Menkes: Urbanisasi Juga Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit

urbanisasi bukan hanya memengaruhi perekonomian tapi juga kesehatan.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 04 Agu 2014, 17:00 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2014, 17:00 WIB
TIPS-MUDIK
(Liputan6 TV)

Liputan6.com, Jakarta Urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota mungkin telah menjadi agenda tahunan yang perlu diwaspadai pasca lebaran. Pasalnya, hal ini bukan hanya memengaruhi perekonomian tapi juga kesehatan.

Seperti disampaikan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi bahwa urbanisasi berperan dalam percepatan penyebaran penyakit. Khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah padat penduduk dan pemukiman kumuh.

"Urbanisasi bisa menimbulkan masalah kesehatan tapi juga bisa jadi aset untuk perbaikan kesehatan di lingkungan. Seperti misalnya upaya pencegahan dan promosi kesehatan di daerah yang rawan infeksi seperti di pemukiman kumuh dan daerah padat penduduk," katanya di sela-sela acara halal bihalal di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (4/8/2014).Menurut Menkes,  masyarakat yang tinggal di daerah kumuh dan lingkungan yang rumahnya berdekatan, rentan penularan penyakit. Selain itu, kebersihan air dan udara juga perlu dipertanyakan. Ditemui di tempat yang sama, Kepala Balitbangkes Prof. Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, penyakit akibat urbanisasi sulit dibendung karena ada faktor benturan budaya.

"Adanya benturan budaya bisa berdampak pada kesehatanya masyarakat. Misalnya apakah mereka tinggal di tempat baik atau tidak. Kalau tidak, berbagai penyakit akan muncul. Kemudian, makanan juga jadi msalah. Selain itu apakah terjamin mereka tidak stres jika tidak memiliki uang. Itu masih jadi masalah," jelasnya.

Melihat hal tersebut, Tjandra mengungkapkan, antisipasinya adalah kembali pada program kependudukan, bukan kesehatan. "Sepanjang program kependudukan berjalan dengan baik, maka nggak akan ada masalah kesehatan yang berarti," jelasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya