Peras Jeruk di Bawah Panas Matahari, Tangan Duo Bocah Terbakar

Liburan kali ini sangat membekas karena membuat kedua telapak tangan dan jari-jarinya terbakar.

oleh Tan diperbarui 05 Sep 2013, 13:00 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2013, 13:00 WIB
peras-jeruk-130905b.jpg
Liburan duo bocah perempuan berusia 7 tahun bernama Fredrikke dan Selma di Spanyol ini pasti tak akan terlupakan sampai kapan pun. Sebab liburan kali ini sangat membekas karena membuat kedua telapak tangan dan jari-jarinya terbakar.

Tak ada yang menyangka, cairan perasan jeruk nipis yang hendak diolah menjadi minuman menyegarkan di musim panas itu berbahaya. Buktinya, seperti dimuat Oddity Central, Kamis (5/9/2013), kedua bocah asal Norwegia itu divonis menderita Dermatitis Margarita parah.

Insiden terbakarnya telapak tangan dan jari-jari Fredrikke dan Selma itu bermula saat mereka akan makan siang di resor Spanyol, Marbella. Kedua bocah perempuan itu melihat pohon jeruk dan berpikir akan menyenangkan jika bisa memeras jus dari buah-buahannya secara langsung.

"Mereka pun pergi sekitar 1 jam, dan dengan antusias meremas puluhan jeruk lemon sebelum pergi ke pantai untuk berenang," ujar salah satu orangtua anak perempuan itu kepada situs Norwegia, Klikk.

Tapi ketika Fredrikke terbangun keesokan harinya, kedua tangannya bengkak dan kulitnya terasa lembut saat disentuh. Kondisi itu dikira sang ibu, Kathryn, reaksi terhadap gigitan nyamuk. Lalu Fredrikke pun diberikan pil alergi.

Namun ketika Fredrikke-Selma bertemu, keduanya mengalami  gejala yang sama persis. Orang tua kedua bocah perempuan itu pun menduga aktivitas memeras jeruk nipis yang dilakukan kedua buah hatinyalah yang menjadi biang keladi.

Setelah pertemuan itu, beberapa jam kemudian Fredrikke dan Selma mulai mengeluh sakit seperti terbakar dan tangan mereka mulai melepuh.

Pada pagi hari ketiga di liburan mereka, tangan Fredrikke tampak lebih buruk dan orangtuanya memutuskan untuk mencari bantuan medis sesegera mungkin. Mereka pun berkemas dan pulang ke Norwegia dengan pesawat pertama, dengan memberikan Fredrikke obat penghilang rasa sakit agar bisa tidur selama penerbangan. Sesampainya di Oslo, mereka pun bergegas menuju ruang gawat darurat.

Sementara Selma dan keluarganya yang masih berllibur selama sepekan di Spanyol, memilih mencari pengobatan ke rumah sakit di Marbella.

Baik dokter di ruang gawat darurat maupun orang-orang di Rumah Sakit Marbella mendiagnosis penyakit kedua gadis itu. Tapi karena gejala menyerupai luka bakar, maka mereka memberikan perawatan layaknya luka bakar.

Mereka menerapkan kompres vaseline di tangan gadis-gadis itu dan membungkusnya dengan perban untuk menjaga kelembaban tangan Fredrikke dan Selma. Penisilin pun diberikan untuk mencegah infeksi dan keracunan darah. Kondisi mereka pun membaik setelah 2 minggu.

Sebulan sejak mereka memeras jeruk nipisnya, tangan mereka masih dibalut perban karena kulit mati berwarna gelap bekas lepuhan masih menempel. Mereka harus mengenakannya sampai sembuh total. Selain itu keduanya juga harus memakai tabir surya dengan tingkat SPF 50 sampai musim panas mendatang, untuk melindungi kulit baru mereka yang sensitif.

Namun mereka tidak lagi merasa sakit. Dokter mengatakan Fredrikke-Selma akan pulih karena usia mereka masih muda.

Reaksi Kimia

Menanggapi peristiwa yang dialami oleh Fredrikke dan Selma, Hartmut Heisterkamp selaku kepala unit luka bakar di Haukeland University Hospital mengatakan kedua bocah perempuan itu mengalami kasus phytophotodermatitis --reaksi kimia akibat air jeruk nipis-- yang parah.

Kondisi itu pertama kali dijelaskan pada tahun 1942, sebagai reaksi antara tanaman tertentu dan sinar matahari. Gejala yang sangat mirip dengan luka bakar, dan perawatannya pun benar-benar sama.

Selama musim panas, air jeruk nipis adalah penyebab umum untuk kondisi ini. Itulah sebabnya mengapa banyak dokter menyebutnya 'Margarita Dermatitis', karena salah satu bahan pembuat minuman margarita adalah jeruk nipis.

Tak hanya jeruk nipis, reaksi kimia serupa yang terjadi saat terpapar sinar matahari langsung juga akan terjadi pada lemon, peterseli, seledri, wortel dan buah ara.

Kebanyakan kasus terbakar akibat reaksi kimia itu menyerupai luka bakar ringan atau ruam. Tetapi dalam kasus yang ekstrem, seperti yang dialmi oleh Fredrikke dan Selma dapat menyebabkan kerusakan parah pada kulit jika tidak diobati.

Jadi pada saat Anda merasa perlu untuk menyegarkan diri dengan meminum limun atau minuman jeruk koktail , pastikan untuk memeras buah tersebut jauh dari paparan sinar matahari langsung. Setidaknya Anda memakai semacam perlindungan bagi kulit Anda. Jika tidak, maka reaksi kulit terbakar akan terjadi. (Tnt/Ein)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya