Asal-usul Ceres, Planet Katai yang Diduga Miliki Air

Ceres berada di Sabuk Asteroid, wilayah di tata surya yang berada antara orbit Mars dan Jupiter. Sebelum diklasifikasikan sebagai planet katai, Ceres dianggap sebagai asteroid terbesar di Sabuk Asteroid.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 05 Feb 2025, 03:00 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2025, 03:00 WIB
Ilustrasi tata surya, planet, benda langit.
Ilustrasi tata surya, planet, benda langit. (Image by brgfx on Freepik)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Ceres adalah planet katai (dwarf planet) paling awal yang ditemukan. Objek luar angkasa ini merupakan planet kerdil terkecil yang ada saat ini.

Ceres berada di Sabuk Asteroid, wilayah di tata surya yang berada antara orbit Mars dan Jupiter. Sebelum diklasifikasikan sebagai planet katai, Ceres dianggap sebagai asteroid terbesar di Sabuk Asteroid.

Planet kerdil ini memiliki diameter sekitar 940 kilometer. Ceres menjadi objek terbesar di Sabuk Asteroid dan menyumbang sekitar 1/3 dari total massa Sabuk Asteroid.

Orbit Ceres terletak sekitar 2,8 Satuan Astronomi (SA) dari matahari. Melansir laman NASA pada Selasa (04/02/2025), astronom Sisilia Giuseppe Piazzi menemukan Ceres pada 1801.

Ia menemukan Ceres berdasarkan prediksi bahwa celah antara Mars dan Jupiter berisi planet yang hilang. Ceres juga sering disebut dalam literatur ilmiah sebagai salah satu asteroid terbesar di tata surya.

Tidak seperti tetangga asteroidnya, Ceres memiliki bentuk hampir bulat. Ceres terdiri dari batuan dan es, bahkan diperkirakan memiliki inti berbatu dan mantel yang mengandung es air.

Permukaannya ditutupi oleh material gelap dan menunjukkan tanda-tanda aktivitas geologis, seperti kawah, gunung, dan daerah terang yang diduga mengandung garam atau mineral terhidrasi. Penemuan endapan kuning terang di Kawah Consus baru-baru ini memberikan bukti baru mengenai sejarah kryovulkanisme di Ceres.

Temuan ini kembali memunculkan perdebatan tentang apakah planet katai ini terbentuk di sabuk asteroid atau bermigrasi ke sana dari luar Tata Surya.

 

Asal-usul Ceres

Dikutip dari laman SciTechDaily pada Selasa (04/02/2025), para ilmuwan meyakini Ceres kemungkinan besar terbentuk di sabuk asteroid, bukan bermigrasi dari bagian luar Tata Surya. Hipotesis ini didukung oleh adanya endapan kaya amonium di Kawah Consus, sebagaimana yang dipublikasikan dalam Journal of Geophysical Research: Planets oleh tim peneliti dari Max Planck Institute for Solar System Research (MPS) di Göttingen.

Tim ini menganalisis data dari wahana antariksa Dawn milik NASA, yang sebelumnya menemukan adanya endapan amonium di permukaan Ceres. Beberapa ilmuwan menduga bahwa amonium beku yang stabil di Tata Surya luar berperan dalam pembentukan Ceres, sehingga menunjukkan bahwa planet katai ini berasal dari wilayah yang jauh dari sabuk asteroid.

Namun, penelitian terbaru mengajukan teori lain: material kaya amonium yang ditemukan di Kawah Consus kemungkinan muncul akibat aktivitas kryovulkanisme yang unik di Ceres. Berbeda dengan asteroid lainnya, Ceres memiliki geologi yang kompleks dan dinamis.

Wahana Dawn, yang menjelajahi Ceres dari 2015 hingga 2018, menemukan bukti kuat adanya kryovulkanisme yang berlangsung hingga kini. Beberapa kawah di Ceres mengandung endapan garam putih yang diyakini sebagai sisa cairan asin yang naik dari lapisan bawah permukaan selama miliaran tahun.

Analisis terbaru terhadap Kawah Consus menemukan endapan serupa, tetapi dengan warna kekuningan, yang memberikan wawasan baru tentang evolusi geologi Ceres. Kawah Consus terletak di belahan selatan Ceres dan memiliki diameter sekitar 64 kilometer.

Meskipun tidak termasuk kawah terbesar, kawah ini memiliki struktur unik dengan dinding setinggi 4,5 kilometer yang sebagian telah tererosi. Di bagian timur kawah utama terdapat kawah kecil berukuran sekitar 15 x 11 kilometer, di mana ditemukan material kuning terang yang kaya akan amonium.

Analisis terbaru menunjukkan bahwa material terang di Kawah Consus kaya akan amonium, senyawa yang sebelumnya diyakini hanya bisa terbentuk di lingkungan dingin di tepi luar Tata Surya. Ilmuwan sebelumnya menyimpulkan bahwa Ceres harusnya berasal dari wilayah tersebut dan kemudian berpindah ke sabuk asteroid.

Namun, penelitian baru ini menunjukkan bahwa amonium yang ditemukan di Ceres kemungkinan berasal dari aktivitas internalnya sendiri, bukan dari luar Tata Surya. Para peneliti berpendapat bahwa amonium sudah ada dalam material pembentuk awal Ceres.

Karena tidak dapat bergabung dengan mineral di mantel Ceres, amonium ini akhirnya terakumulasi dalam lapisan cairan asin yang tersebar di antara mantel dan kerak. Aktivitas kryovulkanisme menyebabkan cairan asin yang kaya amonium ini naik ke permukaan selama miliaran tahun.

Studi juga menemukan bahwa konsentrasi amonium lebih tinggi di lapisan dalam kerak dibandingkan di permukaan. Kawah-kawah dalam seperti Consus menjadi jendela alami untuk melihat lebih dalam sejarah geologi Ceres.

Dampak dari tumbukan yang membentuk kawah kecil di bagian timur Consus 280 juta tahun yang lalu diyakini telah mengungkap lapisan kaya amonium dari kedalaman.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya