Liputan6.com, Jakarta Anak autis memiliki gangguan terhadap perkembangan kognitifnya. Namun, bukan berarti mereka tidak mampu belajar dan mengembangkan diri.
Direktur The Autism Initiative di Mercyhurst University, Profesor Bradley McGarry mengungkapkan jika orangtua membuka dan mengarahkan, anak autis berpotensi mengubah dunia. Contohnya Steve Jobs, salah satu sosok orang dengan autisme yang terbukti mampu membuat terobosoan di dunia dengan karyanya di bidang teknologi.
Baca Juga
“Dorong mereka dan berikan mereka kesempatan untuk mengembangkan diri. Bukan untuk orang tua, namun untuk mereka sendiri. Agar mereka bisa menjadi sosok yang mandiri,” ucap Brad dalam seminar seputar autisme di SCTV Tower, Jakarta ditulis Sabtu (10/8/2019).
Advertisement
Ada strategi khusus agar proses belajar mengajar dengan anak autis efektif. Berikut strategi belajar yang direkomendasikan oleh Brad:
1. Modelling
Cara belajar ini dapat dilakukan dengan menirukan atau memberikan contoh yang baik pada anak dengan autisme. Hal ini juga bertujuan untuk mengembangkan bakat mereka. Misalnya dengan memberikan contoh cara melakukan kontak mata yang baik.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
2. Latent Learning
Orangtua harus membuat sistem belajar seperti tidak belajar. Libatkan selalu komunikasi dua arah. Berikan mereka kesempatan untuk berbicara dan biarkan mereka tahu bahwa mereka harus memberikan kesempatan juga untuk orang lain bicara.
3. Berikan pujian yang positif
Semua orang dapat merasa dihargai jika mereka mendapatkan pujian setelah melakukan sesuatu yang positif, begitupun anak dengan autisme. Berikan mereka validasi dan pujian karena hal tersebut dapat membuat mereka ingin melakukannya lagi.
4. Membagi segala aktivitas dalam tahap ke tahap
Mengajarkan sesuatu dengan membaginya ke dalam tahap per tahap. Jika Anda ingin mengajarkan anak dengan autisme pergi tidur, maka Anda dapat memulai dengan mengajak mereka ganti baju, sikat gigi, kemudian masuk ke kamar.
Advertisement
5. Desensitisasi Sistematis
Cara ini dapat dilakukan agar mereka dapat terbiasa dengan stimulus yang membuat mereka cemas atau takut. Kalau mereka takut kepada laba-laba, Anda dapat memulai dengan menunjukkan foto laba-laba terlebih dahulu. Kemudian lanjut dengan video, dan baru laba-laba yang asli.
6. Berikan waktu dan kesempatan untuk berlatih
Mereka juga harus diberikan waktu dan kesempatan untuk terus berlatih berulang-ulang kali. Sehingga mereka dapat terbiasa melakukan kegiatan tersebut.
“Kami akan melatih mereka untuk interview kerja selama berulang-ulang kali. Jadi ketika mereka benar-benar di interview dengan perusahaan, mereka sudah terbiasa,” ucap Brad.
Penulis: Diviya Agatha