Liputan6.com, Jakarta Anemia terjadi ketika jumlah sel darah merah sehat pada tubuh rendah. Sehingga bisa menyebabkan beragam masalah kesehatan. Sel darah merah berperan penting dalam membawa oksigen ke jaringan tubuh, terutama pada anak yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Advertisement
Anemia tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tapi juga dapat menyerang anak, bahkan bayi. Anak sering mengalami anemia yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi zat besi atau anemia defisiensi besi (ADB).
Pada bayi dan anak-anak, anemia dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan dan gangguan perilaku, seperti penurunan aktivitas motorik dan gangguan interaksi sosial. Anemia memberikan gejala berupa kulit, bibir dan kuku yang pucat.
dr. Alberta Jesslyn Gunardi BMedSc Hons
Â
Gejala Anemia pada Anak
Gejala ini terjadi secara perlahan, sehingga sulit untuk mendeteksi gejala anemia di tahap awal. Namun, sebelum semua itu terjadi, Anda lebih baik mencegah anemia pada anak sejak dini.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk mencegah anemia pada anak, terutama anemia defisiensi besi (ADB):
1. Membatasi pemberian susu sapi
Bayi biasanya akan terhindar dari ADB pada usia enam bulan pertama, karena akumulasi zat besi pada tubuh sebelum lahir. Namun, setelah berusia enam bulan, bayi tidak mendapatkan cukup zat besi baik dari ASI (air susu ibu) saja atau susu sapi.
Memberikan susu sapi justru dapat menyebabkan bayi kehilangan zat besi. Jika berlebihan, bayi juga tidak mau makan makanan lain yang lebih kaya akan zat besi. Oleh sebab itu, susu sapi biasanya tidak direkomendasikan untuk anak usia di bawah satu tahun.
2. Memberikan serealia dan susu dengan fortifikasi besi
Serealia dan susu yang sudah ditambahkan mikronutrisi zat besi dapat mencukupi kebutuhan zat besi anak. Biasanya, makanan tersebut diberikan ketika masa MPASI (makanan pendamping ASI), atau masa transisi dari ASI atau susu formula ke makanan padat.
Â
Advertisement
Haruskah Anak Diet Agar Tidak Anemia?
3. Diet seimbang
Usahakan memberikan anak makanan yang kaya akan zat besi secara teratur. Contoh makanan yang kaya akan zat besi seperti biji-bijian, serealia dengan fortifikasi besi, daging merah, kuning telur, sayuran hijau berdaun, sayuran kuning, buah-buahan, tomat, dan kismis.
Zat besi pada daging lebih mudah diserap daripada tumbuh-tumbuhan atau makanan yang difortifikasi. Bagi anak yang vegetarian, Anda perlu memberikan sayur dan buah sumber zat besi lebih banyak.
Perlu diperhatikan juga bahwa mengonsumsi zat besi dengan kafein seperti teh atau kopi dapat menurunkan jumlah zat besi yang diserap oleh tubuh. Sedangkan vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi.
Melalui penjabaran di atas, Anda diharapkan dapat mencegah anemia (terutama anemia defisiensi besi) pada anak sejak dini. Jangan sampai anemia menghambat tumbuh kembang anak Anda.