Tingkat Polusi di New Delhi India Memburuk, Rangkaian Perayaan Diwali Jadi Salah Satu Pemicu

Semarak perayaan Diwali yang seringkali melibatkan penggunaan kembang api dan petasan turut memperburuk kondisi udara di New Delhi, India.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 30 Okt 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2024, 15:00 WIB
Asap Polusi Abu-Abu di Level Berbahaya Selimuti Langit Ibu Kota India
Pejalan kaki berjalan di sepanjang jalan dekat Gerbang India di tengah kabut asap tebal di New Delhi, Kamis (3/11/2022). Setiap musim dingin, udara dingin beserta asap dari petani yang membakar jerami dan emisi kendaraan juga sumber-sumber lainnya bercampur menciptakan kabut asap mematikan. (Money SHARMA / AFP)

Liputan6.com, New Delhi - Kualitas udara di ibu kota India, New Delhi, telah memburuk hingga mencapai tingkat yang sangat parah dalam beberapa hari terakhir.

Dilansir BBC, Rabu (30/10/2024), tingkat polusi di beberapa lokasi di kota ini melampaui batas aman yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga 25-30 kali lipat.

Para ahli memperingatkan bahwa situasi ini akan semakin memburuk dalam beberapa hari ke depan akibat kondisi cuaca, penggunaan petasan selama festival Diwali, dan pembakaran sisa tanaman di negara bagian tetangga.

Setiap tahun, New Delhi dan beberapa kota di bagian utara India melaporkan tingkat polusi udara yang ekstrem antara bulan Oktober hingga Januari, yang menyebabkan gangguan pada bisnis hingga penutupan sekolah dan kantor.

Menurut data dari situs web Safar yang dikelola pemerintah, tingkat partikel halus (PM 2.5) yang dapat masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan berbagai penyakit mencapai setinggi 350 mikrogram per meter kubik di beberapa area pada Senin (28/10).

Menurut situs tersebut, kualitas udara dikategorikan sebagai sangat buruk ketika tingkat PM 2.5 mencapai 300 hingga 400, dan dianggap parah ketika batasnya mencapai 400-500.

Dipicu Rangkaian Perayaan Diwali

Masker kembali digunakan saat udara beracun menyelimuti New Delhi
Masker kembali terlihat di jalanan ketika penduduk ibu kota bergulat dengan lonjakan polusi udara tahunan yang telah melanda wilayah tersebut. (AP Photo/Altaf Qadri)

Setiap musim dingin, New Delhi diselimuti kabut tebal akibat asap, debu, kecepatan angin yang rendah, emisi kendaraan, dan pembakaran jerami. Pada bulan November dan Desember, para petani di negara bagian tetangga Punjab dan Haryana membakar sisa tanaman untuk membersihkan ladang mereka.

Kelompok pertanian mengklaim mereka memerlukan bantuan finansial dan teknis untuk menemukan cara alternatif dalam membersihkan sisa tanaman, tetapi skema pemerintah sejauh ini belum efektif.

Asap dari petasan yang dinyalakan selama Perayaan Diwali juga memperburuk masalah ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemerintah Delhi telah mengumumkan larangan total terhadap pembuatan, penyimpanan, dan penjualan kembang api menjelang festival yang jatuh pada akhir pekan ini.

Namun, larangan semacam itu tidak sepenuhnya efektif di masa lalu karena orang-orang sering mendapatkan kembang api dari negara bagian lain.

Peringatan bagi Warga

Masker kembali digunakan saat udara beracun menyelimuti New Delhi
Krisis polusi udara yang parah mempengaruhi setiap penduduk di kota, tetapi jutaan orang yang bekerja di luar ruangan bahkan lebih rentan. (Narinder NANU / AFP)

Pemerintah Delhi juga telah menerapkan Graded Response Action Plan (GRAP) atau Rencana Tindakan Respons Terukur untuk menangani polusi. Adapun rencana ini melarang semua aktivitas yang melibatkan penggunaan batu bara dan kayu bakar, serta penggunaan generator diesel untuk layanan non-darurat.

Otoritas di Delhi telah memperingatkan warga untuk tetap berada di dalam ruangan sebisa mungkin dan membatasi aktivitas konstruksi di kota. Pihaknya juga mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi umum guna mengurangi emisi kendaraan.

INFOGRAFIS JOURNAL_ Berbagai Polusi Berdampak pada Perubahan Iklim
INFOGRAFIS JOURNAL_ Berbagai Polusi Berdampak pada Perubahan Iklim (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya