Barbara Bush Tutup Usia, Ini 2 Penyakit yang Dideritanya

Barbara Bush, mantan Ibu Negara Amerika Serikat, berpulang di usia 92 tahun.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 18 Apr 2018, 09:31 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2018, 09:31 WIB
Barbara Pierce Bush merupakan istri dari Presiden ke-41 Amerika Serikat, George H.W. Bush yang menjabat periode 1989-1993.
Barbara Pierce Bush merupakan istri dari Presiden ke-41 Amerika Serikat, George H.W. Bush yang menjabat periode 1989-1993 (AP Photo/Marcy Nighswander, File)

Liputan6.com, Jakarta Barbara Bush, mantan Ibu Negara Amerika Serikat, berpulang di usia 92 tahun. Kabar duka tersebut disiarkan dari kantor sang suami, George HW Bush.

"Ibuku tercinta tutup usia pada 92 tahun. Laura, Barbara, Jenna, dan saya berduka, tapi kami merasa tenang karena kami tahu beliau pun telah berpulang dengan tenang. Barbara Bush adalah ibu negara yang luar biasa dan wanita yang tak biasa, yang telah membawa keceriaan, cinta, dan kecakapan membaca dan menulis pada jutaan orang," tulis sang putra, mantan Presiden AS, George W Bush, dalam pernyataannya, Selasa (17/4/) petang, mengutip laman CBS News, Rabu (18/4/2018).

Kondisi kesehatan Barbara Bush dikabarkan terus menurun dalam beberapa waktu terakhir. Dia menderita gagal jantung kongestif serta penyakit paru obstruktif kronis. Minggu, 15 April 2018, pihak keluarga melalui juru bicara Jim McGrath mengumumkan, Barbara Bush tak akan mencari perawatan medis tambahan.

"Setelah serangkaian perawatan di rumah sakit baru-baru ini, dan setelah berkonsultasi dengan keluarga dan dokter, Nyonya Bush memutuskan untuk tidak mencari perawatan medis tambahan dan akan fokus pada perawatan yang membuatnya nyaman," ungkap sang juru bicara, mengutip laman The Guardian.

Lantas, apa itu gagal jantung kongestif dan penyakit paru obstruktif kronis yang diderita Barbara Bush sebelum meninggal? 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apa Itu Gagal Jantung Kongestif?

20151013-Ilustrasi-Serangan-Jantung
Ilustrasi Serangan jantung (iStockphoto)

Mengutip laman WebMD, kondisi gagal jantung dialami oleh hampir 6 juta penduduk AS. Penyakit ini jadi penyebab terbesar lansia di atas 65 tahun masuk rumah sakit.

Gagal jantung bukan berarti jantung berhenti bekerja, melainkan kemampuannya memompa darah melemah. Gagal jantung menyebabkan darah yang mengalir ke seluruh tubuh melambat dan tekanan di jantung meningkat. Hal itu berujung pada pemenuhan oksigen dan nutrisi tubuh tak maksimal.

Selain itu, kondisi gagal jantung menyebabkan bilik jantung meregang guna menahan lebih banyak darah untuk dipompa ke seluruh tubuh; atau dinding bilik jantung menjadi kaku dan menebal. Kondisi itu membantu darah tetap mengalir ke seluruh tubuh tapi otot jantung pada akhirnya melemah dan tak mampu bekerja efisien.

Jika otot jantung telah melemah, ginjal akan merespon dengan membuat tubuh menahan cairan dan garam. Ketika cairan memenuhi lengan, kaki, pergelangan kaki, telapak kaki, paru, serta organ lainnya, maka tubuh menjadi dipenuhi darah. Kondisi itu akan berujung pada gagal jantung kongestif.

 


Penyakit Paru Obstruktif Kronis

20160205-Kanker Paru Paru-iStockphoto
Ilustrasi Kanker Paru Paru (iStockphoto)

Sementara, chronic osbtructive pulmonary disease (COPD) atau penyakit paru obstruktif (PPOK) adalah penyakit radang paru kronis (dalam waktu yang lama yang menyebabkan terhambatnya aliran udara dari paru.

Mengutip laman Mayoclinic, simptom PPOK diantaranya kesulitan bernapas, batuk, produksi lendir, dan bersin. Biasanya penyakit ini terkait dengan paparan partikel atau gas tertentu dalam waktu lama, atau karena kebiasaan merokok. Individu dengan penyakit paru obstruktif berisiko mengembangkan penyakit jantung, kanker paru, serta kondisi kesehatan lainnya.

Selain mengalami gagal jantung kongestif dan penyakit paru obstruktif kronis, Barbara Bush juga dikabarkan berjuang dengan penyakit Grave selama puluhan tahun.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya