Liputan6.com, Washington D.C - Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Mike Waltz meminta Presiden Volodymyr Zelenskyy untuk berhenti mengkritik Donald Trump dan segera tandatangani kesepakatan mineral senilai USD 500 miliar atau setara Rp8.148 triliun dengan AS.
Mike Waltz juga meminta Ukraina untuk memberikan setengah dari kekayaan mineral negara itu kepada AS, dikutip dari The Guardian, Jumat (21/2/2025).
Advertisement
Baca Juga
Penasihat keamanan nasional AS, Mike Waltz, mengatakan kepada Fox News bahwa presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, harus mengurangi kritiknya terhadap AS dan "mencermati" kesepakatan tersebut.
Advertisement
Kesepakatan itu mengusulkan pemberian sumber daya alam senilai USD 500 miliar kepada Washington, termasuk minyak dan gas.
Waltz mengatakan Kyiv salah karena menolak pendekatan presiden AS terhadap perundingan damai dengan Moskow, mengingat semua yang telah dilakukan AS untuk Ukraina.
Ia membantah tuduhan bahwa AS telah mengabaikan Ukraina dan sekutu-sekutu AS di Eropa dengan mengecualikan mereka dari perundingan awal minggu ini dengan Rusia.
Ini adalah "diplomasi ulang-alik" yang rutin, katanya.
Ukraina memiliki simpanan besar unsur dan mineral penting, termasuk litium dan titanium, serta simpanan batu bara, gas, minyak, dan uranium yang cukup besar -- persediaan yang bernilai miliaran dolar.
Sebelumnya pada Kamis (20/2), Waltz menyarankan akses AS ke mineral langka di Ukraina dapat ditukar dengan imbalan bantuan atau bahkan sebagai kompensasi atas dukungan yang telah diberikan AS.
"Kami benar-benar memberi Ukraina kesempatan yang luar biasa dan bersejarah," kata penasihat itu, seraya menambahkan bahwa itu akan menjadi jaminan keamanan yang berkelanjutan dan terbaik yang dapat diharapkan Ukraina.
Zelenskyy Tolak Tawaran AS
Namun Zelenskyy menolak tawaran itu, dengan mengatakan:
"Saya tidak akan menjual negara kita."
Komentar Waltz dalam jumpa pers Gedung Putih muncul tak lama setelah pertemuan Zelenskyy dengan Kellogg di Kyiv berakhir.
Hal ini terjadi setelah pemimpin Ukraina itu mengumumkan bahwa ia siap membuat "perjanjian investasi dan keamanan" dengan AS untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Pertemuan itu dipuji sebagai langkah produktif oleh Zelenskyy -- tetapi lebih mirip dengan kencan politik yang canggung.
Ketika anggota senior tim Donald Trump terus terlibat langsung dengan Moskow, pensiunan jenderal itu mengatakan bahwa ia berada di Kyiv untuk "mendengarkan".
Namun, segera menjadi jelas bahwa ia tidak akan berbicara, secara terbuka, setelah konferensi pers dibatalkan pada menit terakhir.
Advertisement
