Di Hari Batik Nasional, Kenali 3 Jenis Batik Berdasarkan Pembuatannya

Menurut Balai Besar Kerajinan dan Batik Kementerian Perindustrian RI, ada tiga jenis batik yang bisa dilihat dari proses pembuatan dan ciri-ciri fisiknya

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 02 Okt 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2018, 11:00 WIB
Melihat Geliat Kampung Batik di Geopark Ciletuh
Seorang ibu membuat batik tulis di Kampung Batik Puswasedar kawasan Geopark Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (22/9). Lebih dari 50 perempuan menekuni pembuatan batik tulis maupun cetak. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober, masih ingatkah Anda dengan tiga jenis batik yang ada di Indonesia?

Mengutip laman Balai Besar Kerajinan dan Batik Kementerian Perindustrian RI pada Selasa (2/10/2018), menurut SNI 0239:2014, Batik adalah kerajinan tangan sebagai hasil pewarnaan secara perintangan menggunakan malam (lilin batik) panas sebagai perintang warna dengan alat utama pelekat lilin batik berupa canting tulis dan atau canting cap untuk membentuk motif tertentu yang memiliki makna.

Sementara itu, paling tidak ada tiga jenis batik berdasarkan cara pembuatannya.

1. Batik tulis

Batik tulis adalah batik yang dibuat dengan menggunakan alat utama canting tulis sebagai alat melekatkan malam (atau lebih dikenal sehari-hari dengan istilah 'lilin').

Karena terbuat dari malam, tentu saja baunya adalah bau malam. Sementara itu, jika dilihat secara proses dan fisik ada beberapa hal yang bisa diamati yaitu: motif pada kain dapat berulang dan/atau tidak berulang, goresan bekas malam tidak selalu tepat sama pada setiap garis klowong, ulangan motif, dan sambungan motif.

Selain itu, terdapat rembesan warna yang disebabkan tipisnya goresan malam, ketidakteraturan pecahan tapak malam, dan pada tepi tapak malam. Tapak malam yang ada di bagian terusan ini tidak tepat sama.

Jumlah, ukuran, jarak, dan bentuk isen (gambar yang menjadi pengisi dan pelengkap gambar ornamen) pada suatu bidang motif tidak sama. Selain itu, hasil proses remukan selalu diperoleh pecahan yang tidak teratur. Selain itu, hasil tembokan diperoleh pecahan tidak teratur.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

Melihat Geliat Kampung Batik di Geopark Ciletuh
Seorang ibu menyusui anaknya sambil membuat batik tulis di Kampung Batik Puswasedar kawasan Geopark Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (22/9). Sebelum menekuni pembuatan batik, para perempuan berprofesi sebagai petani. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Batik Cap

Ketika Warga Amerika Latin Semangat Membuat Batik
Dua wanita Amerika Latin saat membuat batik dalam kelas bersama Rumah Batik Palbat di Tugu Kunstring Paleis, Jakarta, Kamis (22/3). Kegiatan membuat batik tulis dan batik cap ini hasilnya akan didonasikan untuk amal. (Merdeka.com/Arie Basuki)

2. Batik cap

Batik Cap adalah batik yang dibuat dengan menggunakan alat utama canting cap sebagai alat melekatkan malam.

Mengenai proses dan ciri fisiknya bisa terlihat dari raport berulang secara sama dan/atau pergeseran pada tiap pengulangannya, terdapat rembesan warna yang disebabkan ketidakteraturan pecahan malam dan pada tepi tapak malam.

Dalam batik cap, tapak malam pada bagian terusan tidak selalu tepat sama. JUmlah, ukuran, jarak dan bentuk isen pada suatu bidang motif sama.

Sementara itu, hasil proses remukan selalu diperoleh pecahan yang tidak teratur dan hasil tembokan diperoleh pecahan tidak teratur. Terdapat juga tapak penanda teken dengan atau tanpa penitis.

 

Batik Kombinasi

[Fimela] Belajar melestarikan batik dari penyandang disabilitas di Kampoeng Batik Palbatu
Penyandang disabilitas terlihat serius membatik di Rumah Batik Palbatu. (Fimela.com/Bambang E. Ros)

3. Batik kombinasi

Batik kombinasi adalah batik yang dibuat dengan menggunakan alat utamanya canting cap dan canting tulis.

Sama seperti batik cap dan tulis, baunya tentu saja bau malam. Sementara untuk ciri-cirinya, dilihat dari fisik dan prosesnya adalah: motif pada kain dapat berulang dan atau tidak berulang, raport berulang secara sama dan atau ada pergeseran pada tiap pengulangannya, goresan bekas malam tidak selalu tepat sama pada setiap garis klowong pembentuk motif dan atau isen, ulangan motif dan sambungan motif

Terdapat rembesan warna yang disebabkan ketidakteraturan pecahan malam dan pada tepi tapak malam, tapak malam pada bagian terusan tidak selalu tepat sama.

Jumlah, ukuran, jarak dan bentuk isen tulis pada suatu bidang motif bisa tidak sama, namun juga bisa sama

Hasil proses remukan selalu diperoleh pecahan yang tidak teratur. Hasil tembokan tidak selalu diperoleh pecahan tidak teratur. Selain itu, terdapat tapak penanda teken dengan atau tanpa penitis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya