2 Ribu Pos Kesehatan dan 1.500 RS Disiagakan Jelang Mudik Lebaran

Sebanyak 2.641 pos kesehatan dan 1.554 Rumah Sakit se-Sumatera Jawa Bali disiagakan menjelang mudik Lebaran tahun ini.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Jul 2014, 09:00 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2014, 09:00 WIB
Pos pelayanan kesehatan oleh Dinas Kesehatan NTB bertujuan memeriksa keadaan kesehatan dan kelayakan sopir dalam memberi kenyamanan pada penumpang. (Antara)

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 2.641 pos kesehatan dan 1.554 Rumah Sakit se-Sumatera Jawa Bali disiagakan menjelang mudik Lebaran tahun ini. Pos kesehatan terdiri dari 2.424 pos kesehatan milik Dinas Kesehatan (800 pos lapangan dan 1.624 Puskesmas) serta sebanyak 217 pos kesehatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

Demikian disampaikan Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, di Kantor Kemenkes RI, Jakarta lewat surat elektronik kepada Liputan6.com, Senin (21/7/2014). “Perpindahan penduduk dalam jumlah besar berpotensi risiko terjadinya kecelakaan yang dapat berdampak pada kematian”, ujar Menkes.

Data Kementerian Perhubungan RI menunjukkan peningkatan jumlah pemudik dari 17.245.054 pemudik (tahun 2012), menjadi 18.587.668 pemudik (tahun 2013), dan pada tahun 2014 meningkat 3,83 persen menjadi 19.299.144 pemudik. Arus mudik utamanya terjadi di 10 Provinsi, yaitu Sumatera Selatan, Lampung, Banten,  DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta,  Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan.

Menkes bersyukur akan terjadinya penurunan jumlah kecelakaan dan kematian pada tahun 2013. Berdasar data dari Polri, pada 2013 terjadi 3.675 kasus kecelakaan. Jumlah ini  lebih rendah 29,8 persen dibanding tahun 2012, namun masih berakibat 795 orang meninggal. Jumlah orang meninggal juga  menurun 12,4 persen dibanding tahun 2012.

“Kecelakaan menimbulkan kematian atau kecacatan seumur hidup, itu yang harus kita cegah. Satu kecelakaan itu sudah terlalu banyak, karena satu saja kecacatan atau kematian akibat kecelakaan akan memengaruhi kehidupan orang lain ”, kata Menkes.

Menurutnya, penurunan jumlah kecelakaan dan kematian pada arus mudik dapat diwujudkan dengan melakukan upaya-upaya seperti: 1) Peningkatan kesadaran dan pemahaman para pemudik tentang mudik yang sehat, aman, dan selamat; 2) Kesiapan seluruh jajaran Pemerintah baik kesehatan maupun non-kesehatan dalam memberikan pelayanan publik termasuk pelayanan kesehatan terbaik bagi pemudik di sepanjang perjalanan; serta 3) Penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang aman, nyaman, terjangkau dan mencukupi, termasuk sopir yang sehat dan bertanggung-jawab.

Perjalanan mudik juga berisiko terjadinya keracunan makanan, infeksi berbagai penyakit menular, serta meningkatnya atau kambuhnya kejadian penyakit tidak menular seperti  hipertensi, diabetes melitus, dan asma. Selain itu, yang  juga perlu diwaspadai oleh masyarakat adalah tindak kejahatan. Pos kesehatan terdiri dari 2.424 pos kesehatan milik Dinas Kesehatan (800 pos lapangan dan 1.624 Puskesmas) serta sebanyak 217 pos kesehatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

Demikian disampaikan Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, di Kantor Kemenkes RI, Jakarta lewat surat elektronik kepada Liputan6.com, Senin (21/7/2014). “Perpindahan penduduk dalam jumlah besar berpotensi risiko terjadinya kecelakaan yang dapat berdampak pada kematian”, ujar Menkes.

Data Kementerian Perhubungan RI menunjukkan peningkatan jumlah pemudik dari 17.245.054 pemudik (tahun 2012), menjadi 18.587.668 pemudik (tahun 2013), dan pada tahun 2014 meningkat 3,83 persen menjadi 19.299.144 pemudik. Arus mudik utamanya terjadi di 10 Provinsi, yaitu Sumatera Selatan, Lampung, Banten,  DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta,  Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan.

Menkes bersyukur akan terjadinya penurunan jumlah kecelakaan dan kematian pada tahun 2013. Berdasar data dari Polri, pada 2013 terjadi 3.675 kasus kecelakaan. Jumlah ini  lebih rendah 29,8 persen dibanding tahun 2012, namun masih berakibat 795 orang meninggal. Jumlah orang meninggal juga  menurun 12,4 persen dibanding tahun 2012.

“Kecelakaan menimbulkan kematian atau kecacatan seumur hidup, itu yang harus kita cegah. Satu kecelakaan itu sudah terlalu banyak, karena satu saja kecacatan atau kematian akibat kecelakaan akan memengaruhi kehidupan orang lain ”, kata Menkes.

Menurutnya, penurunan jumlah kecelakaan dan kematian pada arus mudik dapat diwujudkan dengan melakukan upaya-upaya seperti: 1) Peningkatan kesadaran dan pemahaman para pemudik tentang mudik yang sehat, aman, dan selamat; 2) Kesiapan seluruh jajaran Pemerintah baik kesehatan maupun non-kesehatan dalam memberikan pelayanan publik termasuk pelayanan kesehatan terbaik bagi pemudik di sepanjang perjalanan; serta 3) Penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang aman, nyaman, terjangkau dan mencukupi, termasuk sopir yang sehat dan bertanggung-jawab.

Perjalanan mudik juga berisiko terjadinya keracunan makanan, infeksi berbagai penyakit menular, serta meningkatnya atau kambuhnya kejadian penyakit tidak menular seperti  hipertensi, diabetes melitus, dan asma. Selain itu, yang  juga perlu diwaspadai oleh masyarakat adalah tindak kejahatan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya