Malas Gosok Gigi, Awas Kanker Mengintai

Ada hubungan paling kuat antara radang gusi dengan kanker tenggorokan. Serta memiliki potensi mengembangkan kanker paru dan payudara.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 09 Agu 2017, 17:30 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2017, 17:30 WIB
Wah, Ternyata Ini Penyebab Penyakit Radang Gusi!
Gusi Anda sehat? Belum tentu! Tanda-tanda dibawah ini adalah indikasi Anda memiliki penyakit Radang Gusi!

Liputan6.com, Jakarta Bagi wanita yang malas gosok gigi dan memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter, sebaiknya berpikir ulang. Studi menunjukkan, wanita yang sering mengalami radang gusi berisiko 14 persen terkena kanker dibandingkan yang memiliki gigi dan gusi sehat.

Dalam studi yang dipublikasikan dalam Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention mengungkapkan, terlihat hubungan paling kuat antara radang gusi dengan kanker tenggorokan. Serta memiliki potensi mengembangkan kanker paru, payudara, dan kulit.

Studi ini menilik data pada 66 ribu wanita usia 54-86 tahun di Amerika Serikat. Di awal studi, peneliti menanyakan riwayat kesehatan gigi termasuk apakah pernah terkena radang gusi.

Pencetus radang gusi karena tidak membersihkan gigi secara baik dan benar, maka terbentuklah plak di sekitar gigi. Plak merupakan deposit lunak yang berisi sisa makanan dan bakteri. Lama-kelamaan, hal tersebut membuat gusi meradang. Pada tahap awal, disebut gingivitis yang ditandai dengan gigi berdarah saat gosok gigi. Jika gingivitis dibiarkan, peradangan bisa lebih parah yang berakhir dengan gigi hilang.

Selama studi berlangsung, sekitar 7.100 wanita yang terlibat dalam studi ini terkena kanker. Secara umum, wanita yang terkena kanker pernah mengalami penyakit gusi.

Ini bukanlah studi pertama yang memperlihatkan hubungan antara penyakit radang gusi dengan kanker. Namun, peneliti tidak mengetahui dengan pasti hubungan antara radang gusi dengan kanker. Ada kemungkinan bakteri patogen pada di rongga mulut yang memiliki peran.

"Patogen ini bisa 'berjalan' ke bagian tubuh lain melalui air liur. Patogen bisa ke perut ketika menelan atau di paru-paru saat bernapas," kata peneliti senior dari State University of New York, Jean Wactawski-Wende mengutip Time, Rabu (9/8/2017).

Selain itu, ketika gusi terinfeksi, patogen bisa masuk lewat jaringan, lalu menyebar melalui aliran darah.
Dalam studi sebelumnya, kehadiran patogen ini mungkin memiliki peran dalam perkembangan kanker atau masalah kesehatan peradangan lain di tubuh.

Satu yang pasti, studi ini membantu mendorong orang agar merawat gigi dan gusi. Terlebih, dalam studi lainnya menyebutkan masalah gusi terkait dengan panyakit jantung dan diabetes.

"Berdasarkan studi ini dan studi lain, saya merekomendasikan agar menjaga kesehatan mulut dengan baik. Selain rutin gosok gigi dan flossing, juga rutin memeriksa gigi untuk mencegah atau mengatasi masalah gigi dan gusi yang timbul," pesan Wactawski-Wende. 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya