Menhan AS Minta Maaf ke Biden dan Rakyat Lantaran Rahasiakan Penyakit Kanker Prostat

Tindakan Menhan Lloyd Austin menimbulkan pertanyaan besar tentang transparansi dan komunikasi dalam pemerintahan Joe Biden.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 02 Feb 2024, 13:01 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2024, 13:01 WIB
Presiden AS Joe Biden dan Menhan AS Lloyd Austin
Menteri Pertahanan Lloyd Austin mendengarkan Presiden AS Joe Biden berbicara sebelum menandatangani Perintah Eksekutif yang membatalkan larangan bagi transgender untuk masuk militer AS pada era Donald Trump di Kantor Oval Gedung Putih, Washington, Senin (25/1/2021). (AP Photo/Evan Vucci)

Liputan6.com, Washington, DC - Lloyd Austin pada Kamis (1/2/2024) mengakui dia salah menangani komunikasi seputar pengobatan kanker prostatnya. Untuk itu, menteri pertahanan Amerika Serikat tersebut meminta maaf kepada rekan-rekannya dan masyarakat AS.

Itu merupakan konferensi pers pertama Austin sejak kembali aktif bekerja.

"Saya ingin menjelaskan sejelas-jelasnya: Kami tidak menangani masalah ini dengan benar. Dan saya tidak menanganinya dengan benar. Saya seharusnya memberi tahu presiden tentang diagnosis kanker saya. Saya seharusnya juga memberi tahu tim saya dan publik AS dan saya bertanggung jawab penuh," kata Austin, seperti dilansir CNN, Jumat (2/2). "Saya meminta maaf kepada rekan satu tim saya dan rakyat AS."

Austin, yang memasuki ruang pengarahan Pentagon pada Kamis dengan terlihat pincang, menekankan bahwa tidak ada gangguan dalam rantai komando militer. Dia juga mengatakan berita tentang diagnosisnya mengejutkan dirinya dan naluri pertamanya adalah merahasiakannya.

"Saya telah meminta maaf secara langsung kepada Presiden Joe Biden dan saya sampaikan kepadanya saya sangat menyesal karena tidak segera memberi tahu dia bahwa saya menerima diagnosis yang parah dan sedang menjalani perawatan," kata Austin, seraya menambahkan Biden meresponsnya dengan baik.

Rawat inap Austin yang tidak diumumkan sebelumnya, yang tidak diungkapkan kepada media atau Biden dan pejabat senior pemerintahan lainnya selama berhari-hari, menimbulkan pertanyaan besar tentang transparansi dan komunikasi dalam pemerintahan Biden. Partai Republik sangat kritis terhadap cara Pentagon menangani penyakit Austin dan Komite Angkatan Bersenjata DPR telah memintanya untuk memberikan kesaksian tentang kegagalan komunikasi ini.

Alasan Austin

Lloyd Austin
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin. (Dok: AP Photo/Pablo Martinez Monsivais)

Austin terakhir kali menjawab pertanyaan dari media lebih dari satu bulan lalu, tepatnya 20 Desember ketika dia mengunjungi USS Gerald R. Ford, kapal induk yang beroperasi di Laut Mediterania bagian timur. Dua hari kemudian setelah kembali ke AS, Austin menjalani operasi untuk mengobati diagnosis kanker prostatnya, prosedur yang memerlukan anestesi umum dan rawat inap semalam.

Operasi dan rawat inap yang dilakukannya, serta diagnosisnya menderita kanker prostat pada awal Desember, tidak diungkapkan kepada presiden dan pejabat senior pemerintahan hingga setelah Tahun Baru ketika dia dirawat di rumah sakit untuk kedua kalinya karena komplikasi dari operasi tersebut.

Austin dibawa ke rumah sakit dengan ambulans pada Hari Tahun Baru, di mana rekaman audio panggilan 911 mengungkapkan seorang ajudan meminta petugas operator agar ambulans tidak menyalakan lampu dan sirene. Austin, mengklaim pada Kamis bahwa dia tidak mengarahkan ajudannya untuk melakukan apa pun selain memanggil ambulans.

Menhan AS itu dirawat di rumah sakit selama dua minggu dan pulang pada 15 Januari. Dia kemudian bekerja dari rumah hingga Senin (29/1), ketika dia kembali Pentagon dan melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.

Saat itu, Austin berkata, "Saya merasa baik-baik saja dan pulih dengan baik, namun masih dalam tahap penyembuhan."

Biden mengakui pada awal bulan ini bahwa kegagalan Austin memberi tahunya tentang rawat inapnya adalah kesalahan penilaian.

Saat ditanya pada Kamis mengapa menurutnya pantas untuk tidak memberi tahu Biden tentang diagnosisnya, Austin mengatakan dia belum memutuskan menjalani prosedur pada 22 Desember untuk mengobati kanker prostatnya sampai sangat dekat dengan prosedur yang dilakukan.

"Dalam hal memberi tahu presiden, sekali lagi, saya akui adalah suatu kesalahan jika tidak membicarakan hal itu dengannya sejak dini. Saat Anda menjadi presiden AS, Anda punya banyak hal yang harus ditangani. Jadi memasukkan urusan pribadi saya ... saya merasa itu bukan hal yang harus saya lakukan saat itu," tutur Austin.

Bagaimanapun, Austin menggarisbawahi dia tidak pernah mengarahkan siapa pun untuk merahasiakan rawat inap yang dialaminya.

Pesan Austin

Ilustrasi kanker prostat
Ilustrasi kanker prostat. (Photo Copyright by Freepik)

Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan AS meluncurkan penyelidikan untuk mengetahui apakah Pentagon memiliki kebijakan yang tepat untuk memastikan pengalihan atau kekuasaan dan tugas yang efektif.​

Sementara itu, Sekretaris Pers Pentagon Mayjen Pat Ryder mengatakan pada Januari bahwa kepala staf Austin, Kelly Magsamen, menderita flu pada saat Austin dirawat di rumah sakit. Itulah sebabnya dia tidak dapat memberi tahu Gedung Putih dan pejabat lainnya.

Adapun Austin mengungkapkan pada Kamis bahwa Magsamen belum menawarkan pengunduran dirinya.

Austin menuturkan pula pada Kamis bahwa dengan tidak mengungkapkan diagnosisnya, dia kehilangan kesempatan untuk menyampaikan pesan tentang masalah kesehatan masyarakat yang penting.

"Satu dari delapan pria AS akan terkena kanker prostat, satu dari enam pria kulit hitam akan terkena kanker," kata Austin. "Jadi, saya di sini memberikan pesan yang jelas kepada pria lain, terutama pria yang lebih tua: lakukan pemeriksaan, lakukan pemeriksaan rutin."

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya