Hubungan Rumit Antara Depresi dan Tidur

Depresi bisa menyebabkan gangguan tidur. Hal tersebut harus diatasi agar tak menimbulkan masalah baru.

oleh Putu Elmira diperbarui 20 Okt 2019, 21:03 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2019, 21:03 WIB
20160303-Ilustrasi Insomnia-iStockphoto
Ilustrasi Insomnia atau Susah Tidur (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Tidur adalah kebutuhan yang harus dipenuhi demi menjaga tubuh berfungsi dengan baik. Meski begitu, ada hubungan rumit antara pola tidur dengan depresi. Terkadang depresi bisa menyebabkan tidur seseorang terganggu, tapi bisa juga membuat seseorang ingin berlama-lama dalam tidur.

Melansir dari Metro UK pada Sabtu, 19 Oktober 2019, Dr Jane Woyka, Kepala Sekolah GP di Harrow Health Care Center mengatakan, "Bagi sebagian orang, depresi bisa menyebabkan insomnia yang parah. Orang akan kesulitan tidur atau gelisah sering terbangun dengan kurang tidur REM."

Beberapa orang yang mengalami insomnia memerlukan waktu tidur terus-menerus, tapi ia juga mempertahankan tubuhnya untuk tetap terjaga. Dr Woyka menjelaskan sebenarnya banyak obat bisa dipilih untuk menormalkan tidur Anda.

Obat bebas seperti phenergen atau piriton yang banyak terkandung dalam obat penurun panas, misalnya, atau obat insomnia yang mengandung antihistamin. Meski begitu, hal tersebut adalah jalan terakhir.

Ada beberapa pasien insomnia yang membutuhkan obat yang lebih kuat, tapi kebanyakan dokter tidak menyarankan untuk mengonsumsi obat. Malah kebanyakan dokter akan merujuk pasien untuk ke klinik tidur dan psikiater untuk menyelesaikan masalah.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Opsi Pemulihan

Kata kata Selamat Pagi
Bangun tidur di pagi hari / Sumber: Pixabay.com

Namun, masalah tidur seperti ini bukanlah masalah yang tidak bisa disembuhkan. Dr Kate Manson, seorang psikolog klinis menjelaskan ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar tidur malam Anda bisa lebih layak.

Salah satu caranya adalah mengurangi cahaya di dalam kamar, termasuk cahaya ponsel, agar otak Anda bisa beristirahat. Kemudian, pastikan tidur di kamar ketika Anda sudah benar-benar ingin tidur. Jika merasa belum mengantuk, lebih baik pindah ruangan untuk mendengarkan musik atau membaca buku.

Setelah cukup tidur, jangan lupa untuk bersentuhan dengan dunia luar. Namun, rata-rata orang depresi cenderung menutup diri untuk tidak bertemu dunia luar. Padahal, sinar matahari memberikan Vitain D untuk membuat suasana hati menjadi lebih tenang. Bahkan, sinar matahari juga bisa membantu ritme sirkadian untuk membuat sistem kembali ke ritme awal.

Namun jika Anda benar-benar tak mampu langsung bersentuhan dengan dunia luar, setidaknya membuka gorden kamar dan membiarkan sinar matahari masuk lewat jendela bisa menjadi upaya untuk menenangkan Anda. (Ossis Duha Jussas Salma)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya