Liputan6.com, Beijing - Pemerintah China pada Minggu (22/12/2024), menyampaikan protes terhadap pengumuman terbaru dari Amerika Serikat (AS) mengenai penjualan peralatan militer dan bantuan untuk Taiwan. Beijing memperingatkan AS bahwa mereka sedang "bermain api".
Pada hari Sabtu (21/12), Presiden Joe Biden mengesahkan penyediaan hingga USD 571 juta dalam bentuk peralatan dan layanan dari Kementerian Pertahanan AS, serta pelatihan dan pendidikan militer untuk Taiwan. Selain itu, Kementerian Pertahanan AS mengumumkan bahwa penjualan militer senilai USD 295 juta juga telah disetujui pada hari Jumat (20/12). Demikian seperti dikutip CNA, Senin (23/12).
Advertisement
Baca Juga
Pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China mendesak AS untuk menghentikan pasokan senjata ke Taiwan dan apa yang disebutnya sebagai "langkah berbahaya yang merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan".
Advertisement
Adapun penjualan dan bantuan militer dari AS bertujuan untuk memperkuat kemampuan Taiwan dalam mempertahankan diri dan mencegah kemungkinan serangan dari China.
Bantuan militer senilai USD 571 juta ini merupakan tambahan dari persetujuan sebelumnya yang diberikan oleh Biden pada akhir September, yaitu sebesar USD 567 juta untuk tujuan yang sama. Penjualan militer tersebut mencakup USD 265 juta untuk sekitar 300 sistem radio taktis dan USD 30 juta untuk 16 penyangga senjata.
Kementerian Luar Negeri Taiwan menyambut baik persetujuan kedua penjualan dan dalam unggahan di media sosial X, mereka menyatakan hal tersebut menegaskan "komitmen pemerintah AS untuk melindungi kami".
Â