Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Berukuran Normal tapi Pria Bisa Merasa Organ Intimnya Kecil

Ada sebuah masalah kesehatan ketika pria merasa organ intimnya lebih kecil, padahal dia memiliki penis berukuran normal

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 12 Nov 2019, 23:59 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2019, 23:59 WIB
20160525-Ilustrasi Alat Kelamin Pria-iStockphoto
Ilustrasi organ intim pria (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Masih banyak pria yang mempersoalkan ukuran organ intim mereka. Banyak pria yang sebenarnya memiliki ukuran penis normal tapi merasa kecil. 

Sebuah survei di tahun 2006 menemukan, dari 25 ribu pria, hampir setengah dari mereka merasa kurang puas dengan ukuran penisnya dan 45 persen berharap itu bisa lebih besar. Padahal, mereka memiliki ukuran yang normal.

Perasaan bahwa seorang pria memiliki penis yang lebih kecil dari ukuran aslinya memiliki istilah medis bernama penile dysmorphic disorder (PDD) atau gangguan dismorfik penis. Anggapan semacam ini bisa mengganggu kehidupan seks yang sehat.

Mengutip Men's Health pada Selasa (12/11/2019), PDD sama seperti gangguan dismorfik tubuh lainnya. Yakni sebuah kondisi ketika seseorang melokalisasi tubuhnya hanya di bagian tertentu saja.

Ketika seorang pria melihat ada yang 'tidak sempurna' sedikit saja dari organ intim penisnya, ia bisa mengalami kecemasan, depresi, dan berpengaruh pada aspek hidup lainnya.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Bisa Berdampak pada Kehidupan Seks

Penis (iStockphoto)
Ilustrasi organ intim pria (iStockphoto)

Peneliti Justin Lehmiller mengatakan bahwa kondisi ini termasuk sesuatu yang baru diteliti. Selain itu, banyak penyedia layanan kesehatan belum mengerti soal hal ini.

Lehmiller mengatakan bahwa PDD bisa memunculkan rasa tertekan dan berdampak negatif pada fungsi seksual. Contohnya sulitnya seorang pria mengalami ereksi. Kondisi itu juga membuat pria sulit menemukan pasangan romantis.

"Kita bicara mengenai orang-orang yang perhatiannya benar-benar di luar kendali," kata Lehmiller.

Salah satu yang bisa dipermasalahkan atas kondisi ini adalah kehadiran pornografi. Lehmiller mengatakan, seseorang yang kerap menonton film pornografi seringkali terus menerus mendapatkan pesan bahwa semakin besar penis maka semakin baik. Padahal tidak seperti itu dalam kehidupan nyata. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya