Liputan6.com, New Delhi - Kualitas udara di ibu kota India, New Delhi, telah memburuk hingga mencapai tingkat yang sangat parah dalam beberapa hari terakhir.
Dilansir BBC, Rabu (30/10/2024), tingkat polusi di beberapa lokasi di kota ini melampaui batas aman yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga 25-30 kali lipat.
Baca Juga
Para ahli memperingatkan bahwa situasi ini akan semakin memburuk dalam beberapa hari ke depan akibat kondisi cuaca, penggunaan petasan selama festival Diwali, dan pembakaran sisa tanaman di negara bagian tetangga.
Advertisement
Setiap tahun, New Delhi dan beberapa kota di bagian utara India melaporkan tingkat polusi udara yang ekstrem antara bulan Oktober hingga Januari, yang menyebabkan gangguan pada bisnis hingga penutupan sekolah dan kantor.
Menurut data dari situs web Safar yang dikelola pemerintah, tingkat partikel halus (PM 2.5) yang dapat masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan berbagai penyakit mencapai setinggi 350 mikrogram per meter kubik di beberapa area pada Senin (28/10).
Menurut situs tersebut, kualitas udara dikategorikan sebagai sangat buruk ketika tingkat PM 2.5 mencapai 300 hingga 400, dan dianggap parah ketika batasnya mencapai 400-500.
Dipicu Rangkaian Perayaan Diwali
Setiap musim dingin, New Delhi diselimuti kabut tebal akibat asap, debu, kecepatan angin yang rendah, emisi kendaraan, dan pembakaran jerami. Pada bulan November dan Desember, para petani di negara bagian tetangga Punjab dan Haryana membakar sisa tanaman untuk membersihkan ladang mereka.
Kelompok pertanian mengklaim mereka memerlukan bantuan finansial dan teknis untuk menemukan cara alternatif dalam membersihkan sisa tanaman, tetapi skema pemerintah sejauh ini belum efektif.
Asap dari petasan yang dinyalakan selama Perayaan Diwali juga memperburuk masalah ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemerintah Delhi telah mengumumkan larangan total terhadap pembuatan, penyimpanan, dan penjualan kembang api menjelang festival yang jatuh pada akhir pekan ini.
Namun, larangan semacam itu tidak sepenuhnya efektif di masa lalu karena orang-orang sering mendapatkan kembang api dari negara bagian lain.
Advertisement
Peringatan bagi Warga
Pemerintah Delhi juga telah menerapkan Graded Response Action Plan (GRAP) atau Rencana Tindakan Respons Terukur untuk menangani polusi. Adapun rencana ini melarang semua aktivitas yang melibatkan penggunaan batu bara dan kayu bakar, serta penggunaan generator diesel untuk layanan non-darurat.
Otoritas di Delhi telah memperingatkan warga untuk tetap berada di dalam ruangan sebisa mungkin dan membatasi aktivitas konstruksi di kota. Pihaknya juga mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi umum guna mengurangi emisi kendaraan.