Kiat Jadi Wanita Aktif Tapi Tetap Sehat Tak Kurang Gizi

Mempraktikkan ajaran Hippocrates di zaman modern tidaklah mudah.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Jul 2015, 03:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2015, 03:00 WIB
Belanja
(Foto: Wordpress)

Liputan6.com, Jakarta Hippocrates, Bapak Kedokteran Modern menyebut, "Let the food be thy medicine and medicine be thy food" atau "Biarkan makanan jadi obat dan obat jadi makanan." Filosofi itu mengajarkan kita bahwa hanya dengan makanan bergizi seimbang, penyakit bisa diobati.

Mempraktikkan ajaran Hippocrates di zaman modern tidaklah mudah. Banyak penelitian membuktikan bahwa kandungan gizi di dalam bahan makanan saat ini semakin turun. Kalau sudah begini, minum suplemen makanan bukan hal aneh lagi.

Di Inggris, Institute for Optimum Nutrition menemukan bahwa vitamin dan mineral dalam produk sayur dan buah segar saat ini kualitasnya jauh berkurang dibandingkan pada tahun 80-an. Penyebabnya tak lain, tanah pertanian mulai kekurangan zat-zat hara.

Di samping itu, buah segar yang kita beli di supermarket sebetulnya sudah tak segar. Buah itu butuh waktu lama dari sejak dipetik di lahan pertanian hingga dihidangkan di atas meja makan. Dibutuhkan waktu kurang lebih lima bulan untuk sebuah jeruk dari dipetik, dikapalkan, hingga dibeli oleh konsumen di supermarket.

 

 

Stres kurang nutrisi

Stres kurang nutrisi
Kebiasaan manusia modern juga cenderung menghanyutkan nutrisi yang dibutuhkan tubuh kita. Contohnya, nutrisi beras jadi sangat berkurang gara-gara diproses lewat mesin, meski hasilnya adalah beras yang sangat putih. Semakin putih, konsumsen justru semakin senang. Padahal, banyak kandung¬an vitamin B yang hilang.

Alasan lain perempuan aktif harus mengonsumsi suplemen vitamin adalah tuntutan gaya hidup modern yang rentan mendatangkan stres. Satu indikator mudah tubuh kita sedang stres adalah makan berlebihan.

Kita sering makan berlebihan ketika stres sebagai cara bagi tubuh untuk mendapatkan nutrisi, sebab stres menguras vitamin dan mineral dalam tubuh. Sayangnya, makanan yang dikonsumsi saat stres biasanya miskin gizi. Akibatnya, semakin banyak jumlah masyarakat modern yang kegemukan, tetapi kurang gizi.

Menjadi wanita modern berarti harus bisa berkawan dengan stres karena wanita masa kini adalah ibu yang bekerja di luar rumah. Stres pada wanita pekerja lumayan bertumpuk karena harus menyeimbangkan hidup sebagai ibu, istri, dan karyawan yang baik dalam waktu berbarengan.

Namun, bukan berarti wanita single imun terhadap gangguan stres. Wanita lajang yang bekerja juga menimbun stres karena harus menangani banyak sekali masalah di kantor.

Karena statusnya yang lajang, mereka sering diberi beban lebih banyak. Mungkin saat orang lain istirahat di akhir pekan, mereka masih tetap berkutat di kantor.

 

 

Vitamin PMS

Vitamin PMS
Boleh dibilang, manusia modern diam-diam kekurangan gizi. Celakanya, banyak di antaranya menanggapi biasa-biasa saja ketika terserang flu, sakit kepala, sariawan, lemas, pencernaan terganggu. Khusus perempuan, gangguan pre menstruation syndrome (PMS) dianggap wajar. Salah satu gejala PMS adalah mudah marah dan tersinggung. Bila tak ditangani, bisa runyam situasi di rumah maupun di kantor.

Tambahan kalsium terbukti bisa membantu mengatasi masalah PMS. “Wanita yang mengonsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D berisiko lebih rendah mengalami PMS,” kata Dr. Elizabeth Bertone-Johnson dari University of Massachusetts.

Dalam penelitian itu, wanita yang makan empat sajian atau lebih susu dan produk susu cenderung lebih sedikit mengalami perasaan cemas, kesepian, mudah marah, dan ketegangan yang mewarnai PMS.

Vitamin B6 juga terbukti membantu mengatasi gejala PMS. Peneliti dari North Staffordshire Hospital dan Keele University, Inggris, mengkaji hasil sembilan studi yang melibatkan hampir seribu wanita. Mereka minum vitamin B6 atau pil plasebo. Hasilnya, vitamin B6 dua kali lebih bermanfaat daripada plasebo dalam meringankan PMS.

 

 

Kurang zat besi

Kurang zat besi
Para ahli juga merekomendasikan perempuan yang ingin meringankan gejala PMS mengasup mulai dari 50 mg vitamin B6 sehari, tetapi tak boleh lebih dari 100. Dr. Katrina Wyatt, yang memimpin penelitian, menyatakan, ”Dari hasil penelitian diketahui, dosis vitamin B6 sampai 100 mg per hari bisa bermanfaat mengatasi gejala PMS dan depresi pramenstruasi.” Penelitian itu diterbitkan di British Medical Journal.

Derita setelah PMS adalah saat menstruasi. Saat haid, wanita kehilangan banyak darah. Akibatnya mereka jadi lebih lemah, letih, dan lesu. Ini alasan mengapa sebagian besar wanita rentan terkena defisiensi zat besi dan penyakit yang berkaitan, khususnya bila darah keluar banyak sekali saat haid.

Solusi agar terhindar dari tubuh lemah saat menstruasi adalah menjaga pola makan sehat yang kaya akan zat besi. Perkuat juga dengan asupan vitamin C agar zat besi itu terserap dengan baik oleh tubuh. Supaya lebih mantap mendapat asupan zat besi, tak ada salahnya mengonsumsi suplemen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya