti dilansir The Guardian, Rabu (2/8/2023). "Jadi, selama lebih dari dua bulan pasca pencoblosan pada 3 November 2020, terdakwa menyebarkan kebohongan bahwa telah terjadi kecurangan dalam pemilu dan bahwa dia benar-benar menang. Klaim ini salah dan terdakwa tahu itu salah."

"Tetapi terdakwa tetap mengulangi dan menyebarkannya secara luas - untuk membuat klaim palsunya tampak sah, menciptakan suasana ketidakpercayaan dan kemarahan nasional yang kuat, serta mengikis kepercayaan publik terhadap administrasi pemilu."

Ini adalah kali pertamanya seorang presiden AS menghadapi tuntutan pidana karena upaya membatalkan hasil pemilu.

Respons Donald Trump

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Dok. AFP)
Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Dok. AFP)

Trump, yang memimpin dukungan atas kandidat calon presiden dari Partai Republik dalam Pilpres AS 2024, menentang semua dakwaan tersebut.

"Ini tidak lebih dari babak korupsi terbaru dalam upaya menyedihkan yang berkelanjutan oleh Biden Crime Family dan Kementerian Kehakiman AS yang ditunggangi untuk mengganggu Pilpres AS 2024, di mana Presiden Trump adalah kandidat terdepan yang tak terbantahkan, dan memimpin dengan margin yang substansial," ungkap Trump.

"Mengapa mereka menunggu dua setengah tahun untuk mengajukan dakwaan-dakwaan palsu ini, tepat di tengah kampanye kemenangan Presiden Trump untuk tahun 2024? Mengapa diumumkan sehari setelah skandal besar Crooked Joe Biden keluar dari Aula Kongres?"

Dalam pernyataan singkatnya, penasihat khusus yang ditunjuk Kementerian Kehakiman untuk memimpin penyelidikan Jack Smith mendorong seluruh warga AS untuk membaca dakwaan terhadap Trump secara utuh. Dia berjanji kantornya akan mengupayakan pengadilan segera atas Trump.

"Serangan di gedung DPR negara kita pada 6 Januari 2021 adalah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di kursi demokrasi AS. Seperti yang dijelaskan dalam surat dakwaan, itu didorong oleh kebohongan," tegas Smith. "Kebohongan oleh terdakwa yang ditujukan untuk menghalangi fungsi dasar pemerintah AS, proses pengumpulan, penghitungan, dan pengesahan hasil pemilihan presiden."

"Investigasi kami terhadap individu lain terus berlanjut," ungkap Smith.

Dakwaan terbaru menambah ancaman hukum terhadap Trump. Awal tahun ini, Trump didakwa di Miami karena menyimpan dokumen rahasia negara secara ilegal. Sementara itu, di New York, dia didakwa atas pembayaran uang suap kepada bintang film porno sebelum Pilpres AS 2016.

Trump diperkirakan juga akan menghadapi dakwaan di Negara Bagian Georgia atas upaya untuk membalikkan kekalahannya dari Joe Biden dalam Pilpres AS 2020. Jaksa Distrik Fulton, Fani Willis, telah mengisyaratkan niatnya untuk mengajukan beberapa dakwaan sekitar dua minggu pertama pada Agustus.

Gedung Putih tidak segera mengeluarkan pernyataan yang membahas dakwaan terhadap Trump pada Selasa. Namun, tidak lama setelah dakwaan diumumkan, Biden dan istrinya Jill Biden, pergi menonton film "Oppenheimer". Keduanya diketahui tengah berlibur di Delaware.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya