Anak Lahir Prematur Bikin Orangtua Selalu Khawatir

Orangtua dengan anak yang prematur cenderung lebih khawatir terhadap kehidupan dewasa anak mereka dibanding orangtua anak lahir normal.

oleh Nilam Suri diperbarui 27 Mar 2016, 15:00 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2016, 15:00 WIB
prematur
Orangtua dengan anak yang prematur cenderung lebih khawatir terhadap kehidupan dewasa anak mereka dibanding orangtua anak lahir normal.

Liputan6.com, Jakarta Orangtua dengan anak yang prematur cenderung lebih khawatir terhadap kehidupan dewasa anak mereka dibanding orangtua yang anaknya lahir normal.

"Penelitian sebelumnya dari Kanada menyiratkan, kualitas kesehatan anak yang lahir prematur bisa menurun begitu mereka dewasa. Namun, studi ini menemukan, walaupun kualitas kehidupan meningkat bagi mereka yang lahir cukup bulan, hal ini tetaplah rendah bagi mereka yang lahir prematur," kata penulis studi ini Nicole Baumann dari University of Warwick di Inggris. 

Dalam studi ini, yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics di Amerika Serikat, 260 partisipan yang lahir sangat awal--31 minggu atau kurang--atau lahir dengan berat badan kurang--tak sampai 1,5 kg--dibandingkan dengan 229 partisipan lain yang lahir cukup bulan.

Para peneliti meneliti isu yang berhubungan dengan kesehatan, seperti penglihatan, pendengaran, bicara, emosi, kidal atau tidak, dan rasa sakit.

Para partisipan dan orangtua mereka ditanya pada saat mereka berusia 13 dan 26 tahun. Mereka ditanyai pertanyaan seperti "apakah Anda bisa mengenali teman yang berada di seberang jalan?" dan "apakah Anda bahagia dan menikmati hidup?"

Para peneliti menemukan, partisipan dengan tingkat kesehatan rendah lebih sering jadi pengangguran, lebih sering menerima jaminan sosial pemerintah, memiliki teman lebih sedikit, dan lebih kecil kemungkinannya memiliki pasangan.

Hasil penelitian ini mengungkapkan, para orangtua percaya, kualitas hidup anak-anak mereka (yang lahir prematur) memang menurun, terutama dalam masalah emosional dan rasa sakit.

"Anak yang lahir sangat prematur berisiko memiliki masalah kesehatan dan kehidupan dengan tingkat kualitas kesehatan yang rendah pada masa kanak-kanaknya," jelas salah satu penulis, Peter Bartmann dari University Hospital Bonn di Jerman.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya