Terkuak, Belajar Seni Bisa Tingkatkan Kemampuan Diagnosis Dokter

Para dokter yang belajar seni mampu mendiagnosis pasien secara visual dengan baik.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 27 Des 2016, 12:40 WIB
Diterbitkan 27 Des 2016, 12:40 WIB
Diagnosis Dokter
Belajar seni bantu meningkatkan diagnosis dokter semakin jitu.

Liputan6.com, Connecticut, Amerika Serikat Semakin maju di era kekinian, sekolah kedokteran menggunakan seni untuk mengajar ilmu dan praktik kedokteran. Salah satu kelas kedokteran yang mulai menggunakan metode belajar seni, yakni kelas kedokteran Dr Irwin Braverman, seorang profesor dermatologi di Yale University, Connecticut, Amerika Serikat. Dr Irwin mencatat, dalam sesi praktik kedokteran, para dokter sering tidak lengkap mendiagnosis apa yang mereka lihat.

Ia meminta mahasiswanya menggambarkan sesuatu nonmedis, seperti seni, yang membantu mereka mengumpulkan dan menyampaikan informasi secara visual. Hasil membuktikan, 10 persen mahasiswa kedokteran berhasil mendiagnosis penyakit dari pembelajaran secara seni.

Temuan ini mulai ditangkap para pendidik medis lainnya, termasuk Dr Joel Katz di Harvard University, Inggris. Di Brigham and Women’s Hospital, Dr Joel menciptakan pelatihan mata selama sembilan minggu pada tahun 2003. Pelatihan bertujuan meningkatkan diagnosis fisik dari seni.

Dalam satu sesi, mahasiswa belajar dari patung batu kapur dilihat dari berbagai sudut. Mereka mengamati, pola pernapasan pasien dan penyakit pernapasan pada posisi yang berbeda. Apakah penyebabnya terletak pada otot, tulang, paru-paru atau di bagian tubuh lain.

Di sesi lain, mahasiswa meneliti lukisan John Singer Sargent berjudul El Jaleo, sebuah lukisan yang menggambarkan seorang penari bergerak. Mereka memeriksa pasien dengan kemungkinan yang terjadi dan menilai keseimbangan, baik sikap tubuh dan gerakan.

Dari pembelajaran tersebut, 38 persen mahasiswa mahir mendiagnosis pada pemeriksaan visual.

"Biasanya diagnosis dokter soal pemeriksaan visual pasien diperoleh dari hasil laboratorium dan radiologi. Kami sekarang mencoba untuk mengajari mereka untuk melihat dengan seksama langsung tubuh pasien sebelum membuat keputusan medis," jelas Dr Joel, dikutip dari The New York Times, Selasa (27/12/2016).

Bergulat dengan ambiguitas

Bergulat dengan ambiguitas

Puluhan sekolah kedokteran sekarang memiliki program seni. Mahasiswa tidak hanya diajari keterampilan observasi, melainkan ambiguitas. Bergulat dengan ketidakpastian adalah bagian penting dari praktik kedokteran.

Bahkan kondisi yang tampaknya sederhana, seperti serangan jantung, stroke atau pneumonia sering menyebabkan terjadi kesalahan diagnosis.

Belajar seni mampu meningkatkan diagnosis dokter secara visual (Ilustrasi: The New York Times)

Seni dapat membantu dokter memahami, apa yang pasien rasakan dan gejala penyakit yang akan muncul. Penelitian telah menemukan, mahasiswa kedokteran yang mempelajari seni lebih mampu menafsirkan ekspresi emosi di wajah pasien.

Selain itu, seni dapat membantu dokter makin fokus menangani pasien.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya