Diet Yoyo Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung pada Wanita

Diet yoyo yang mengendalikan berat badan secara naik turun ini ternyata berbahaya bagi kesehatan jantung

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 12 Mar 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2019, 08:00 WIB
langsing tanpa diet (iStockPhoto)
Ilustrasi diet (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Ada banyak jenis diet kontroversial saat ini. Salah satu yang paling disorot tentang bahayanya adalah diet yoyo.

Sebuah penelitian terbaru bahkan menyatakan bahwa diet yoyo yang populer ini berbahaya untuk kesehatan jantung pada wanita. Studi tersebut terungkap dalam American Heart Association's Epidemiology and Prevention Lifestyle and Cardiometabolic Health Scientific Sessions 2019.

"Mencapai berat badan yang sehat umumnya direkomendasikan untuk jantung yang sehat, tetapi mempertahankan penurunan berat badan itu sulit dan fluktuasi berat badan bisa menyulitkan seseorang mencapai kesehatan jantung yang ideal," kata penulis studi tersebut, Brooke Aggarwal dari Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons di New York, Amerika Serikat seperti dikutip dari Science Daily pada Selasa (12/3/2019).

Studi ini mempelajari 485 wanita dengan usia rata-rata 37 tahun dengan indeks massa tubuh rata-rata 26 dalam kisaran kelebihan berat badan. Mereka berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan di Columbia University. 

 

Lihat juga video menarik berikut ini:

Bahaya diet yoyo

Ilustrasi Diet
Ilustrasi Foto Diet (iStockphoto)

Para peserta diminta melaporkan berapa kali penurunan berat badannya, hingga paling tidak berkurang 4,5 kilogram untuk dinaikkan kembali dalam setahun. Mereka juga dinilai faktor risiko penyakit jantungnya seperti: indeks massa tubuh, kolesterol, tekanan darah, gula darah, rokok, aktivitas fisik, dan juga diet.

73 persen perempuan mengatakan bahwa setidaknya, mereka melakukan satu episode diet yoyo dengan kisaran hingga 20 kali. Dari sini, mereka menemukan beberapa kesimpulan pada perempuan yang melakukan satu kali atau lebih diet yoyo.

82 persen dari partisipan yang melakukan diet yoyo, kemungkinan untuk memiliki indeks massa tubuh yang ideal (18,5 hingga 25 tanpa berat badan kurang atau lebih) akan lebih kecil. Selain itu, semakin banyak siklus diet yang dilakukan peserta, akan semakin berat skor mereka. Angka paling buruk terlihat pada mereka yang belum pernah hamil.

"Para wanita yang tidak memiliki riwayat kehamilan mungkin lebih muda dan kemungkinan, mereka mulai siklus di usia yang lebih dini," kata Aggarwal.

Mengutip Webmd, diet yoyo merupakan cara "mengendalikan" berat badan dengan menaikkan dan menurunkannya berulang kali. Diet ini sendiri terbilang kontroversial karena fluktuasi berat badan yang naik turun dianggap bisa membahayakan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya