Liputan6.com, Lanarkshire, Skotlandia Sejak lahir Anya Storie mengalami gangguan pendengaran di telinga sebelah kiri berupa microtia. Kondisi yang menggambarkan bagian luar dari telinga kiri berukuran kecil dibanding telinga kanan.
Anya, anak perempuan berusia 9 tahun asal Wishaw di Lanarkshire, Skotlandia, akan menjalani operasi telinga pada pertengahan bulan ini. Ahli bedah telah menciptakan telinga baru, menggunakan tulang rawan dari tulang rusuk Anya.
Baca Juga
Ahli Bedah Plastik dari Royal Hospital for Sick Children di Edinburgh, Ken Stewart, menggunakan teknologi cetak 3D guna menmbuat replika dari telinga sebelah kanan Anya.
Advertisement
Bentuk telinga kanan menjadi acuan Ken untuk mengukur bentuk telinga sebalah kiri. Anya juga mendapatkan implan alat bantu dengar.
"Saya sangat bersemangat mendapatkan telinga baru. Saya benar-benar bahagia. Teman-teman di sekolah sempat berkomentar soal operasi ini tapi saya biasanya mengabaikannya," ucap Anya seperti dikutip Express, Rabu (7/12/2016).
Ibu Anya menambahkan, ahli bedah Ken Stewart sudah bertahun-tahun menentukan pilihan operasi terbaik untuk Anya.
"Menciptakan telinga baru adalah prosedur yang sangat sulit tapi kami berkesempatan melakukannya sekarang. Lewat teknologi cetak 3D, sepertinya prosedur yang tepat. Kami ingin melihat Anya mendapatkan telinga baru sebagai hadiah Natal tahun ini. Benar-benar sempurna," kata Ken.
Prosedur operasi langka
Prosedur operasi langka
Teknologi cetak 3D dalam operasi telinga termasuk prosedur yang langka. Hasil dari operasi, pasien akan meningkatkan kepercayaan diri dan pendengarannya.
Printer untuk menghasilkan model gambar 3D didanai 32 ribu poundsterling atau setara Rp 540 juta dari Sick Kids Friends Foundation.
Kepala eksekutif Roslyn Neely mengatakan, Sick Kids Friends Foundation mendanai printer 3D untuk mendukung Ken dan timnya melakukan operasi yang luar biasa dan mengubah hidup Anya.
"Kami memiliki hak istimewa terlibat dalam operasi yang inovatif ini. Harapannya, operasi ini akan berdampak positif pada Anya dan anak-anak lain yang punya kasus serupa di masa depan," jelas Roslyn.
Advertisement