Media Jepang: Novel Terbaru Haruki Murakami Laku Keras, Tapi...

Novel Haruki Murakami mendapat sambutan positif yang "dingin" di Jepang.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 21 Agu 2023, 13:32 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2023, 13:32 WIB
Novelis Jepang Haruki Murakami.
Novelis Jepang Haruki Murakami. Dok: AP Photo/Eugene Hoshiko, File

Liputan6.com, Tokyo - Pada 2023 ini, novelis Jepang Haruki Murakami kembali merilis novel terbaru berjudul The City and Its Uncertain Walls (Machi to Sono Futashikana Kabe). Novel ini rilis pada April 2023.

Ini adalah novel pertama Murakami sejak Killing Commendatore (Kishidancho Goroshi) yang rilis pada 2017. Karya ini merupakan pengembangan dari cerpen Murakami. 

Menurut The Japan Times, Senin (21/8/2023), novel baru ini mendapatkan sambutan yang positif dari pembaca dan kritikus, meski sambutannya terasa "dingin" tanpa hingar bingar. Pembaca novel dibuat merenung karena jalan cerita novel yang sulit dipahami. 

Novel itu memiliki tiga bagian dan mengisahkan seorang narator laki-laki di antara dunia nyata dan kota fantasi yang dikeliingi kota besar.

Bagian pertama bercerita tentang narator laki-laki yang mencari pacarnya dari masa remaja, bagian kedua ia bekerja menjadi pustakawan, dan pada bagian tiga ia kembali ke kota bertembok itu. 

Dunia Nyata dan Mimpi

Berdasarkan ranking dari distributor Nippan dan Tohan, novel Murakami itu menjadi best seller di Jepang pada paruh awal 2023. Popularitasnya pun mengalahkan buku panduan permainan Pokemon yang terkenal.

Kritik disebut memuji novel Haruki Murakami ini, meski tidak ada pujian yang terlalu hingar bingar. 

Kritikus Yoshinori Shimizu dari Nikkei berkata novel ini "mencoba memberikan kita keberanian untuk menerobos tembok-tembok di hati kita". 

Sebagai informasi, Haruki Murakami memiliki reputasi sebagai penulis yang menganut aliran surealisme dan cerita yang mengaburkan realita. Hal ini sudah muncul di novel-novelnya sebelumnya seperti 1Q84, Kafka on the Shore (Ume no Kafka), dan Colorless Tsukuru Tazaki.

Konsep ini kembali muncul di novel The City and Its Uncertain Walls. Sosiologis Daisaburo Hashizume menyorot tema di novel tersebut antara dunia nyata dan realita.

"Tujuan tertinggi dari sastra bukanlah menuju dunia di luar tempat ini, tetapi memberikan kemampuan bagi siapapun untuk berkelana dengan bebas antara mimpi-mimpi yang dirajut sastra dan dunia ini, dan memperkaya kehidupan mereka."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mirip Karya Sebelumnya?

Bunga Sakura di Jepang Bermekaran Lebih Awal dari Musimnya
Rekor mekarnya bunga sakura di Tokyo sudah ada sejak 70 tahun yang lalu, dan bunga-bunga berwarna putih-merah muda yang lembut ini baru muncul lebih awal pada tahun 2021 dan 2020, menurut badan cuaca. (Photo by Richard A. Brooks / AFP)

Para pembaca Haruki Murakami turut merasa bahwa novel ini ada unsur dari novel-novel Murakami sebelumnya. Sentimen itu tertuang di situs review buku Bookmeter.

Sebagian pembaca Jepang di Bookmeter berkata The City and Its Uncertain Walls seperti mengulang atau memberikan ending alternatif untuk novel Hard-Boiled Wonderland and the End of the World (Sekai no Owari to Hādo-Boirudo Wandārando).

Narator laki-laki yang kebingungan dan hampa juga mengingatkan pembaca dengan karya Murakami sebelumnya.

Masalah perempuan pun kembali berulang di novel ini. Pembaca ada yang mengeluhkan karena karakter perempuan di novel baru ini terasa "kosong".

Rasa kompleksitas dan surealisme di novel Murakami juga kembali membuat pembaca merenung di novel ini. Walau bingung, ada juga pembaca yang memuji fakta bahwa novel Murakami itu sulit dimengerti.

Ada juga yang mengaku bingung tetapi jadi penasaran dengan karya Murakami yang lain.

"Ini sulit dipahami, tetapi saya tetap menyelesaikannya. Saya pikir saya ingin mencoba karyanya yang lain," ujar pembaca itu.


Minat Baca di Indonesia Mengkhawatirkan

Kutipan Novel Memoirs of a Geisha Bagian II
Ilustrasi Membaca Novel Credit: pexels.com/Sincerely

Merujuk Program for International Student Assesment (PISA), Indonesia termasuk dalam 10 negara dengan peringkat literasi rendah. Tercatat, Indonesia menduduki peringkat 62 dari 70 negara. Hal ini pun terbukti dengan belum menjamurnya budaya membaca di kalangan masyarakat.

Melihat hal ini, holding company Lumina Education, Stephanie Riady meluncurkan aplikasi BukuAku - sebuah aplikasi perpustakaan digital untuk para pembaca muda, dimulai dari usia balita hingga 14 tahun. BukuAku dirancang untuk menghadirkan pengalaman membaca yang menyenangkan untuk membangun rasa cinta membaca sejak dini.

“Kebiasaan membaca sejak dini merupakan bagian penting dalam tahapan perkembangan kognitif anak. Kemampuan literasi merupakan bekal fundamental seseorang dalam berpikir, mengolah, dan menerima informasi, hingga mengambil keputusan. Untuk menarik minat para pembaca muda ini, diperlukan pendekatan yang sesuai agar menjadikan kegiatan membaca menjadi sebuah kegiatan yang seru, menyenangkan, dan dapat memancing rasa keingintahuan anak-anak untuk menjelajahi dunia imajinasi bersama karakter seru dari buku-buku favoritnya,” tutur Stephanie Riady

BukuAku memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan dan komprehensif bagi anak-anak. Dilengkapi dengan fitur unggulan seperti Read-to-me Books, fitur audio agar  kegiatan membaca lebih interaktif. Setiap kata yang sedang dibaca diberi tanda kotak saat audio diputar untuk membantu si kecil menghubungkan suara dan teks.

Dictionary Look-up membantu menerjemahkan buku cerita anak berbahasa Inggris yang langsung dihubungkan dengan kamus Oxford, Quizzes berisi berbagai pertanyaan dari buku yang sudah dibaca untuk mengasah daya ingat dan imajinasi anak, dan Badges Award memotivasi anak untuk membaca lebih banyak buku, dengan memberikan hadiah badges digital atas prestasi mereka dalam membaca di aplikasi BukuAku.

BukuAku juga memiliki fitur untuk membantu orang tua dan guru agar proses belajar dan perkembangan membaca anak semakin optimal.


Personalized Library

Menumbuhkan Membaca Sejak Dini Melalui Aplikasi Perpustakaan Digital BukuAku
CEO Lumina Education Stephanie Riady berbincang dengan COO BukuAku Catherine Mulyana pada peluncuran Aplikasi Perpustakaan Digital BukuAku di Jakarta (30/05/2023). (Liputan6.com)

Melalui Data Analytic for Personalized Library, Orang tua bisa melihat profil anak, jumlah buku yang dibaca, total durasi membaca, dan lainnya. Guru bisa melihat data  baca per kelas, seperti: total buku yang ditugaskan, total durasi membaca, dan lainnya. Yang terakhir adalah Classroom Assignment, untuk membantu guru membuat koleksi buku dan memilih buku untuk dibaca bersama muridnya di kelas.

“Budaya membaca adalah kegiatan esensial yang perlu ditanamkan pada setiap anak, sedini mungkin. Membaca adalah proses membangun literasi sebagai jalan untuk menyingkap pengetahuan, memantik potensi, dan membentuk kualitas diri. Sudah saatnya membaca menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan dan dekat dengan dunia anak-anak,” ungkap Chief Operating Officer BukuAku Catherine Mulyana.

BukuAku memiliki ribuan koleksi buku yang dikurasi dari penerbit buku lokal dan internasional, seperti Scholastic, Kuark Internasional, Literaloka dan Mizan Publishing. Seluruh buku yang tersedia di aplikasi telah melewati proses kurasi dari tim ahli yang  terlibat seperti education expert advisor dan library development advisor dari berbagai institusi pendidikan.

Infografis 9 Buku Populer Indonesia dari Masa ke Masa
Buku populer di Indonesia dari masa ke masa sudah berkembang sebelum era kemerdekaan. (Dok: Liputan6.com/Trie Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya