Isolasi Sosial Perbesar Risiko Kematian Pasien Kanker Payudara

Pasien kanker payudara yang suka menyendiri lebih mungkin alami kematian dini dibandingkan yang tetap aktif bersosialisasi.

oleh Adanti Pradita diperbarui 27 Des 2016, 13:20 WIB
Diterbitkan 27 Des 2016, 13:20 WIB
Kanker payudara
Pasien kanker payudara yang suka menyendiri lebih mungkin alami kematian dini dibandingkan yang tetap aktif bersosialisasi.

Liputan6.com, Jakarta Kanker payudara merupakan jenis penyakit akut yang paling sering mengintai kaum hawa. Meskipun ditakuti oleh wanita seantero dunia, peningkatan pada jumlah penderitanya yang berhasil pulih akhirnya bisa membuat mereka lebih optimis.

Sejak tahun 1990, jumlah penderita kanker payudara yang berhasil pulih dan bisa kembali menjalankan hidup normal layaknya orang lain meningkat secara signifikan.

Ini tentunya dibantu oleh kesadaran para wanita untuk melakukan deteksi sedini mungkin serta kemajuan teknologi yang mempermudah sekaligus mempersingkat proses pemulihannya.

Dua hal tersebut memang perannya sangat penting dalam memperbesar peluang penderita kanker payudara untuk hidup lebih lama dengan kondisi yang terlihat dan terasa lebih sehat.

Ada satu faktor lagi yang belum lama ini dikemukakan dalam sejumlah penelitian, yang memiliki peran sangat kuat membantu pasien kanker payudara untuk bertahan hidup lebih lama.

Faktor yang dimaksud adalah hubungan antara dirinya dengan orang lain dalam kehidupan sosialnya. Penelitian tersebut menunjukan bahwa rasa kesepian dan kurangnya hubungan sosial yang terjalin dengan orang lain meningkatkan risiko kematian dini pada pasien kanker payudara.

Secara mendetil, penelitian tersebut mengungkap, isolasi sosial meningkatkan risiko kematian mereka sebanyak 29 persen, kemudian kondisi pasien yang hidup seorang diri risikonya mencapai 32 persen.

Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Cancer. Demikian informasi yang dilansir dari Medical News Today, Selasa (27/12/2016).  

 

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya