Bulan Kesiangan, Ini Waktu terbaik untuk Melihatnya

Lalu mengapa bulan muncul pada pagi atau siang hari? Melansir laman Live Science pada Kamis (16/01/2025), bulan tidak memancarkan cahaya sendiri, melainkan memantulkan cahaya matahari.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 17 Jan 2025, 01:00 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2025, 01:00 WIB
Apa yang terjadi--belum--
Apa jadinya jika posisi bulan sebagai satelit bumi digantikan oleh beberapa planet di tata surya?... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bulan kesiangan, istilah populer yang digunakan untuk menggambarkan kemunculan bulan di pagi atau siang hari. Satelit alami bumi ini memang kerap tampak pada pagi hingga siang hari, meski tidak tampak terang.

Lalu mengapa bulan muncul pada pagi atau siang hari? Melansir laman Live Science pada Kamis (16/01/2025), bulan tidak memancarkan cahaya sendiri, melainkan memantulkan cahaya matahari.

Ketika cahaya matahari mengenai permukaan bulan, sebagian dari cahaya tersebut dipantulkan ke arah bumi. Cahaya yang dipantulkan ini cukup terang sehingga bulan tetap dapat terlihat meskipun langit diterangi oleh sinar matahari yang jauh lebih kuat.

Kemunculan bulan pada padi atau siang hari juga dipengaruhi posisi bulan terhadap bumi dan matahari. Posisi bulan relatif terhadap matahari dan Bumi menentukan kapan bulan dapat terlihat pada siang hari.

Pada fase-fase tertentu, seperti fase kuartal pertama dan kuartal ketiga, bulan berada pada posisi yang memungkinkan untuk terlihat di langit pagi atau sore hari. Hal ini karena bulan berada di sisi yang berlawanan dengan matahari tetapi masih cukup tinggi di atas cakrawala.

Di berbagai waktu dalam sehari, sudut ketinggian bulan di langit menentukan seberapa jelas bulan dapat terlihat. Di siang hari, terutama saat bulan berada cukup tinggi di langit dan langit tidak terlalu cerah atau berawan, bulan tampak lebih mudah dilihat.

Kondisi atmosfer yang jernih juga berperan penting. Jika bumi tidak memiliki atmosfer, bulan sebenarnya akan selalu terlihat.

Atmosfer bumi terdiri dari partikel gas seperti nitrogen dan oksigen, menyebarkan cahaya dengan panjang gelombang pendek, seperti cahaya biru dan ungu. Proses penyebaran ini memberi langit warna biru.

Agar bulan terlihat di siang hari, cahayanya harus lebih terang dari cahaya matahari yang tersebar. Selama dua atau tiga hari di sekitar fase bulan baru, bulan tidak terlihat karena posisi bulan di langit membuat cahaya matahari yang tersebar lebih terang daripada cahaya bulan.

Namun, jarak rata-rata bulan yang hanya sekitar 384.400 kilometer membuat cahayanya tampak lebih terang dibandingkan benda langit lainnya, seperti bintang atau planet.

 

Kecerahan Bulan

Kecerahan permukaan adalah cara astronom mengukur kecerahan benda langit, seperti galaksi atau nebula, berdasarkan jumlah cahaya yang dipancarkan di area tertentu. Karena jarak bulan yang lebih dekat, kecerahan permukaannya lebih tinggi dibandingkan kecerahan permukaan langit, sehingga bulan lebih mudah terlihat di siang hari.

Namun, visibilitas bulan di siang hari juga dipengaruhi oleh musim, fase bulan, dan kondisi langit. Secara rata-rata, bulan terlihat di siang hari selama 25 hari setiap bulan.

Lima hari lainnya terjadi saat fase bulan baru dan purnama. Saat fase bulan baru, bulan terlalu dekat dengan matahari untuk terlihat.

Saat purnama, bulan hanya terlihat di malam hari karena terbit saat matahari terbenam dan terbenam saat matahari terbit. Bulan berada di atas cakrawala selama 12 jam sehari, tetapi kemunculannya tidak selalu bertepatan dengan siang hari.

Di musim dingin, ketika hari lebih pendek, bulan memiliki waktu lebih sedikit untuk terlihat di siang hari.

 

Waktu Terbaik Melihat Bulan

Waktu terbaik untuk melihat bulan di siang hari adalah saat fase kuartal pertama (satu minggu setelah bulan baru) dan kuartal ketiga (satu minggu setelah purnama).

Pada kuartal pertama, bulan terlihat di langit timur pada sore hari. Pada kuartal ketiga, bulan terlihat di langit barat pada pagi hari.

Selama fase-fase ini, bulan terlihat bersamaan dengan matahari selama rata-rata lima hingga enam jam sehari. Fenomena lain yang memengaruhi visibilitas bulan adalah earthshine.

Earthshine atau cahaya bumi adalah fenomena di mana bagian gelap permukaan bulan tampak redup bercahaya karena cahaya matahari yang terlebih dahulu dipantulkan oleh bumi. Fenomena ini memungkinkan kita melihat bagian Bulan yang tidak langsung diterangi oleh matahari, terutama saat fase bulan sabit.

Leonardo da Vinci adalah salah satu yang pertama kali menjelaskan fenomena earthshine. Ia menyadari bahwa cahaya redup yang tampak di Bulan disebabkan oleh pantulan sinar matahari dari bumi.

Earthshine paling jelas terlihat setelah bulan baru atau sebelum bulan baru saat bulan sabit tipis muncul.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya