Liputan6.com, Jakarta Dalam penetapan kebijakan yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics, Akademi Dokter Anak Amerika menyarankan orangtua untuk meletakkan bayi dan balita mereka di kursi mobil anak yang menghadap ke belakang. Hal ini sebaiknya dilakukan sampai anak setidaknya berusia 2Â tahun. Kebanyakan orangtua biasanya hanya melakukan hal ini sampai anak berusia satu tahun.
Studi tahun 2007 dalam jurnal Injury Prevention menemukan, kemungkinan anak di bawah 2Â tahun untuk selamat dari kecelakaan mobil sampai 75 persen, jika mereka diletakkan di kursi mobil anak yang menghadap ke belakang. Sebuah studi lain menemukan, kursi mobil bayi yang menghadap ke belakang lima kali lebih aman.
"Kursi mobil bayi yang menghadap ke belakang bekerja lebih baik untuk menopang kepala, leher, dan tulang belakang bayi atau balita seandainya terjadi kecelakaan. Posisi ini mendistribusikan kekuatan tabrakan ke seluruh penjuru tubuh (tidak fokus pada kepala atau leher saja)," ujar Dennis Durbin, spesialis bedah anak dan direktur penelitian ilmiah di Center for Injury Research and Prevention di The Children's Hospital of Philadelphia. Durbin juga penulis utama penetapan kebijakan di atas.
Advertisement
Mengutip Parenting, Jumat (19/5/2017), Ben Hoffman, profesor asosiasi kedokteran anak di University of New Mexico, AS, sekaligus teknisi keamanan anak, menegaskan bahwa menghadap ke belakang adalah posisi yang paling aman untuk menempatkan bayi dan balita dalam mobil.
"Walau lebih mudah untuk berinteraksi dengan anak jika mereka duduk menghadap ke depan, keamanan harus jadi prioritas," tegasnya.
Hoffman juga mengatakan, kaki bayi yang terkesan ditekuk saat diletakkan menghadap ke belakang, sebenarnya cukup aman untuk bayi. Mereka tidak akan merasa pegal atau terganggu, karena bayi dan balita jauh lebih fleksibel dibanding orang dewasa.