Tulang Rawan Mengeropos Akibat Osteoarthritis? Atasi dengan Terapi Sel Punca!

Penyakit osteoarthritis (OA) kerap muncul kala usia sudah mulai menginjak 40 tahun. Terapi sel punca bisa mengatasinya

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 12 Mar 2014, 18:30 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2014, 18:30 WIB
nyeri-sendi121012c.jpg

Liputan6.com, Jakarta Penyakit osteoarthritis (OA) kerap muncul kala usia sudah mulai menginjak 40 tahun. Jenis penyakit degeneratif atau penyakit yang terjadi akibat menurunnya fungsi tubuh ini kerapkali merepotkan.

Namun jangan khawatir, seiring perkembangan teknologi, penyakit ini bisa diatasi. Salah satunya dengan terapi stem cell atau sel punca.

Dunia kesehatan telah lama mengenal sel punca, sel yang dianggap 'dewa' ini mampu menyerupai dan dapat berubah rupa menjadi berbagai jenis sel.

Menurut Spesialis Orthopedi Rumah Sakit Sumber Waras dan Hermina Podomoro Jakarta, dr. Aldico Sapardan, Sp. OT, sel punca dapat dibagi dua dan memiliki manfaat yang berbeda-beda. Yaitu sel punca embrionik dan sel punca dewasa (adult stem cell).

Untuk mengobati OA, yang digunakan adalah sel punca dewasa. "Salah satu jenis sel punca dewasa adalah sel punca mesekimal (mesenchymal stem cell atau MSC). Salah satu aplikasi pemanfaatan MSC adalah untuk terapi OA pada permukaan sendi lutut," kata dr. Aldico dalam seminar bertema 'Stem Cell as a Choice of Treatment for Knee Osteoarthritis' di Ultimo Aesthetic & Dental Center, Plaza Asia, Lantai 18, Jl. Jendral Sudirman, Jakarta, Rabu (12/3/2014).

Sel punca mesenkimal, lanjut Aldico, dapat ditemukan di sumsum tulang, jaringan adiposa (lemak), tali pusat, stroma kornea, dan pulpa gigi susu. Keberadaan MSC, dapat memberikan peluang terapi sel secara autrotransplantasi (dari diri sendiri) tanpa risiko penolakan sistem imun.

Terapi MSC ini menurut Aldico dapat membantu regenerasi tulang rawan yang rusak karena MSC mampu berdiferensiasi menjadi sel tulang rawan atau kondrosit.

Menurut Aldico, OA disebabkan karena menipis atau rusaknya tulang rawan. Tulang rawan yang menipis tidak bisa lagi melapisi permukaan sendi sehingga tulang sendi dapat saling menggesek hingga menyebabkan nyeri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya