Biskuit Picu Munculnya Kanker Payudara?

beberapa makanan justru dapat mencegah dan ada pula yang meningkatkan risiko kanker

oleh Fitri Syarifah diperbarui 14 Sep 2015, 15:00 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2015, 15:00 WIB
Biskuit Perburuk Memori Manusia
Kebanyakan mengonsumsi biskuit akan memperburuk kualitas otak manusia

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah penelitian menunjukkan, beberapa risiko kanker dikaitkan dengan makanan. Yang menarik, beberapa makanan justru dapat mencegah dan ada pula yang meningkatkan risiko kanker seperti misalnya biskuit yang kerap kita konsumsi sebagai camilan.

Ahli gizi Dr Claire Robertson dan Biokimia Dr Miriam Dwek, mengatakan, sebenarnya yang dikhawatirkan dari biskuit adalah lemak yang tersembunyi untuk menghindari asam lemak trans (lemak terhidrogenasi) yang meningkatkan kolesterol total dan menurunkan kolesterol baik (HDL).

"Risiko kanker banyak dipengaruhi oleh diet (terutama apakah Anda makan cukup buah dan sayuran), berat badan, apakah Anda berolahraga, merokok atau minum alkohol," katanya, seperti dikutip Dailymail, Senin (14/9/2015).

Pada 2007, sebuah penelitian menemukan, perempuan dengan kadar lemak trans tinggi di tubuhnya tiga kali berisiko terkena penyakit jantung. Penelitian lain menyebutkan bahwa lemak trans juga bisa menimbulkan berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara, plus sejumlah penyakit lain, termasuk stroke, batu empedu, dan diabetes tipe-2. Lemak trans juga dihubungkan dengan menurunnya fungsi kekebalan tubuh dan mutu ASI yang rendah pada ibu yang sedang menyusui.

Kendati demikian, sejumlah penelitian terus menganalisis senyawa dalam makanan tertentu, seperti diet mediterania yang dipercaya dapat mengurangi risiko kanker payudara, terutama pada wanita pasca menopause

Claire pun mengatakan, ada satu rekomendasi diet sederhana yang dapat mencegah risiko kanker dan meningkatkan kesehatan Anda, yaitu makan setidaknya lima porsi (400 g) sayuran dan buah per hari.

"Sayuran dan buah memiliki kandungan tinggi antioksidan yang mencegah proses oksidasi (di mana molekul oksigen bergabung dengan bahan kimia lain untuk membuat kerusakan gen dalam sel) sehingga menurunkan risiko kanker," cetusnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya