Remaja yang Dekat dengan Keluarga Risiko Kena Depresi Saat Tua Menurun

Depresi lebih minim terjadi bila saat remaja dekat dengan keluarga.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Okt 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2019, 12:00 WIB
Orangtua menemani remaja belajar (iStockphoto)
Orangtua menemani remaja belajar (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Dekat dengan keluarga ternyata memiliki banyak manfaat, salah satunya mengurangi risiko depresi saat tua.

Seperti dilansir Independent, temuan ini didapat berdasar penelitian terbaru yang dipublikasikan pada jurnal Jama Pediatrics. Temuan ini didapat berdasar penelitian terhadap lebih dari 18 ribu orang.

Cara ini diketahui bisa bermanfaat baik pada pria dan wanita secara setara ketika mereka memasuki usia paruh baya. Peneliti memeriksa data dari orang usia 12 hingga 42 tahun.

Kesehatan mental partisipan ditelusuri pada 20 bagian skala psikologis. Mereka kemudian diminta untuk menilai seberapa sering mengalami gejala yang berhubungan dengan depresi seperti menurunnya kepercayaan diri dan perasaan tidak berdaya.

Saksikan juga video menarik berikut:


Kehadiran Keluarga

4 Cara Teknologi Bikin Hati Orangtua Lebih Tenang saat Anak Remaja Bepergian
4 Cara Teknologi Bikin Hati Orangtua Lebih Tenang saat Anak Remaja Bepergian

Kualitas hubungan keluarga partisipan dianalisis melalui pertanyaan yang didesain untuk mengukur kohesi dan konflik antara anak dan orang tua. Hal ini termasuk menjawab mengenai seberapa perhatian yang diberikan terhadap anak, seberapa sering mereka bersenang-senang dengan orang tua, serta apakah mereka merasa ada kesepahaman di dalam keluarga.

Hasil jawaban responden ini kemudian dianalisis untuk mengetahui kondisi kesehatan mental serta perubahan hubungan keluarga mereka.

Dari sejumlah analisis tersebut diketahui bahwa pada partisipan yang memiliki konflik keluarga yang rendah dan hubungan yang positif mengalami lebih sedikit gejala depresi.

"Hasil temuan kami memberikan pemahaman baru mengenai hubungan jangka panjang antara hubungan keluarga pada masa lalu dengan munculnya depresi pada kehidupan," terang peneliti Dr. Ping Chen dari North Carolina University.

"Sumber dukungan sosial dan emosi pada kehidupan keluarga sejak dini mendorong timbulnya kemampuan mengatasi perubahan dan bertumpuknya stres, memberikan kesehatan mental sejak usia dewasa awal hingga paruh baya dan membantu mencegah hasil negatif dan kematian prematur akibat bunuh diri, alkohol, atau obat-obatan pada usia paruh baya," tandasnya.

 

 

Penulis:  Rizky Wahyu Permana/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya