Update Perang Hamas Vs Israel: 1.600 Orang Tewas hingga Indonesia Minta WNI Tinggalkan Israel-Palestina

Berikut ini update perang Hamas vs Israel. Berita terkini soal korban tewas hingga kabar Israel telah berhasil mengendalikan pagar perbatasan dengan Jalur Gaza yang jadi pintu masuk Hamas.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Okt 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2023, 14:00 WIB
Israel Bombardir Gaza Palestina
Sepanjang Senin malam, Israel terus menggempur Gaza lewat udara. Sejumlah bangunan sipil seperti masjid sampai tenda pengungsian menjadi sasaran. (MAHMUD HAMS/AFP)

Liputan6.com, Gaza - Perang Israel dan Hamas masih berlangsung pada Selasa 10 Oktober 2023. Korban tewas maupun terluka dari kedua belah pihak, Israel dan Palestina khususnya di Jalur Gaza pun dilaporkan semakin bertambah.

Warga Palestina di Gaza menyadari hari keempat pemboman Israel yang tak henti-hentinya, yang dikelilingi oleh reruntuhan rumah mereka.

Penduduk setempat Shadi al-Hassi mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tidak ada tempat yang aman di daerah kantong yang terkepung.

"Saya kabur dari rumah pada jam 1 dini hari, bersama anak dan istri saya," kata al-Hassi.

"Kami lolos dari sasaran dan datang ke tempat sasaran lain. Kami terkejut dengan segalanya, ketika api dan nyala api dilemparkan ke arah kami. Tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza," tambahnya al-Hassi.

Berikut ini update perang Hamas vs Israel, dirangkum dari Al Jazeera, Selasa (10/10/2023):

  • Israel membom lebih dari 200 lokasi di Gaza. Militer Israel mengatakan pihaknya melancarkan serangan di lebih dari 200 lokasi di Jalur Gaza dalam semalam, termasuk lingkungan Rimal di Kota Gaza serta Kota Khan Younis. Militer mengatakan lokasi yang diserang termasuk tempat penyimpanan senjata di dalam masjid serta apartemen yang digunakan oleh pasukan peluru kendali anti-tank Hamas.
  • Israel mengatakan mereka telah mendapatkan kembali ‘kendali penuh’ atas pagar Gaza. Militer Israel mengatakan mereka telah mendapatkan kembali “kendali penuh” atas pagar Gaza yang diterobos oleh kelompok bersenjata Hamas yang menyusup ke Israel selatan pada Sabtu 7 Oktober. Daniel Hagari, juru bicara militer Israel, mengatakan tidak ada Hamas yang melintasi pagar selama 24 jam terakhir, namun tidak mengabaikan kemungkinan bahwa beberapa pria bersenjata masih berada di wilayah yang dikuasai Israel. Hagari menambahkan bahwa militer kini menanam ranjau di bagian-bagian di mana penghalang tersebut dirobohkan untuk mencegah infiltrasi lebih lanjut.​
  • Israel akan memberi tahu 100 keluarga bahwa orang yang mereka cintai disandera. Militer Israel berencana mengirim petugas untuk memberi tahu lebih dari 100 keluarga bahwa kerabat mereka ditawan oleh Hamas di Gaza, menurut The Times of Israel. Surat kabar itu mengutip radio tentara Israel dalam laporannya. Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengatakan kepada CNN bahwa jumlah sandera yang ditahan oleh Hamas diperkirakan antara 100 dan 150 orang.
  • Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah berbicara dengan mitranya dari Israel, Eli Cohen, dan menegaskan kembali dukungan Washington untuk menjamin pembebasan semua sandera yang ditahan oleh Hamas. Para pejabat Israel mengatakan Hamas menahan puluhan orang, termasuk orang tua dan anak-anak.
  • Korban tewas akibat perang Israel dan Hamas mencapai 700 orang di Gaza. Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel di wilayah tersebut telah meningkat menjadi 704 orang, termasuk 143 anak-anak dan 105 wanita. Kementerian mengatakan serangan itu telah melukai sekitar 4.000 warga Palestina lainnya.​ Sementara itu, lebih dari 900 orang dilaporkan tewas di Israel, termasuk 17 warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dan empat anggota Hizbullah di Lebanon. Militer Israel mengidentifikasi tentaranya yang tewas dalam bentrokan di dekat perbatasan dengan Lebanon sebagai Letnan Kolonel Alim Abdallah. Jika dijumlahkan, lebih dari 1.600 orang tewas --dari kedua kubu-- akibat perang Israel Hamas.
  • Israel melanjutkan pemboman tanpa henti terhadap Gaza sepanjang malam, menghantam bangunan tempat tinggal dan menewaskan sedikitnya dua jurnalis Palestina.
  • Badan kemanusiaan PBB mengatakan lebih dari 187.518 warga Palestina telah meninggalkan rumah mereka di Gaza, dan lebih dari 137.000 orang berlindung di 84 sekolah.
  • Warga negara asing dari negara-negara termasuk Argentina, Kamboja dan Amerika Serikat termasuk di antara mereka yang dilaporkan tewas di Israel.
  • Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Charles Q Brown, telah memperingatkan Iran "untuk tidak terlibat" dalam perang tersebut.
  • Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia telah memerintahkan warganya untuk segera meninggalkan Israel dan wilayah Palestina.
  • Beberapa maskapai penerbangan telah menangguhkan penerbangan mereka ke Israel.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Blokade Total Jalur Gaza, Putus Pasokan Makanan, Air, Listrik

FOTO: Hidup di Antara Reruntuhan Bangunan Usai Konflik Hamas - Israel
Warga Palestina berkumpul dekat reruntuhan bangunan yang hancur selama konflik antara Hamas dan Israel pada Mei 2021 di Beit Hanun, Jalur Gaza, Senin (7/6/2021). Hamas dan Israel gencatan senjata setelah perang selama 11 hari. (MAHMUD HAMS/AFP)

Mengutip CNBC, Israel membombardir Jalur Gaza dengan serangan udara pada Senin 9 Oktober 2023 semalaman, ketika negara tersebut melanjutkan tanggapannya terhadap serangan mendadak oleh kelompok militan Palestina Hamas yang dimulai pada Sabtu pagi 7 Oktober.

Para menteri Israel telah memerintahkan “pengepungan total” terhadap Jalur Gaza yang sudah diblokade dan dimiskinkan, memutus pasokan makanan, air dan listrik kepada sekitar dua juta penduduknya.

Serangan Hamas, yang skala dan cakupannya belum pernah terjadi sebelumnya, merupakan serangan paling mematikan yang pernah dialami Israel dalam 50 tahun.

Lebih dari 900 warga Israel telah terbunuh, menurut Pasukan Pertahanan Israel. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya 687 orang di Gaza dan Tepi Barat telah tewas.

Lebih dari 100 warga sipil Israel, tentara, dan warga negara asing juga telah disandera oleh Hamas, sehingga mendorong Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa negaranya sedang berperang. Israel mengatakan pihaknya berupaya menyelamatkan para sandera dan telah menguasai kembali wilayah di luar Gaza setelah sekitar 48 jam pertempuran.

Hamas adalah kelompok teroris yang didukung oleh Iran dan telah memerintah Jalur Gaza sejak tahun 2007. Gaza, wilayah kecil yang menjadi rumah bagi lebih dari 2 juta warga Palestina dalam wilayah seluas sekitar 140 mil persegi, adalah salah satu wilayah yang paling padat penduduknya di dunia. dan berada di bawah blokade darat, udara dan laut Israel sejak tahun 2007.​


China Sedih Banyak Korban Perang Hamas dan Israel, Kutuk Aksi Kekerasan ke Warga Sipil

FOTO: Mengumpulkan Proyektil yang Tidak Meledak Usai Konflik Hamas - Israel
Pakar bahan peledak Hamas mencari proyektil yang tidak meledak dari reruntuhan bangunan setelah konflik Mei 2021 dengan Israel di Kota Gaza, Sabtu (5/6/2021). Perang 11 hari antara Hamas dan Israel menewaskan 254 orang Palestina dan 12 orang Israel. (MAHMUD HAMS/AFP)

Pemerintah Republik Rakyat China (RRC) angkat suara mengenai perang yang berkecamuk antara pasukan Hamas dan Israel. Fokus dari China adalah korban sipil.

"Beijing sangat sedih atas jatuhnya korban sipil akibat konflik tersebut (Israel perang dengan Hamas), dan menentang serta mengutuk tindakan yang merugikan warga sipil", ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning seperti dilaporkan VOA Indonesia, Selasa (10/10/2023).

Pihak Kementerian Luar Negeri RRC juga mengatakan pihaknya "menentang dan mengutuk" kekerasan terhadap warga sipil di Israel dan wilayah Palestina.

"China sangat prihatin dengan meningkatnya konflik antara Palestina dan Israel baru-baru ini," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning.

"China menentang tindakan yang memperluas konflik dan merusak stabilitas regional, serta mengharapkan gencatan senjata dan mengakhiri perang serta memulihkan perdamaian sesegera mungkin," lanjut Mao.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning juga menyerukan komunitas internasional untuk "memainkan perannya secara efektif dan bersama-sama mendorong upaya meredakan ketegangan."

"Jalan untuk menyelesaikan siklus konflik Palestina-Israel terletak pada dimulainya kembali perundingan perdamaian," kata Mao.

Pada kesempatan tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning juga mengatakan solusi dari perang Israel dan Hamas termasuk "menerapkan solusi dua negara, dan mendorong penyelesaian awal masalah Palestina secara komprehensif dan tepat melalui cara-cara politik, sehingga kekhawatiran semua pihak dapat terjamin”.

"China akan terus melakukan upaya yang tak kenal lelah dalam hal ini bersama komunitas internasional," katanya.

Di lain pihak, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menegaskan bahwa Hamas merupakan kelompok teroris dan negaranya bakal terus membela Israel.


Perang Israel dan Hamas, Pemerintah Indonesia Siapkan Evakuasi WNI di Gaza

Gedung Pancasila
Ilustrasi Kemlu RI menyiapkan rencana kontigensi untuk evakuasi WNI dari perang Israel dan Hamas. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Menilai situasi perang Israel Hamas tersebut, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyatakan Pemerintah Indonesia memutuskan untuk melakukan proses evakuasi terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) di Palestina.

"Terkait dengan kondisi WNI, Pemerintah Indonesia telah menyusun rencana kontigensi evakuasi WNI dengan beberapa skenario situasi. Saat ini Pemerintah, melalui KBRI Amman, KBRI Beirut dan KBRI Kairo sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengevakuasi WNI yang berada di wilayah Palestina, khususnya 10 orang WNI yang berada di Jalur Gaza," ujar Juru Bicara Kemlu RI Lalu Muhammad Iqbal, dalam pernyataan tertulisnya yang dikutip Selasa (10/10/2023).

Sebelumnya, Kemlu RI menyatakan WNI untuk menunda perjalanan baik ke Palestina maupun ke Israel lalu mengimbau mereka yang berada di wilayah Palestina maupun Israel segera meninggalkan wilayah tersebut.

"Fokus Pemerintah Indonesia saat ini adalah situasi kemanusiaan, khususnya bagaimana mendorong upaya menghentikan eskalasi kekerasan dan menghindari jatuhnya lebih banyak korban sipil," tutur Iqbal.

Iqbal mengatakan, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI terus berkomunikasi dengan sejumlah negara dan organisasi internasional dalam rangka mengupayakan penghentian kekerasan.

"Pada tanggal 9 Oktober lalu, Menlu RI juga membahas hal ini dengan Menlu Brazil yang saat ini sedang menjadi Presiden Dewan Keamanan PBB," ungkap mantan Dubes RI untuk Ankara tersebut.

Infografis Perang Hamas Vs Israel Kembali Berkecamuk. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Perang Hamas Vs Israel Kembali Berkecamuk. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya