20 September 1932: Aksi Mogok Makan Mahatma Gandhi, Protes Inggris Soal Pemisahan Kasta di Sistem Pemilu India

Mahatma Gandhi merupakan tokoh perlawanan yang memiliki pengaruh kuat, bahkan hingga ke seluruh dunia.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 20 Sep 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2024, 06:00 WIB
7-6-1893: Aksi Protes Pertama Mahatma Gandhi
7 Juni 1893, Ghandi memutuskan untuk melawan ketidakadilan dan membela hak-haknya sebagai orang India, serta manusia (Wikipedia).

Liputan6.com, Pune - Sejarah mencatat Mohandas Karamchand Gandhi atau lebih dikenal sebagai Mahatma Gandhi memulai aksi mogok makan pada hari ini, 20 September 1932. Saat ia berada di dalam sel penjara Yerwada di Pune, India.

Hal itu dilakukannya sebagai bentuk protes atas keputusan pemerintah Inggris yang memisahkan sistem pemilihan umum India berdasarkan kasta.

Dilansir laman History, Mahatma Gandhi dikenal sebagai salah satu tokoh terbesar dalam sejarah India yang memperjuangkan kemerdekaan India dari penjajahan Inggris dengan metode perlawanan tanpa kekerasan atau Satyagraha.

Pada tahun 1920, konsep Satyagraha menjadikan Gandhi sebagai tokoh berpengaruh bagi jutaan pengikutnya yang tersebar hingga ke luar India.

Pria yang dijuluki sebagai "Bapak Bangsa" itu dipenjara oleh pemerintah Inggris pada tahun 1922-1924. Kejadian ini membuatnya menarik diri dari kegiatan politik selama periode tersebut.

Namun pada tahun 1930, ia kembali dengan kampanye pembangkangan baru. Hal ini pun memuat Gandhi kembali dipenjara walau hanya sebentar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Berulang Kali Dipenjara karena Perlawanannya

Dalam file foto tahun 1931 ini, menunjukkan saat Mahatma Gandhi tengah berbicara kepada warga di India. (AP Photo/James A. Mills, File)
Dalam file foto tahun 1931 ini, menunjukkan saat Mahatma Gandhi tengah berbicara kepada warga di India. (AP Photo/James A. Mills, File)

Setelah kembali ke India pada Januari 1932, Gandhi tidak membuang waktu untuk memulai kampanye pembangkangan sipil lainnya, yang membuatnya dipenjara lagi.

Delapan bulan kemudian, Gandhi mengumumkan bahwa ia akan memulai "puasa sampai mati" untuk memprotes dukungan Inggris terhadap konstitusi India yang baru, yang memberikan kelas terendah di negara itu — yang dikenal sebagai "kaum tak tersentuh".

Gandhi percaya bahwa hal ini akan secara permanen dan tidak adil memecah belah kelas sosial India.

Sebagai anggota Vaisya atau kasta pedagang, kasta yang lebih kuat, pedagang, Gandhi tetap memperjuangkan emansipasi "kaum tak tersentuh".

"Ini adalah kesempatan yang diberikan Tuhan kepada saya, untuk mempersembahkan hidup saya sebagai pengorbanan terakhir bagi mereka yang tertindas," katanya dari dalam sel.

Puasa Gandhi pun akhirnya berakhir setelah pemerintah Inggris menerima persyaratan utama penyelesaian antara kasta tinggi India dan kaum tak tersentuh, yang membatalkan keputusan pemisahan.


Pengaruh Mahatma Gandhi semakin Kuat

Patung Mahatma Gandhi di India
Patung Mahatma Gandhi di India. (Pixabay/dimitrisvetsikas)

Seiring India perlahan bergerak menuju kemerdekaan, pengaruh Gandhi semakin tumbuh. Ia terus melakukan mogok makan sebagai metode perlawanan, karena tahu pemerintah Inggris tidak akan mampu menahan tekanan dari perhatian publik terhadap orang yang mereka sebut Mahatma, atau "Jiwa Agung."

Pada tanggal 12 Januari 1948, Gandhi melakukan puasa terakhirnya yang berhasil di New Delhi, untuk membujuk umat Hindu dan Muslim di kota itu agar berupaya mencapai perdamaian.

Pada tanggal 30 Januari, kurang dari dua minggu setelah membatalkan puasa itu, ia dibunuh oleh seorang ekstremis Hindu saat dalam perjalanan menuju pertemuan doa malam.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya