Sebuah pasar yang terletak di kota bersejarah Pakistan, Qissa Khawani digempur bom pada Minggu pagi waktu setempat. Akibatnya 33 orang yang berada di lokasi tersebut meninggal dunia.
"Sedikitnya 33 orang tewas, setelah sebuah bom meledak di sebuah pasar di Peshawar," kata pihak berwenang Pakistan seperti dimaut CNN, Minggu (29/9/2013).
"Sebuah mobil yang membawa 220 kilogram bahan peledak diledakkan di kota bersejarah Qissa Khawani, menghancurkan setidaknya 10 toko, beberapa kendaraan dan meninggalkan bekas lubang besar," kata Shafqat Malik, kepala unit penjinak bom.
Menurut keterangan Alamzeb Khan yang bekerja di sebuah warung teh di dekat lokasi ledakan, dirinya merasakan bumi bergetar begitu keras. Akibat ledakan itu, ia pun sempat terjatuh.
"Ketika aku bangun, semuanya sudah terbakar. Perempuan dan anak-anak terbakar di sebuah mobil pick up Suzuki, dan sejumlah kendaraan hancur, selain itu toko-toko ada juga yang terbakar," ungkap Alamzeb.
Dr Arshad Javed, kepala eksekutif Rumah Sakit Lady Reading di Peshawar mengatakan, diperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat, karena sejauh ini 75 orang lainnya terluka parah.
Sejauh ini, tak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Pada bulan April 1930, Pasar Qissa Khawani yang berarti pasar pendongeng adalah tempat pembantaian berdarah, ketika tentara Inggris menembaki demonstran dan menewaskan ratusan dari mereka. Pada saat itu, Pakistan merupakan bagian dari India -dan India berada di bawah kekuasaan Inggris.
Sepekan yang Mengerikan
Peshawar, ibukota Provinsi Khyber Pakhtunkhwa volatil Pakistan telah bertahan dalam insiden kekerasan mengerikan yang terjadi dalam rentang waktu sepekan.
Pada Senin, 23 September, puluhan orang tewas dalam pemboman bunuh diri di sebuah gereja. Serangan itu juga disebut-sebut yang paling mematikan, yang pernah menimpa komunitas umat Kristen di Pakistan. Data terakhir dari The Guardian menyebutkan, 85 orang tewas dalam insiden tersebut.
Sebuah kelompok terkait jaringan Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab dan mengatakan serangan itu, dan mengatakan aksi tersebut dilakukan sebagai pembalasan terhadap serangan pesawat tak berawak AS ke daerah kekuasaan mereka.
Selain itu pada Jumat, 27 September, setidaknya 17 orang tewas dan lebih dari 30 lainnya luka-luka dalam sebuah ledakan yang menimpa sebuah bis yang membawa pegawai pemerintah.
Sikander Khan Sherpao, Menteri Senior Khyber Pakhtunkhwa, menduga serangan itu didalangi oleh pasukan yang ingin menyabotase upaya terakhir oleh pemerintah nasional untuk melakukan upaya damai dengan para anggota Taliban Pakistan.
Rencana tersebut telah terdengar ke publik pada awal bulan ini, bahwa pejabat Pakistan akan melakukan pembicaraan damai dengan gerilyawan Taliban dan menarik pasukan dari bagian wilayah barat laut, yang berbatasan dengan Afghanistan.
Wilayah Khyber Pakhtunkhwa memang dikenal dengan wilayah yang banyak dihuni oleh ekstremis Islam. Di tempat itu pula, telah terjadi bentrokan antara pasukan keamanan Pakistan dan militan. (Tnt)
"Sedikitnya 33 orang tewas, setelah sebuah bom meledak di sebuah pasar di Peshawar," kata pihak berwenang Pakistan seperti dimaut CNN, Minggu (29/9/2013).
"Sebuah mobil yang membawa 220 kilogram bahan peledak diledakkan di kota bersejarah Qissa Khawani, menghancurkan setidaknya 10 toko, beberapa kendaraan dan meninggalkan bekas lubang besar," kata Shafqat Malik, kepala unit penjinak bom.
Menurut keterangan Alamzeb Khan yang bekerja di sebuah warung teh di dekat lokasi ledakan, dirinya merasakan bumi bergetar begitu keras. Akibat ledakan itu, ia pun sempat terjatuh.
"Ketika aku bangun, semuanya sudah terbakar. Perempuan dan anak-anak terbakar di sebuah mobil pick up Suzuki, dan sejumlah kendaraan hancur, selain itu toko-toko ada juga yang terbakar," ungkap Alamzeb.
Dr Arshad Javed, kepala eksekutif Rumah Sakit Lady Reading di Peshawar mengatakan, diperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat, karena sejauh ini 75 orang lainnya terluka parah.
Sejauh ini, tak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Pada bulan April 1930, Pasar Qissa Khawani yang berarti pasar pendongeng adalah tempat pembantaian berdarah, ketika tentara Inggris menembaki demonstran dan menewaskan ratusan dari mereka. Pada saat itu, Pakistan merupakan bagian dari India -dan India berada di bawah kekuasaan Inggris.
Sepekan yang Mengerikan
Peshawar, ibukota Provinsi Khyber Pakhtunkhwa volatil Pakistan telah bertahan dalam insiden kekerasan mengerikan yang terjadi dalam rentang waktu sepekan.
Pada Senin, 23 September, puluhan orang tewas dalam pemboman bunuh diri di sebuah gereja. Serangan itu juga disebut-sebut yang paling mematikan, yang pernah menimpa komunitas umat Kristen di Pakistan. Data terakhir dari The Guardian menyebutkan, 85 orang tewas dalam insiden tersebut.
Sebuah kelompok terkait jaringan Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab dan mengatakan serangan itu, dan mengatakan aksi tersebut dilakukan sebagai pembalasan terhadap serangan pesawat tak berawak AS ke daerah kekuasaan mereka.
Selain itu pada Jumat, 27 September, setidaknya 17 orang tewas dan lebih dari 30 lainnya luka-luka dalam sebuah ledakan yang menimpa sebuah bis yang membawa pegawai pemerintah.
Sikander Khan Sherpao, Menteri Senior Khyber Pakhtunkhwa, menduga serangan itu didalangi oleh pasukan yang ingin menyabotase upaya terakhir oleh pemerintah nasional untuk melakukan upaya damai dengan para anggota Taliban Pakistan.
Rencana tersebut telah terdengar ke publik pada awal bulan ini, bahwa pejabat Pakistan akan melakukan pembicaraan damai dengan gerilyawan Taliban dan menarik pasukan dari bagian wilayah barat laut, yang berbatasan dengan Afghanistan.
Wilayah Khyber Pakhtunkhwa memang dikenal dengan wilayah yang banyak dihuni oleh ekstremis Islam. Di tempat itu pula, telah terjadi bentrokan antara pasukan keamanan Pakistan dan militan. (Tnt)