Liputan6.com, Brussels - Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO (North Atlantic Treaty Organization) Jens Stoltenberg pada Sabtu (24/2) mendesak Ukraina dan sekutunya untuk tidak “berkecil hati” ketika Presiden Rusia Vladimir Putin terus melakukan penyerangan berdarah dalam dua tahun terakhir.
"Situasi di medan perang masih sangat serius. Tujuan Presiden Vladimir Putin untuk mendominasi Ukraina tidak berubah, dan tidak ada indikasi bahwa ia sedang menyiapkan perdamaian," kata Stoltenberg dalam rekaman untuk merayakan ulang tahun kedua invasi tersebut, dikutip dari VOA Indonesia, Senin (26/2/2024).
Baca Juga
“Namun kita tidak boleh berkecil hati. Ukraina telah menunjukkan keterampilan luar biasa dan tekad yang kuat berulang kali.”
Advertisement
Peringatan kedua invasi tersebut terjadi ketika pasukan Ukraina yang kalah dalam persenjataan berjuang untuk mempertahankan garis depan dan keraguan muncul mengenai dukungan dari Amerika Serikat (AS) pada masa mendatang.
Stoltenberg merujuk pada janji bantuan militer baru-baru ini dari negara-negara NATO yang bernilai miliaran dolar.
“(Bantuan tersebut) meliputi kemampuan-kemampuan kunci, seperti amunisi artileri, pertahanan udara, dan kapal tempur. Serta peralatan dan suku cadang F-16, drone, dan peralatan ranjau.
"Dukungan lebih lanjut akan diberikan.”
NATO Makin Dekat dengan Ukraina
Stoltenberg mengatakan, Putin memulai perangnya untuk menutup pintu keanggotaan NATO di Kyiv.
“Namun, ia malah mencapai hal yang sebaliknya: Ukraina sekarang lebih dekat dengan NATO dibandingkan sebelumnya,” katanya.
"Ukraina akan bergabung dengan NATO. Ini bukan soal apakah, tapi kapan. Saat kami mempersiapkan Anda untuk hari itu, NATO akan terus mendukung Ukraina. Demi keamanan Anda, dan demi keamanan kami."
Advertisement