China Respons Bantuan Militer Terbaru ke Taiwan: AS Bermain Api

Taiwan adalah sebuah pulau dengan 23 juta penduduk yang memiliki pemerintah sendiri dan diklaim oleh China sebagai wilayahnya.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 23 Des 2024, 12:18 WIB
Diterbitkan 23 Des 2024, 12:18 WIB
Penampakan personel Angkatan Darat Taiwan di pangkalan udara di Hsinchu, Taiwan utara, pada Selasa (10/12/2024), di tengah pernyataan Kementerian Pertahanan Taiwan bahwa mereka mendeteksi kapal angkatan laut dan pesawat militer China dalam jumlah besar.
Penampakan personel Angkatan Darat Taiwan di pangkalan udara di Hsinchu, Taiwan utara, pada Selasa (10/12/2024), di tengah pernyataan Kementerian Pertahanan Taiwan bahwa mereka mendeteksi kapal angkatan laut dan pesawat militer China dalam jumlah besar. (Dok. AP/Chiang Ying-ying)     

Liputan6.com, Beijing - Pemerintah China pada Minggu (22/12/2024), menyampaikan protes terhadap pengumuman terbaru dari Amerika Serikat (AS) mengenai penjualan peralatan militer dan bantuan untuk Taiwan. Beijing memperingatkan AS bahwa mereka sedang "bermain api".

Pada hari Sabtu (21/12), Presiden Joe Biden mengesahkan penyediaan hingga USD 571 juta dalam bentuk peralatan dan layanan dari Kementerian Pertahanan AS, serta pelatihan dan pendidikan militer untuk Taiwan. Selain itu, Kementerian Pertahanan AS mengumumkan bahwa penjualan militer senilai USD 295 juta juga telah disetujui pada hari Jumat (20/12). Demikian seperti dikutip CNA, Senin (23/12).

Pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China mendesak AS untuk menghentikan pasokan senjata ke Taiwan dan apa yang disebutnya sebagai "langkah berbahaya yang merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan".

Adapun penjualan dan bantuan militer dari AS bertujuan untuk memperkuat kemampuan Taiwan dalam mempertahankan diri dan mencegah kemungkinan serangan dari China.

Bantuan militer senilai USD 571 juta ini merupakan tambahan dari persetujuan sebelumnya yang diberikan oleh Biden pada akhir September, yaitu sebesar USD 567 juta untuk tujuan yang sama. Penjualan militer tersebut mencakup USD 265 juta untuk sekitar 300 sistem radio taktis dan USD 30 juta untuk 16 penyangga senjata.

Kementerian Luar Negeri Taiwan menyambut baik persetujuan kedua penjualan dan dalam unggahan di media sosial X, mereka menyatakan hal tersebut menegaskan "komitmen pemerintah AS untuk melindungi kami".

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya