Liputan6.com, Jakarta Semua orang memiliki indera penciuman, rasa, penglihatan, pendengaran dan sentuhan. Ya, kita selama ini tahu hanya itu. Hingga banyak orang membicarakan indera keenam. Orang akan dianggap memiliki indera keenam jika mampu melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat, didengar atau dirasakan orang lain. Misalnya mampu melihat jalan ketika mata ditutup atau melihat mampu bercakap-cakap dengan hantu.
Sebagian percaya, indera keenam ini berkaitan dengan hal-hal gaib atau tidak sesuai logika. Namun para ahli menyebut, hal ini bisa dijelaskan secara ilmiah.
Seperti dilansir Livescience, Jumat (23/9/2016), sebuah studi terbaru menemukan dasar genetik manusia yang disebut indera keenam "sesungguhnya" yang disebut sebagai proprioception (kesadaran).
Advertisement
Kesadaran ini mengacu pada bagaimana otak Anda memahami tubuh Anda dalam ruang. Ketika polisi misalnya, meminta orang mabuk untuk menyentuh hidung mereka, mereka sedang menguji kesadaran.
Dalam penelitian sebelumnya, ilmuwan menguji gen PIEZO2 pada tikus. Gen ini dapat memberitahu sel untuk menghasilkan protein "mechanosensitive" yang memiliki kemampuan untuk merasakan kekuatan. Misalnya, bisa merasakan ketika seseorang menekan kulit Anda.
Untuk memahami efek gen indera keenam pada manusia, para peneliti di National Institutes of Health (NIH) mengidentifikasi dua pasien muda yang memiliki mutasi gen sangat langka. Menurut studi yang diterbitkan di New England Journal of Medicine, para pasien yang memiliki masalah sendi dan scoliosis diminta untuk melakukan beberapa tes yang berhubungan dengan gerakan dan keseimbangan.
Dalam satu tes, misalnya, para peneliti menemukan bahwa pasien kesulitan berjalan ketika matanya ditutup. Dalam tes lain, pasien diminta untuk meraih sebuah benda di depan mereka, pertama dengan mata terbuka dan kemudian saat mata tertutup.
"Dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki mutasi gen, pasien butuh waktu lama dan lebih sulit meraih objek ketika mata tertutup," tulis para peneliti.
Tes-tes lain menunjukkan bahwa pasien dengan mutasi gen yang ditutup matanya memiliki lebih banyak kesulitan menebak arah gerakan lengan dan kaki mereka ketika
dipindahkan oleh para peneliti. Mereka juga kesulitan merasakan getaran dari garpu tala berdengung ditempatkan di kulit mereka, dibandingkan dengan peserta kontrol.
"Dalam sebuah percobaan yang berbeda, satu pasien mengatakan sesuatu yang lembut
menyentuhnya ketika duri yang disentuhkan. Temuan menunjukkan bahwa pasien yang membawa mutasi pada gen PIEZO2 itu "buta sentuhan", kata Alexander Chesler, peneliti utama studi tersebut.
"Versi pasien (gen) PIEZO2 tidak dapat bekerja sehingga neuron mereka tidak dapat
mendeteksi sentuhan atau gerakan anggota tubuh," Chesler menambahkan.
Dalam studi sebelumnya, gen yang berhubungan dengan indera keenam, PIEZO2 dikaitkan dengan gangguan musculoskeletal (fungsi sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon, serta tulang belakang). Memang, temuan dari studi baru ini menunjukkan bahwa gen mungkin diperlukan untuk pertumbuhan tulang yang normal, kata para peneliti. Namun penjelasan lain adalah "kesadaran" ini berhubungan dengan kesehatan tulang.