Menlu Retno Ungkap 3 Langkah Ini Perlu Dilakukan untuk Dorong Inovasi Digital di Asia Pasifik

Hal tersebut disampaikan Menlu Retno dalam Sidang Komisi ke-80 UNESCAP di Bangkok, Thailand, pada Senin (22/4/2024).

oleh Khairisa Ferida diperbarui 23 Apr 2024, 11:37 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2024, 21:04 WIB
retno
Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Bangkok - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi melawat ke Bangkok, Thailand, untuk menghadiri Sidang Komisi ke-80 UN-Economic and Social Commission for Asia Pacific atau UNESCAP pada Senin (22/4/2024).

Sidang Komisi ke-80 UNESCAP kali ini bersifat strategis dengan mengangkat tema "Leveraging Digital Innovation for Sustainable Development in Asia and the Pacific".

Di dalam pernyataan nasional Indonesia, Menlu Retno menyampaikan sejumlah poin antara lain bahwa Asia Pasifik saat ini memimpin dunia untuk transformasi digital dengan adanya percepatan transformasi hingga 10 tahun yang terdorong karena Pandemi COVID-19.

"Saya juga menyampaikan bahwa perkembangan positif ini seharusnya menjadi ‘golden ticket’ kita untuk menjadi yang terdepan dalam pencapaian sustainable development di tingkat global. Internet economy Asia Tenggara sendiri diproyeksi oleh World Economic Forum mencapai 1 triliun dolar pada 2030. Namun, saya juga menyampaikan adanya paradoks yang terjadi di kawasan. Laporan PBB mencatat adanya keterlambatan kawasan Asia Pasifik untuk capai SDG sampai 32 tahun hingga tahun 2062 akibat Pandemi COVID-19 dan konflik di berbagai belahan dunia," tutur Menlu Retno seperti dikutip dari pernyataan tertulisnya.

"Untuk itu, Indonesia mengedepankan pentingnya inovasi digital untuk mengatasi paradoks ini, yang akan diwujudkan melalui pengembangan digital dalam aspek pemerintahan, ekonomi dan masyarakat."

Sejalan dengan hal tersebut, untuk kawasan Asia Pasifik, Menlu Retno menyampaikan tiga langkah kerja sama dalam kerangka UNESCAP, khususnya untuk mendorong inovasi digital secara inklusif di kawasan dalam mencapai target-target SDG. 

"Pertama, pengembangan roadmap digital terintegrasi. Lanskap digital di kawasan Asia Pasifik saat ini sangat terpecah. Perbedaan kesiapan nasional dan regional serta kapasitas regulasi menciptakan halangan dalam mencapai inovasi digital regional. Untuk itu, Asia Pasifik perlu mengembangkan roadmap pengembangan digital untuk fasilitasi pertukaran teknologi & kebijakan, menjaring potensi negara-negara, serta mengharmonisasikan inisiatif yang ada di kawasan saat ini seperti di ASEAN dan APEC," beber Menlu Retno.

Kedua, mempromosikan inklusivitas digital untuk menjembatani digital divide.

"Saya menggarisbawahi adanya gender gap penggunaan internet di kawasan. Pengguna internet perempuan jumlahnya lebih sedikit dari pengguna internet laki-laki. Gap-nya mencapai 264 juta jiwa atau sekitar 6 persen. Selain itu, kualitas internet juga tidak merata dan ada juga gap akses internet antara wilayah pedesaan dan terpencil dengan wilayah perkotaan," jelas Menlu Retno.

"Untuk itu, kita perlu melakukan berbagai inovasi digital yang inklusif, termasuk dengan berinvestasi di berbagai financial technology (fintech) dan start-up yang dipimpin oleh perempuan, mendorong peningkatan infrastruktur digital, dan memperluas akses untuk pelatihan digital literacy."

Langkah ketiga adalah memastikan penggunaan transformative technologies untuk menjaga perdamaian dan kesejahteraan.

"Saya sampaikan bahwa emerging technologies seperti AI telah memberi warna baru pada hubungan antara teknologi dan geopolitik. Pengunaannya dapat menjadi force for good atau sebaliknya menjadi niat jahat yang dapat memperdalam rivalitas global. Oleh karena itu, saya tekankan pentingnya regional governance untuk cegah penggunaan yang salah dan memastikan kontribusi teknologi untuk pengembangan ekonomi berkelanjutan yang pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat," ungkap Menlu Retno.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tidak Hanya Bicara

retno
Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sidang Komisi ke-80, sebut Menlu Retno, menjadi momentum kerja sama negara-negara di kawasan Asia Pasifik untuk mendorong pemanfaatan inovasi digital guna akselerasi implementasi "Agenda for Sustainable Development 2030".

"Indonesia selalu berperan aktif dalam mendorong pemajuan isu-isu pembangunan dalam pertemuan UNESCAP," ujar menlu perempuan pertama Indonesia itu.

"Dan tahun ini, Indonesia menginisiasi dan menjadi tuan rumah side event dengan tema 'Accelerating Ocean-Based Climate Action' yang akan diselenggarakan pada 24 April 2024."


Lanjut ke Vietnam

retno
Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Di sela-sela Sidang Komisi ke-80 UNESCAP, Menlu Retno juga melakukan pertemuan bilateral dengan Executive Secretary UNESCAP Armida Alisjahbana dari Indonesia. Fokus utama keduanya membicarakan kerja sama dan dukungan UNESCAP untuk inisiatif Indonesia seperti Ocean Policy Dialogue; World Water Forum ke-10; serta mendorong kerja sama ASEAN-UNESCAP dalam kerangka ASEAN Outlook on Indo-Pacific.

"Saya juga melakukan pertemuan dengan Menlu Mongolia Battsetseg Batmunkh dan secara sekilas membahas kondisi atau bagaimana upaya perkuat hubungan bilateral kita," kata Menlu Retno.

Selepas dari Bangkok, pada Senin sore, Menlu Retno bertolak ke Hanoi, Vietnam, untuk menghadiri ASEAN Future Forum dan memimpin Joint Commission on Bilateral Cooperation (JCBC) antara Indonesia dan Vietnam.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya