Teleskop James Webb Temukan Galaksi Berusia 13,8 Miliar Tahun

Penemuan ini menunjukkan adanya empat galaksi pertama yang sudah tertangkap teleskop James Webb sejauh ini.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 06 Jun 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2024, 03:00 WIB
Teleskop James Webb Abadikan Cincin Debu. Photo: NASA, ESA, CSA, STScI, JPL-Calte
Teleskop James Webb Abadikan Cincin Debu. Photo: NASA, ESA, CSA, STScI, JPL-Calte

Liputan6.com, Jakarta - Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) berhasil menangkap gambar sebuah galaksi yang diidentifikasi sebagai galaksi Maisie. Hasil analisis astronom menunjukkan bahwa galaksi tersebut merupakan salah satu galaksi tertua yang pernah ada.

Dikutip dari laman Space pada Selasa (04/06/2024), usia dari galaksi Maisie sekitar 13,8 miliar tahun. Artinya galaksi ini sudah terbentuk selama 390 juta tahun setelah Bing Bang.

Penemuan ini menunjukkan adanya empat galaksi pertama yang sudah tertangkap teleskop James Webb sejauh ini. Galaksi Maisie ini ditemukan oleh Finkelstein dalam data JWST.

Penemuan ini tepat pada ulang tahun kesembilan putrinya yang bernama Maisie. Saat itu, anaknya pun meminta Finkelstein untuk memberi nama galaksi menurut namanya.

Namun, Finkelstein mengatakan kepadanya bahwa tim ilmuwan tidak benar-benar diizinkan untuk melakukan itu. Tetapi karena mereka menemukannya di hari ulang tahun Maisie, maka Finkelstein juga secara spontan mulai menyebutnya galaksi Maisie.

Para astronom menggunakan cara pengukuran yang disebut dengan Redshift untuk menentukan jarak galaksi tua ini dari Bima Sakti. Metode ini menggunakan panjang gelombang cahaya yang berbeda.

Dalam kasus galaksi awal seperti galaksi Maisie, cahaya yang dihasilkan gelombangnya sudah berusia sekitar 10 miliar tahun sebelum tertangkap teleskop. Para astronom menduga galaksi Maisie telah mengalami pergeseran warna menjadi cahaya merah.

Beruntungnya, Teleskop Luar Angkasa James Webb mampu menangkapnya. Wujud galaksi Maisie akan dapat dengan mudah dibedakan dari galaksi lainnya di alam semesta saat ini, seperti galaksi Bima Sakti, karena ukurannya yang jauh lebih kecil.

Apabila dibandingkan dengan galaksi lain yang pernah tertangkap Teleskop Luar Angkasa James Webb, seperti galaksi CEERS 1019, CEERS 2782, dan CEERS 746, maka galaksi Maisie ini terlihat lebih menonjol. Selain itu, galaksi Maisie juga berbeda dari kebanyakan galaksi lainnya.

Sebab, dari hasil observasi, tampaknya galaksi ini dulunya melahirkan beberapa bintang baru ketika terjadi periode ledakan bintang atau Starbust. Ada juga kemungkinan bahwa dulunya galaksi Maisie adalah galaksi atau bintang yang memiliki warna benar-benar jauh lebih biru dari bintang lainnya yang lebih muda.

Galaksi Maisie juga diperkirakan memiliki wujud yang jauh lebih terang daripada yang diperkirakan para astronom pada awalnya. Saat ini, para astronom berusaha untuk terus memeriksa galaksi Maisie dengan fitur Mid-Infrared Instrument (MIRI) milik Teleskop Luar Angkasa James Webb.

Dengan begitu ia ingin menggali lebih mendalam mengenai informasi galaksi Maisie, seperti dengan menemukan unsur-unsur tertentu yang berguna untuk pengamatannya.

 

Galaksi Tua Lainnya

Sebelumnya, teleskop JWST berhasil menemukan dua galaksi tertua dengan perkiraan usia 330 juta tahun setelah Big Bang. Objek-objek kuno ini diperkirakan merupakan galaksi terjauh kedua dan keempat yang pernah terdeteksi berada sedikit di bawah galaksi paling awal yang diketahui, yakni JADES-GS-z13-0.

Galaksi terakhir sebelumnya terlihat oleh JWST sekitar 300 juta tahun pasca-Big Bang. Cahaya dari ketiga galaksi yang sangat tua ini menempuh perjalanan selama lebih dari 13 miliar tahun untuk mencapai lensa JWST.

Melansir laman Live Science pada Selasa (04/06/2024), Keberadaan galaksi ini pertama kali diprediksi oleh Albert Einstein. dalam studi di IOP Science, mendeteksi galaksi yang baru ditemukan di wilayah luar angkasa yang disebut Cluster Pandora, atau Abell 2744.

Objek ini merupakan sebuah cluster galaksi besar yang memiliki massa setara dengan 4 triliun matahari. Gugus galaksi adalah struktur paling masif di alam semesta yang terikat oleh gravitasi.

Namun, kedua galaksi kuno yang baru ditemukan ini tidak ditemukan di dalam gugus itu sendiri. Mereka ditemukan di belakangnya, berkat efek pembesaran alami yang disebut pelensaan gravitasi (gravitational lensing).

Pelensaan gravitasi terjadi ketika sebuah benda ultramasif membengkokkan ruang di sekitarnya, membelokkan, dan memperbesar cahaya yang lewat di dekatnya. Dalam pengamatan terbaru JWST, massa Gugus Pandora menciptakan lensa gravitasi yang cukup kuat untuk memperbesar cahaya kedua galaksi tersebut meskipun letaknya miliaran tahun cahaya di belakang Pandora.

Menurut para peneliti, pandangan yang diperbesar ini mengungkapkan bahwa kedua galaksi kuno tersebut tampak jauh lebih besar daripada galaksi lain yang diamati pada titik yang sama dalam sejarah kosmik. Faktanya, galaksi-galaksi tersebut cukup besar sehingga para peneliti dapat melihat bentuk-bentuk yang berbeda.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya