Liputan6.com, Jakarta Menurut androlog Prof DR. Dr. Wimpie Pangkahila, dalam perkawinan, hubungan seksual menjadi aktivitas yang secara teratur dilakukan. Maka setiap pasangan suami istri seyogyanya telah memahami perilaku seksual yang diinginkan pasangannya, agar hubungan berlangsung harmonis. Di dalamnya termasuk waktu yang diinginkan untuk berhubungan seksual, frekuensi hubungan, rangsangan pendahuluan yang diinginkan masing-masing, hingga posisi hubungan seksual.
Dengan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas hubungan seksual, maka pasangan suami istri harus dapat melakukan penyesuaian dengan terbatasnya atau kacaunya waktu untuk bersama-sama akibat kesibukan kerja.
Baca Juga
Kesibukan kerja yang menjauhkan pasangan suami istri dapat mempengaruhi frekuensi hubungan seksual, membatasi dan mengubah waktu yang dikehendaki untuk melakukan hubungan seksual. Padahal, banyak pasangan memerlukan waktu cukup lama untuk melakukan rangsangan pendahuluan, sampai mencapai orgasme.
Advertisement
Waktu terbatas
Kalau waktu yang tersedia terbatas, hubungan seksual mungkin berlangsung tidak harmonis, menyebabkan hubungan seksual berlangsung tergesa-gesa, dan bisa mengurangi kepuasan seksual yang ingin dinikmati.
Di samping menimbulkan hambatan seperti itu, kesibukan kerja yang berlebihan mengakibatkan kelelahan, fisik maupun psikis. Keduanya saling berhubungan dan dapat menghambat fungsi seksual. Maka jangan heran kalau orang yang terlampau sibuk bekerja bisa pula mengalami gangguan fungsi seksual.
Beberapa gangguan fungsi seksual yang mungkin terjadi akibat kelelahan fisik dan psikis pada pria berupa disfungsi ereksi, ejakulasi dini, dan hilangnya dorongan seksual. Pada perempuan, kelelahan fisik dan psikis dapat mengakibatkan hilangnya dorongan seksual, dispareunia (rasa sakit saat hubungan seksual), dan hambatan orgasme.
Advertisement
Perlu sediakan waktu
Perlu Sediakan Waktu
Maka melihat akibat yang mungkin timbul, seharusnya setiap pasangan berupaya agar tidak tenggelam dalam kesibukan kerja. Selalu diperlukan keseimbangan antara kesibukan yang menimbulkan stres dengan rileksasi. Kesibukan kerja yang menimbulkan keletihan berlebihan harus dihindari. Paling tidak, dalam waktu satu minggu harus ada waktu untuk mengalami rileksasi.
Untuk itu diperlukan pengertian bersama suami istri. Berdasarkan pengertian bersama itu, pasangan harus sepakat untuk menyediakan waktu tertentu, betapa pun singkatnya, sebagai waktu pribadi. Pada masa-masa awal tentu diperlukan adaptasi sebelum dapat menerima waktu yang disediakan itu sebagai waktu yang bersifat pribadi.
Mengisi dengan sesuatu yang pribadi
Tetapi akhirnya mereka juga akan terlatih menggunakan waktu yang tersedia, mengisinya dengan sesuatu yang bersifat pribadi, termasuk hubungan seksual. Semua ini perlu dipikirkan supaya tidak terjadi perselingkuhan atau gangguan seksual.
Sebab selain fungsi prokreasi dan rekreasi, di dalam hubungan seksual itu juga terkandung fungsi komunikasi yang menjadi kunci penting keharmonisan dan kelanggengan hubungan antar pasangan Ringkas kata, jangan jadikan kesibukan kerja sebagai alasan untuk tidak melakukan hubungan seksual dengan pasangan. Sebab selain fungsi prokreasi dan rekreasi, di dalam hubungan seksual itu juga terkandung fungsi komunikasi yang menjadi kunci penting keharmonisan dan kelanggengan hubungan antar pasangan.
Advertisement