Update Perang Israel-Hamas: Ratusan Warga Asing dan WN Palestina Terluka Keluar Gaza Via Perbatasan Rafah, Hamas Bebaskan 4 Sandera

Ratusan warga negara asing dan puluhan warga Palestina yang terluka parah telah diizinkan meninggalkan Gaza untuk pertama kalinya via perbatasan Rafah ke Mesir. Hamas juga bebaskan 4 sandera.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 02 Nov 2023, 07:07 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2023, 07:07 WIB
Warga Palestina menunggu untuk menyeberang ke Mesir via Perbatasan Rafah, Jalur Gaza, pada Rabu, 1 November 2023. (AP Photo/Fatima Shbair)
Warga Palestina menunggu untuk menyeberang ke Mesir via Perbatasan Rafah, Jalur Gaza, pada Rabu, 1 November 2023. (AP Photo/Fatima Shbair)

Liputan6.com, Gaza - Update perang Israel dan Hamas adalah pembukaan perbatasan Rafah.

Mengutip Associated Press, Kamis (2/11/2023), ratusan warga negara asing dan puluhan warga Palestina yang terluka parah telah diizinkan meninggalkan Gaza untuk pertama kalinya sejak perang Israel-Hamas dimulai lebih dari tiga minggu lalu. Keberangkatan mereka melalui penyeberangan Rafah ke Mesir menyusul pembebasan empat sandera oleh Hamas dan penyelamatan seorang tentara Israel.

Pembukaan perbatasan Rafah terjadi ketika pasukan Israel maju lebih jauh ke Gaza dan serangan udara pada Rabu 1 November menghantam kamp pengungsi untuk kedua kalinya dalam beberapa hari.

Layanan komunikasi dan internet secara bertahap dipulihkan setelah pemadaman besar kedua dalam lima hari, menurut Paltel, penyedia telekomunikasi utama.

Badan-badan bantuan kemanusiaan telah memperingatkan bahwa pemadaman listrik seperti itu sangat mengganggu pekerjaan mereka dalam situasi yang sudah mengerikan di Gaza.

Korban tewas warga Palestina dalam perang Israel dan Hamas telah mencapai 8.805 orang, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza. Di Tepi Barat yang diduduki, 130 warga Palestina tewas dalam kekerasan dan serangan Israel.

Adapun lebih dari 1.400 orang di Israel telah terbunuh, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil yang terbunuh dalam serangan awal Hamas pada 7 Oktober yang mengawali pertempuran tersebut.

Selain itu, sekitar 240 sandera dibawa dari Israel ke Gaza oleh kelompok militan tersebut. Salah satu tawanan, seorang tentara wanita Israel, berhasil diselamatkan dalam operasi pasukan khusus.

 

Sejumlah Negara Asing Umumkan Evakuasi Warganya

Perbatasan Rafah Dibuka untuk Evakuasi
Belum dipastikan berapa lama waktu perbatasan Rafah dibuka untuk evakuasi. (Mohammed ABED/AFP)

 

Sejumlah negara telah mengumumkan evakuasi kelompok pertama warganya dari Gaza ke Mesir melalui penyeberangan Rafah.

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatakan 20 warga Australia, bersama dengan tiga orang yang merupakan penduduk tetap atau anggota keluarga dekat seorang warga negara, telah dievakuasi pada hari Rabu melalui penyeberangan. Namun Asisten Menteri Luar Negeri Australia Tim Watts mengatakan 65 warga negara, penduduk dan kerabat dekat belum dievakuasi.

“Kami terus mendorong mereka agar dapat melintasi penyeberangan Rafah secepatnya," ujar Tim Watts.

Sementara itu, Pemerintah Bulgaria juga mengumumkan 36 warga Bulgaria dan anggota keluarganya telah berhasil meninggalkan Gaza.

Menteri Luar Negeri Bulgaria Mariya Gabriel mengatakan evakuasi melalui penyeberangan Rafah dilaksanakan “dalam situasi yang kompleks dan sangat dinamis” dan semua warga negara Bulgaria dalam kelompok pertama yang diizinkan meninggalkan Jalur Gaza “dalam kondisi baik.”

Sebelumnya pada hari Rabu, Perancis, Inggris dan Amerika mengumumkan warga negara mereka yang pertama dapat mengevakuasi Gaza melalui penyeberangan Rafah.

 

Joe Biden Puji Upaya Evakuasi Warga Asing dan yang Terluka Keluar Gaza

Perbatasan Rafah Dibuka untuk Evakuasi
Perbatasan Rafah yang menghubungkan Gaza dan Mesir akhirnya dibuka untuk pertama kalinya sejak perang meletus pada 7 Oktober 2023 lalu. (Mohammed ABED/AFP)

Presiden Joe Biden memuji mitra regional atas bantuan mereka dalam membuka jalan bagi sejumlah warga Palestina yang terluka dan warga negara asing, termasuk beberapa warga negara AS, untuk melarikan diri dari Gaza.

"Saya pribadi menghabiskan banyak waktu untuk berbicara dengan Perdana Menteri Netanyahu dari Israel dan Presiden Sissi dari Mesir dan lainnya, untuk memastikan bahwa kami dapat membuka akses ini bagi orang-orang untuk keluar,” kata Biden saat berkunjung ke Northfield, Minnesota pada hari Rabu.

“Saya ingin berterima kasih kepada mitra kami, khususnya Qatar, yang bekerja sangat erat dengan kami untuk mendukung negosiasi guna memfasilitasi keberangkatan warga negara ini.”

Biden mengatakan lebih banyak pekerjaan perlu dilakukan untuk “meningkatkan secara signifikan aliran bantuan kemanusiaan penting ke Gaza."

Biden menegaskan kembali bahwa dia mendukung hak Israel untuk membela diri “dengan cara yang konsisten dengan hukum kemanusiaan internasional." Namun dia juga mengakui penderitaan yang dialami warga Palestina selama operasi Israel.

Kita semua telah melihat gambaran yang menghancurkan dari Gaza,” kata Biden. “Anak-anak Palestina menangisi orang tua mereka yang hilang… menulis di tangan dan kaki mereka untuk identifikasi jika hal terburuk terjadi.”

Pengumuman Pembukaan Perbatasan Rafah

Perbatasan Rafah Dibuka untuk Evakuasi
Sejumlah laporan menyebutkan ada pemegang paspor dari 44 negara yang tinggal di wilayah Jalur Gaza. (Mohammed ABED/AFP)

Mengutip NPR.org, otoritas penyeberangan perbatasan Gaza, yang dijalankan oleh pemerintah Hamas di Gaza, mengumumkan pada Rabu 1 November pagi bahwa perbatasan Rafah akan terbuka bagi orang-orang yang terluka dan beberapa pemegang paspor asing untuk keluar dari wilayah tersebut.

Pihak berwenang kemudian menerbitkan daftar orang-orang yang dikatakan disetujui untuk keluar. Daftar tersebut mencakup nama dan informasi paspor dari hampir 500 orang asing, sebagian besar dari mereka adalah warga negara dari delapan negara atau yang terkait dengan LSM.

Daftar warga negara asing tersebut mungkin tidak lengkap dan akan bertambah lagi.

Orang-orang yang meninggalkan Gaza pada hari Rabu mengatakan kepada NPR bahwa itu adalah kesempatan untuk melarikan diri dari pemboman yang terus-menerus dan krisis kemanusiaan yang terus berkembang.

"Sejujurnya, ini bukan perasaan yang luar biasa. Memang tidak enak," kata Jamila Muhaisen, warga negara Bulgaria berusia 24 tahun. "Saya punya keluarga di sini. Saya punya teman di sini. Tidak baik meninggalkan kota yang tengah perang begitu saja."​

Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya