Liputan6.com, Tulsa - Memasuki tahun baru, kebanyakan orang mencoba membuat resolusi tentang apa yang akan dicapai tahun ini. Salah satu yang paling banyak digagas adalah kesehatan. Bagaimana dengan hidup sehat dan berumur panjang?
Dikutip dari laman NPR pada Kamis (7/1/2016), ternyata rahasia hidup sehat dan berumur panjang tidak melulu mengacu kepada teknologi dan pengetahuan kedokteran terkini.
Baca Juga
Baca Juga
Dr. John Schulman kerap membuat kecewa teman dan kerabat yang menanyakan sejumlah hal dalam kedokteran, misalnya penyebab sakit, gejala-gejala, dan jenis obat.
Advertisement
Menurut dia, kebanyakan gejala penyakit adalah hal yang tidak dapat dijelaskan, setidaknya menurut rincian yang diinginkan. Di tengah kemajuan ilmu dan pengetahuan kedokteran, dokter kerap harus mengira-ngira. Dalam kedokteran umum, ini lebih menjadi masalah probabilitas dibandingkan dengan penyediaan informasi diagnostik yang tepat.
Namun demikian, beda halnya dengan pencegahan. Sudah lebih banyak yang diketahui tentangnya serta merujuk kepada penelitian epidemiologis yang mumpuni.
Kebanyakan pencegahan tersebut dengan cukup jelas dan kita sudah sering mendengarnya, malah hingga lupa lagi. Nah, inilah yang perlu dilakukan:
- Tidur yang cukup
- Makan yang baik—beragam makanan sehat. Perbanyak sayuran.
- Interaksi sosial. Pengucilan tidak baik bagi jiwa, raga, dan pikiran.
- Luangkan waktu untuk merenungkan apa yang patut disyukuri.
Blue Zones
Ada sejumlah sumber untuk menyampaikan pesan ini, misalnya buku dan gagasan di dunia tentang Blue Zones. Yang dimaksud Blue Zones adalah tempat-tempat di dunia di mana penduduknya memiliki umur terpanjang sekaligus paling sehat. Orang-orang di tempat ini kerap berumur di atas 100 tahun:
- Okinawa, Jepang
- Ikaria, Yunani
- Sardinia, Italia
- Nicoya, Costa Rica
- Loma Linda, di negara bagian California, AS
Di tempat-tempat tersebut, orang memiliki obat-obat pencegahan sebagai bagian dari hidup keseharian mereka, bahkan tanpa perlu dipikir-pikir. Kegiatan keseharian melibatkan asupan makanan yang kebanyakan terdiri dari tumbuh-tumbuhan setempat, berjalan kaki ke mana-mana, dan banyaknya interaksi sosial antar generasi.
Menarik untuk disimak bahwa warga di tempat-tempat itu secara umum meminum alkohol, tapi mereka membatasinya hanya 1 atau 2 sajian setiap hari. Mereka juga makan daging, tapi tidak sering dan jumlahnya hanya sedikit.
Satu hal yang mungkin tidak terlalu mengejutkan, yaitu bahwa warga di daerah-daerah Blue Zone tidak menyantap gula rafinasi. Mereka terluput dari kenyamanan makanan bungkusan yang kita makan hanya karena terjangkau dan tersedia di mana-mana.**
Advertisement