5 Fakta Menarik Lucy, Penjelajah Asteroid

Berikut fakta menarik misi Lucy penjelajah asteroid alam semesta.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 01 Jun 2024, 01:00 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2024, 01:00 WIB
Ilustrasi Asteroid
Ilustrasi artis tentang asteroid yang berpotensi berbahaya menuju Bumi. (Kredit: ESA)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA mengoperasikan banyak wahana antariksa. Tujuannya untuk mendapat lebih banyak informasi mengenai luar angkasa.

Salah satu wahana antariksa yang dioperasikan adalah Lucy. Dikutip dari laman resmi NASA pada Kamis (30/05/2024), wahana antariksa Lucy meninggalkan bumi pada 16 Oktober 2021.

Wahana yang dibangun sejak 2014 ini diluncurkan dengan roket Atlas V milik United Launch Alliance (ULA). Wahana antariksa Lucy lepas landas dari Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral, Florida, dengan misi utama menjelajahi asteroid Trojan.

Penjelajahan Lucy dipimpin oleh Harold “Hal” Levison dari Southwest Research Institute di Boulder, Colorado. Berikut fakta menarik misi Lucy penjelajah asteroid alam semesta.

1. Asal Nama Lucy

Nama Lucy terinspirasi dari fosil manusia di Afrika. Lucy merupakan sebutan bagi sebuah fosil Australopithecus afarensis yang berada di wilayah Segitiga Afar, Etiopia.

Fosil ini ditemukan oleh seorang paleoantropologi bernama Doland Johanson, Yves Coppens dan Maurice Taeib, pada 1974. Fosil Lucy diyakini sebagai representasi terbaik diantara hominid Australopithecus afarensis lainnya.

Menariknya, fosil Lucy ternyata terinspirasi dari lagu The Beatles bertajuk Lucy in The Sky of Diamond.

2. Akan Mengungkap Asal-usul Tata Surya

Lucy merupakan wahana antariksa pertama yang memiliki misi untuk mempelajari asteroid-asteroid Trojan. Berada dalam lintasan yang sama dengan planet Jupiter, Trojan bisa dibilang merupakan sisa-sisa dari pembentukan tata surya.

Terutama setelah pembentukan planet-planet raksasa seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Lucy akan mengunjungi delapan asteroid.

Tujuh asteroid Trojan, satu diantaranya merupakan satelit alami, dan satu asteroid yang berada di sabuk utama antara Mars dan Jupiter, bernama Donald Johanson. Berbeda dengan tujuan mengunjungi asteroid-asteroid Trojan, kunjungan pada asteroid Donald Johanson lebih ditujukkan untuk menghargai penemu fosil Lucy.

 

Beroperasi 12 Tahun

3. Akan Beroperasi 12 Tahun

Lucy dijadwalkan menjalani misi selama 12 tahun. Setelah menerima bantuan percepatan dari gravitasi bumi, wahana ini direncanakan mencapai destinasi pertamanya, yakni asteroid Donald Johanson, pada April 2025.

Pada 2027, Lucy akan mencapai kelompok asteroid pertama Trojan di bagian depan Jupiter (Euybates dan Queta, Polymele, Leucus, dan Orus). Setelah menjelajahi kelima asteroid tersebut, Lucy kembali mendekati bumi pada 2031.

Hal ini bertujuan untuk menerima bantuan percepatan gravitasi menuju kelompok kedua Trojan di belakang Jupiter (Patroclus dan Manoetius), yang diperkirakan sampai pada 2033.

Dalam 12 tahun yang akan datang, Lucy akan menjadi wahana antariksa yang mengunjungi paling banyak asteroid.

4. Berkelana dengan Bekal Sinar Matahari

Tidak seperti wahana antariksa New Horizon yang didukung oleh radioisotope thermal generator (RTG), atau sejenis baterai nuklir. Perjalanan Lucy didukung oleh energi yang berasal dari panel surya.

Dengan panel surya yang membentang kurang lebih sejauh 7,3 meter di bagian kanan dan kirinya, Lucy dikabarkan menjadi wahana antariksa terjauh yang memanfaatkan tenaga surya, yakni 853 juta kilometer.

Meskipun panel surya ini dapat menyuplai tenaga sebesar 180.000 watts ketika masih berada dekat dengan bumi, panel surya ini hanya akan menyuplai tenaga sekitar 500 watts pada titik terjauhnya.

Hal ini setara dengan tenaga yang digunakan untuk sebuah mesin cuci. Tenaga tersebut ternyata sudah lebih dari cukup untuk menyuplai seluruh instrumen yang akan digunakan Lucy selama kunjungannya di berbagai asteroid.

5. Misi Tidak Akan Kembali Ke Bumi

Peluncuran Lucy akan menjadi saat-saat pertama dan terakhir Lucy di Bumi. Seperti sebagian besar wahana antariksa yang telah diluncurkan, Lucy juga tidak direncanakan untuk kembali ke Bumi.

Setelah menyelesaikan seluruh misi utamanya, Lucy akan mengorbit di antara dua awan asteroid Trojan setiap enam tahun sekali. Sebelum peluncuran Lucy, Harold Levison dan timnya telah memperhitungkan agar Lucy tidak akan berbenturan dengan Bumi atau mengkontaminasi planet dan satelit-satelit alami lainnya yang memiliki kemungkinan dihuni makhluk hidup dalam 100 ribu tahun ke depan.

Di masa depan, jika tidak ada manusia yang mengambil kembali Lucy sebagai kenang-kenangan. Wahana antariksa ini akan kehilangan kestabilan orbitnya, dan akan terlempar keluar oleh Jupiter.

Lucy bisa saja menuju matahari tau keluar dari tata surya Bima Sakti.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya