BPOM Sebut 5 Merek Dagang yang Sering Jadi Sasaran Vaksin Palsu

Ada lima merek dagang vaksin yang dipalsukan oleh oknum tak bertanggung jawab yang ditanggap baru-baru ini.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 24 Jun 2016, 20:00 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2016, 20:00 WIB
Waspada, Jumlah Vaksin Anak Semakin Banyak
Pada 1983, ada 10 dosis vaksin yang dianjurkan pada anak usia di bawah 6 tahun. Terdiri dari 24 dosis, 7 suntikan, dan 4 dosis oral polio.

Liputan6.com, Jakarta Vaksin Tuberkulin, Pediacel, Tripacel, Havrix, dan Biocef adalah lima merek dagang vaksin yang dipalsukan oknum tidak bertanggung jawab yang ditangkap di daerah Tangerang, Banten, oleh pihak kepolisian pada Rabu (22/6/2016).

Direktur Pengawasan Produksi Produk Terapeutik dan PKRT, Togi Hutadjulu, menilai, kemungkinan para pemalsu vaksin ini mendapat botol dengan nama yang mirip dari limbah yang kemudian diisi lagi dengan produk atau cairan yang tidak sesuai dengan penandaannya.

"Memang ini disinyalir, kemungkinan pemalsu vaksin ini mendapatkan botol-botol yang diperoleh dari limbah. Vial-vial yang sudah dipakai, dibuang, dan seharusnya memang ada mekanisme dan prosedur bagaimana pemusnahan kemasan pakai sehingga tidak dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab," kata Togi saat mendampingi Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam memberi klarifikasi terkait peredaran vaksin palsu di Gedung Kementerian kesehatan Republik Indonesia, Jalan HR Rasuna Said, Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (24/6/2016)

Mendengar nama produk vaksin yang sudah tidak asing itu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menilai, para pemalsu ini termasuk orang yang cerdik, yang mampu melihat peluang. Sebab, beberapa di antara produk tersebut sempat mengalami kelangkaan.

"Havrix itu isinya Hepatitis A, harusnya diberikan di atas dua tahun. Dan memang ada kelangkaan sekarang. Mereka jeli melihat hukum pasar," kata Aman.

Lebih lanjut, Pediacel yang merupakan vaksin impor dan pernah mengalami kekosongan pasar akan tetapi sekarang sudah ada lagi berisi kombinasi PBT, HIB, dan Polio. "Mereka juga melihat ada kesempatan di nama yang satu ini," kata Aman menerangkan.

Pun vaksin Tripacel yang berisi BPAT, yang sebetulnya sudah dimiliki oleh Bio Farma. Tripacel ini masuk ke dalam program pemerintah bersama vaksin Pediacel.

"Ini juga pernah ada kelangkaan di pasar. Jadi memang kelihatan sekali pemalsu ini agak cerdik melihat market ini," ujar Aman.

Menurut Aman, sudah ada Pentabio yang bisa didapatkan secara gratis untuk menggantikan vaksin HIB, Polio, dan PBT. Pentabio ini pun kepunyaan Bio Farma yang sudah dijamin kualitasnya.

"Kita dari IDAI pernah melakukan penelitian terhadap Pentabio ini dan memang produknya ini sangat baik," kata Aman.

Aman menekankan, saat ini stok untuk Pentabio banyak sekali.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya