5 Galaksi Tua yang Berhasil Ditemukan Astronom

Galaksi GN-z11 ditemukan pada 2016 dan dikenal sebagai galaksi tertua dan paling jauh di alam semesta hingga saat ini.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 24 Apr 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2024, 05:00 WIB
tata surya
Tata surya adalah sistem yang mengorbit pusat Galaksi Bima Sakti.

Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan berhasil menemukan lima galaksi tua di alam semesta. Galaksi-galaksi ini diperkirakan berusia 300 hingga 500 juta tahun setelah fenomena Big Bang terjadi.

Kelima Telescope (JWST) dan dipublikasikan melalui jurnal Nature Astronomy pada 4 April 2023 lalu. Dikutip dari laman Live Science pada Selasa (23/04/2024), lima galaksi ini disebut sebagai yang terjauh yang pernah dilihat dari bumi, yakni sekitar 13 miliar tahun cahaya.

Berikut lima galaksi tua yang berhasil ditemukan astronom.

1. GN-z11

Galaksi GN-z11 ditemukan pada 2016 dan dikenal sebagai galaksi tertua dan paling jauh di alam semesta hingga saat ini. Galaksi itu ditemukan pada survei Cosmic Assembly Near-infrared Deep Extragalactic Legacy Survey (CANDELS) dan Great Observatories Origins Deep Survey-North (GOODS-North) dan ditemukan di konstelasi Ursa Major.

Galaksi GN-z11, yang terletak 13,4 miliar tahun cahaya dari Bumi, adalah galaksi terjauh yang pernah diamati. Galaksi ini terbentuk hanya 300 juta tahun setelah Big Bang.

Penemuan salah satu galaksi tua ini memberikan wawasan tentang bagaimana galaksi pertama terbentuk. Para astronom mempelajari GN-z11 menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble dan Teleskop Luar Angkasa Spitzer.

Mereka menemukan bahwa galaksi ini penuh dengan bintang muda dan panas.

 

EGS-zs8-1

2. EGS-zs8-1

Galaksi EGS-zs8-1 ditemukan pada 2015, yang saat itu menjadikannya sebagai galaksi tertua di alam semesta yang dapat diamati. Galaksi ini diperkirakan berusia 13,13 miliar tahun dan terbentuk 670 juta tahun setelah Big Bang.

Sebenarnya, galaksi ini pertama kali ditemukan oleh astronom berwarna Pascal Oesch pada 2013 dengan mengamati gambar Hubble Space Telescope. Kemudian, Oesch mengonfirmasi penemuannya menggunakan Spitzer Space Telescope dan mengumumkan penemuannya pada Mei 2015.

3. SXDF-NB1006-2

Galaksi SXDF-NB1006-2 ditemukan pada 2012 oleh para ilmuwan menggunakan teleskop Subaru dan Keck. Pada saat penemuannya, SXDF-NB1006-2 diketahui sebagai galaksi tertua di alam semesta.

Umurnya 12,91 miliar tahun dan mulai terbentuk sekitar 800 juta tahun setelah Big Bang. Para ilmuwan telah mendeteksi keberadaan oksigen di galaksi ini pada 2016.

Namun, oksigen ini ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil, sepuluh kali lebih sedikit daripada di Matahari. Kelimpahan oksigen yang kecil ini diperkirakan karena saat itu usia alam semesta masih muda.

z8_GND_5296

4. z8_GND_5296

Galaksi berlabel z8_GND_5296 ditemukan pada 2013 oleh tim astronom yang dipimpin oleh Dr. Steven Willner dari Center Harvard-Smithsonian for Astrophysics. Pada saat itu hingga awal 2015, galaksi ini menjadi galaksi tertua dan paling jauh yang pernah ditemukan, yang diperkirakan terbentuk sekitar 13,1 miliar tahun lalu dan ditemukan menggunakan Multi-Object Spectrometer for Infra-Red Exploration (MOSFIRE) di W.M. Keck Observatory, Hawaii.

Pada 2013, MOSFIRE merupakan teknologi yang paling baru dan terkenal karena lebih sensitif daripada instrumen lain pada saat itu dan kemampuannya untuk mendeteksi cahaya inframerah dari beberapa objek sekaligus.

5. EGSY8p7

Saat pertama kali ditemukan pada 2015, Galaksi EGSY8p7 menjadi objek tertua dan paling jauh yang dikenal di alam semesta. Kala itu, diketahui bahwa galaksi ini berusia 13,2 miliar tahun dan terbentuk sekitar 570 juta tahun setelah Big Bang.

Pascal Oesch, salah satu orang yang menemukan galaksi ini, menggunakan WM Keck Observatory untuk menemukan EGSY8p7. Tim peneliti menggunakan spektograf inframerah MOSFIRE untuk menentukan usia galaksi dengan mendeteksi garis emisi Lyman-alpha.

Deteksi emisi Lyman-alpha pada jarak yang sangat jauh sebenarnya merupakan hal yang tidak terduga karena mudah diserap oleh banyak atom hidrogen yang diperkirakan meliputi ruang antara galaksi pada awal alam semesta. Hasilnya memberikan wawasan baru tentang reionisasi kosmik, yaitu proses saat awan gelap hidrogen dipecah menjadi proton dan elektron penyusunnya oleh generasi pertama galaksi.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya