Ratusan Ribu Rakyat Jerman Demonstrasi Menentang Sayap Kanan Ekstrem

Apa yang melatarbelakangi demonstrasi ini? Berikut selengkapnya.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 03 Feb 2025, 08:46 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2025, 08:46 WIB
Para pengunjuk rasa memegang poster berdiri di depan Reichstag (gedung parlemen Jerman) di Berlin selama demonstrasi pada Minggu, (2/2/2025).
Para pengunjuk rasa memegang poster berdiri di depan Reichstag (gedung parlemen Jerman) di Berlin selama demonstrasi pada Minggu, (2/2/2025). (Dok. SebastianChristoph Gollnow/dpa via AP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Berlin - Setidaknya 160.000 demonstran, menurut polisi, berkumpul di Berlin, Jerman, pada Minggu (2/2/2025). Mereka memprotes upaya mengejutkan dari kalangan konservatif Jerman yang mendekatkan diri dengan sayap kanan ekstrem.

Penyelenggara menyebutkan bahwa sekitar 200.000 orang ikut serta dalam unjuk rasa tersebut. Mereka mengecam pelanggaran yang dilakukan oleh Uni Demokrat Kristen (CDU), yang melanggar kesepakatan tak tertulis yang telah ada sejak Perang Dunia II, yaitu larangan bekerja sama dengan kelompok sayap kanan di tingkat nasional.

Unjuk rasa dimulai tepat di luar Bundestag, gedung parlemen Jerman. Beberapa demonstran kemudian meneriakkan slogan seperti "Shame on you CDU" sebelum melanjutkan aksi mereka menuju markas partai tersebut.

Beberapa demonstran menuduh CDU dan pemimpinnya, Friedrich Merz, menjalin "perjanjian dengan iblis" dengan mencari dukungan dari Alternative for Germany (AfD), partai sayap kanan ekstrem, untuk meloloskan rancangan undang-undang anti-imigrasi. Tuduhan ini mencerminkan kekecewaan terhadap langkah CDU yang dianggap mengorbankan prinsip-prinsip demokrasi demi keuntungan politik.

"Kami ingin membuat suara sebanyak mungkin untuk menyerukan kepada partai-partai yang mengklaim diri mereka 'demokrat' agar melindungi demokrasi ini," kata Anna Schwarz, salah satu peserta unjuk rasa, kepada AFP.

Perempuan berusia 34 tahun itu menjelaskan dia bergabung dalam unjuk rasa politik untuk pertama kalinya karena "kita tidak bisa lagi berpangku tangan, ini sudah terlalu serius."

Upaya kampanye CDU untuk mendapatkan dukungan AfD di parlemen minggu lalu memicu kemarahan yang meluas di Jerman, hanya kurang dari sebulan sebelum pemilu federal pada 23 Februari. Tindakan ini, yang dilakukan oleh Merz —calon terdepan dalam pemilihan tersebut— telah merusak "dinding pemisah" yang sudah lama ada, yang dibentuk setelah kekejaman yang dilakukan Nazi Jerman.

Dalam pemilu federal Jerman, pemilih memilih anggota Bundestag, parlemen federal Jerman. Pemilu ini menentukan komposisi Bundestag dan secara tidak langsung pemilihan kanselir (kepala pemerintahan) Jerman.

'Mengerikan'

Para pengunjuk rasa memegang poster berdiri di depan Reichstag (gedung parlemen Jerman) di Berlin selama demonstrasi pada Minggu, (2/2/2025).
Para pengunjuk rasa memegang poster berdiri di depan Reichstag (gedung parlemen Jerman) di Berlin selama demonstrasi pada Minggu, (2/2/2025). (Dok. SebastianChristoph Gollnow/dpa via AP)... Selengkapnya

CDU dan AfD berhasil meloloskan resolusi yang tidak mengikat pada Rabu (29/1) yang berusaha menghalangi pengungsi tanpa dokumen di perbatasan, termasuk pencari suaka.

Pada Jumat (31/1), mereka gagal meloloskan undang-undang yang kontroversial untuk lebih membatasi imigrasi. Namun, tabu sudah dilanggar.

"Pada Jumat, saya sangat gugup, saya menghabiskan hari itu menonton perdebatan di Bundestag bersama teman-teman. Melihat langsung bagaimana CDU berbicara dan AfD bertepuk tangan, itu mengerikan," tutur Oez, yang tidak memberikan nama lengkapnya.

Perempuan berusia 33 tahun itu mengaku merasa terhibur dengan banyaknya warga Berlin yang berunjuk rasa.

"Hari ini, kita perlu menunjukkan bahwa ada lebih banyak dari kami yang membela demokrasi dibandingkan dengan mereka," ujarnya.

Merz meluncurkan upaya besar-besaran untuk memberantas imigrasi setelah polisi menangkap seorang pria Afganistan menyusul serangan pisau mematikan minggu lalu terhadap sekelompok anak-anak taman kanak-kanak.

"Dia ingin menghapuskan norma yang melarang kerja sama dengan ekstremis kanan dalam satu langkah besar," sebut NGO kiri Campact, yang juga merupakan penyelenggara protes di Berlin.

Pada Sabtu, lebih dari 220.000 orang -menurut angka yang dihimpun oleh penyiar publik ARD- berbaris di kota-kota di seluruh negeri, termasuk Hamburg, Leipzig, Cologne, dan Stuttgart. Serikat pekerja, masyarakat sipil, kelompok hak asasi manusia, gereja, dan aktivis lingkungan hidup adalah di antara mereka yang turut serta dalam unjuk rasa tersebut.

Kanselir Olaf Scholz, yang berhaluan tengah-kiri, telah memperingatkan bahwa partai konservatif dan sayap kanan ekstrem bisa segera bergabung untuk memerintah Jerman, mirip dengan yang sudah terjadi di negara-negara lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya