Liputan6.com, Jakarta Musik sering dikaitkan dengan suasana hati. Lagu tertentu bisa membuat kita merasa bahagia, sedih, energik, atau rileks. Itu karena musik bisa berdampak pada pola pikir dan kesejahteraan seseorang. Dan musik juga digunakan untuk terapi berbagai kondisi kesehatan.
Semua jenis musik mungkin memiliki efek terapeutik. Dalam teori kedokteran Tiongkok, lima organ internal dan sistem meridian diyakini memiliki nada musik yang sesuai, yang digunakan untuk mendorong penyembuhan.
Baca Juga
Menurut Natural Standard research, ada bukti ilmiah yang kuat yang mendukung penggunaan terapi musik bisa memperbaiki mood dan kecemasan/stres.
Advertisement
Berikut lima kondisi lain yang bisa diterapi dengan musik dan telah dipelajari, didukung bukti ilmiah seperti dilansir Psychologi Today, Senin (4/12/2017).
1. Autisme
Autisme adalah kelainan otak yang dikaitkan dengan berbagai masalah perkembangan, terutama dalam komunikasi dan interaksi sosial. Menurut American PsychiatricAssociation, autisme tergolong jenis gangguan spektrum autisme (ASD). Gangguan ini ditandai dengan masalah komunikasi, interaksi sosial, serta perilaku berulang yang tidak biasa.
Beberapa profesional menggunakan istilah gangguan perkembangan pervasive (PDD), untuk menggambarkan autisme. Selain autisme, ada empat kelainan lain yang memenuhi syarat sebagai PDD: Sindrom Asperger, childhood disintegrative disorder, pervasive developmental disorder-not otherwise specified (PDD-NOS), and Rett syndrome.
Orang yang memiliki kelainan spektrum autisme sering menunjukkan minat dan respons yang tinggi terhadap musik. Ini dapat membantu mengajarkan keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal dan dalam membangun proses perkembangan normal.
Â
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Â
Â
2. Demensia
Demensia mengacu pada hilangnya fungsi kognitif (proses intelektual yang menghasilkan pemahaman, persepsi, atau kesadaran akan pemikiran dan gagasan seseorang). Demensia bisa disebabkan oleh perubahan otak seperti yang berhubungan dengan penyakit atau trauma.
Fungsi kognitif yang mungkin terkena demensia meliputi pengambilan keputusan, penilaian, memori, orientasi spasial, pemikiran, penalaran, dan komunikasi verbal. Demensia juga dapat menyebabkan perubahan perilaku dan kepribadian, tergantung pada daerah otak yang terkena.
Pada orang dewasa yang lebih tua dengan alzheimer, demensia, dan gangguan mental lainnya, terapi musik telah ditemukan bisa mengurangi perilaku agresif atau gelisah, mengurangi gejala demensia, memperbaiki mood, dan meningkatkan kerja sama dengan tugas sehari-hari, seperti mandi.
Terapi musik juga dapat menurunkan risiko penyakit jantung atau otak pada pasien demensia lansia.
Advertisement
3. Depresi
Depresi adalah penyakit yang melibatkan tubuh, mood, dan pikiran. Depresi dianggap sebagai gangguan mood.
Depresi memengaruhi cara makan dan tidur, seperti yang dirasakan seseorang tentang diri sendiri, dan cara seseorang memikirkan situasi kehidupan.
Gangguan depresi terus-menerus dan secara signifikan dapat mengganggu pemikiran, perilaku, suasana hati, aktivitas, dan kesehatan individu. Menurut National Institute of Mental Health (NIMH), gangguan depresi mempengaruhi sekitar 18,8 juta orang dewasa Amerika atau sekitar 9,5 persen dari populasi AS berusia 18 tahun atau lebih.
Ada bukti terapi musik dapat meningkatkan daya tanggap terhadap obat antidepresan. Pada orang dewasa lanjut usia dengan depresi, program terapi musik di rumah mungkin memiliki efek jangka panjang.
Pada wanita dewasa yang depresi, terapi musik dapat menurunkan denyut jantung, laju pernapasan, tekanan darah, dan mood yang tertekan. Terapi musik mungkin juga bermanfaat dalam depresi setelah operasi penggantian lutut total atau pada pasien yang menjalani hemodialisis.
4. Perkembangan bayi
Mendengarkan musik pada akhir kehamilan dapat menyebabkan anak-anak menjadi lebih responsif terhadap musik setelah lahir. Musik yang menenangkan bisa membantu bayi yang baru lahir menjadi lebih rileks dan kurang gelisah.
Bayi baru lahir yang terpapar musik mungkin memengaruhi menyusui, kenaikan berat badan, dan peningkatan toleransi stimulasi. Mereka mungkin juga mengurangi denyut jantung dan tidur lebih nyenyak setelah terapi.
Advertisement
5. Kualitas tidur
Insomnia adalah kesulitan tertidur dan bangun pagi-pagi sekali. Ini adalah masalah kesehatan umum yang dapat menyebabkan kantuk di siang hari dan kekurangan energi.
Insomnia jangka panjang dapat menyebabkan seseorang merasa lelah, depresi atau mudah tersinggung, sulit memperhatikan, belajar, dan mengingat, dan tidak dapat melakukan pekerjaan sepenuhnya.
Insomnia yang parah dapat menyebabkan perubahan neurokimia (kimia otak) yang dapat menyebabkan masalah seperti depresi dan kecemasan, yang selanjutnya mempersulit insomnia.
Pada orang dewasa yang lebih tua, musik dapat menghasilkan kualitas tidur yang jauh lebih baik serta durasi tidur yang lebih lama, efisiensi tidur yang lebih baik, waktu yang lebih singkat yang dibutuhkan untuk tertidur, dan mengurangi disfungsi di siang hari.
Namun, yang perlu diingat berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum mencoba terapi musik. Musik tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya pengobatan untuk kondisi medis atau kejiwaan yang berbahaya. Terapi musik tidak disarankan pada pasien yang tidak menyukainya karena bisa menyebabkan agitasi atau stres.