Apa Jadinya Jika Perempuan Hamil Diet Rendah Karbohidrat?

Sebaiknya perempuan hamil tidak diet rendah karbohidrat karena akan berbahaya untuk kesehatan janin

oleh Gina Melani diperbarui 08 Feb 2018, 09:30 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2018, 09:30 WIB
Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Liputan6.com, Jakarta Menerapkan pola diet rendah karbohidrat selama hamil bisa meningkatkan risiko memiliki bayi dengan cacat lahir yang serius, ungkap sebuah penelitian oleh para periset di Universitas Carolina Utara di Chapel Hill.

Dibandingkan dengan perempuan hamil yang tidak membatasi asupan karbohidrat mereka, mereka yang diet dengan mengurangi atau menghilangkan karbohidrat 30 persen lebih berisiko bayinya alami cacat tabung saraf, termasuk spina bifida (kelainan tulang belakang dan sumsum tulang belakang) dan anencephaly (kehilangan bagian otak dan tengkorak), dikutip dari situs Web MD pada Kamis, 8 Februari 2018.

Menurut penulis penelitian itu, cacat lahir ini dapat menyebabkan kematian atau kecacatan seumur hidup.

"Kita sudah tahu bahwa diet ibu sebelum dan selama awal kehamilan berperan penting dalam perkembangan janin. Apa yang baru dari penelitian ini adalah sarannya bahwa kurangnya asupan karbohidrat dapat meningkatkan risiko memiliki bayi dengan cacat tabung saraf hingga 30 persen", kata pemimpin studi Tania Desrosiers.

Temuan ini memperkuat fakta pentingnya perempuan hamil untuk berbicara dengan penyedia layanan kesehatan tentang diet khusus atau perilaku makan rutinan mereka. Termasuk perlu tidak mereka menjalankan pola diet rendah karbohidrat.

Nutrisi penting yang disebut asam folat (vitamin B9) diketahui mengurangi risiko cacat tabung saraf. Studi ini menemukan bahwa asupan makanan asam folat di kalangan perempuan hamil pada pola diet rendah karbohidrat atau tanpa karbohidrat sama sekali, kurang dari separuh perempuan yang tidak membatasi karbohidrat.

 

Perempuan Hamil Haruskah Diet Rendah Karbohidrat

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Semua wanita yang berencana untuk hamil harus minum multivitamin setiap hari dengan setidaknya 400 mikrogram asam folat sebelum dan selama kehamilan, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Karena hampir separuh kehamilan di Amerika Serikat maupun sebagian kecil di Indonesia tidak terencana, banyak wanita mungkin tidak mengonsumsi suplemen sampai akhir kehamilan, yang memungkinkan terjadinya cacat tabung saraf.

Namun, para penulis penelitian menunjukkan bahwa di Amerika Serikat, asam folat ditambahkan ke produk gandum yang diperkaya, yang bisa menjadi sumber gizi penting bagi wanita yang mungkin hamil.

Menurut American Pregnancy Association, sumber makanan asam folat yang baik, yaitu sayuran berdaun hijau, seperti bayam; buah jeruk atau jus jeruk; kacang polong; dan roti, sereal, nasi dan pasta yang diperkaya.

Penelitian ini dipublikasikan 25 Januari di jurnal Birth Defects Research.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya