Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini seorang binaragawati asal Australia, Meegan Hefford (25), ditemukan meninggal dunia lantaran diet tinggi protein. Meski ditemukan adanya faktor kelainan genetik, yaitu gangguan siklus urea, pakar kesehatan menyebut konsumsi protein berlebih dapat berakibat fatal.
Beth Warren, R.D.N, pendiri Beth Warren Nutrition dan penulis buku Living a Real Life with Real Food mengatakan diet protein tinggi juga bisa berbahaya, apalagi jika seseorang memiliki kondisi medis yang sudah ada sebelumnya. Salah satunya penyakit ginjal.
Baca Juga
"Bagi kebanyakan orang dewasa muda yang sehat, diet protein tinggi mungkin tidak berakibat fatal, walaupun ini tidak ideal juga untuk kesehatan," ujar ahli gizi ahli Lisa Moskovitz, R.D., pemilik NY Nutrition Group.
Advertisement
Moskovitz menjelaskan, tubuh memang membutuhkan dan menggunakan protein dalam jumlah banyak. Namun, tubuh tidak dapat menyimpan kelebihan protein seperti tubuh menyimpan karbohidrat dan lemak. Akibatnya, tubuh harus bekerja lebih untuk menyingkirkan protein yang berlebih itu. Kondisi ini pada akhirnya membuat ginjal Anda bekerja lebih ekstra.
Warren turut menjelaskan kebutuhan protein setiap orang berbeda. Namun, umumnya setiap orang hanya membutuhkan sekitar 0,8 gram protein per kilogram berat badan. "Itu berarti jika berat badan Anda 150 kilogram, Anda hanya butuh 8 ons daging sehari," katanya.
Intinya, Warren melanjutkan, jika Anda berencana mengonsumsi makanan tinggi protein, lakukan secara bertahap dan diskusikan kepada dokter untuk memastikan diet protein Anda aman, dikutip dari Women's Health, Rabu (16/8/2017).