Liputan6.com, Jakarta - Protein mempunyai peran penting untuk menjaga massa otot, fungsi tulang, dan kesehatan keseluruhan dalam tubuh. Namun, para peneliti dari Perdue University dalam Journal of Advances in Nutrition membuat penelitian untuk membuktikan apakah orang benar-benar perlu makan makanan tinggi protein.
Secara umum, orang dewasa disarankan untuk makan sekitar 0,8 gram protein per kilogram berat badan. Para peneliti menganalisis 18 studi dan melihat apakah seseorang yang melebihi jumlah harian protein yang telah direkomendasikan benar-benar mempengaruhi massa otot tubuh.
Baca Juga
Dari hasil penelitian tersebut, ditemukan bahwa mengonsumsi protein melebihi Rebuildable Dripping Atomizer (RDA) tidak memengaruhi komposisi orang yang sedang diet atau pun yang secara khusus melakukan latihan beban untuk meningkatkan massa otot.
Advertisement
"Para ahli diet memahami bahwa periode asupan energi rendah memerlukan lebih banyak protein untuk mencegah kehilangan otot, dan periode stres tinggi atau peningkatan latihan fisik juga akan memerlukan asupan protein yang lebih tinggi untuk mendukung massa otot," kata Kacie Vavrek, ahli gixi di Ohio State University Wexner Medical Center.
Dilansir dari laman TheHealty, Vavrek menjelaskan, sebagian besar orang yang tidak banyak bergerak memiliki kadar protein 0,8 gram per kilogram. Tetapi, orang yang mencoba menurunkan berat badan atau mereka yang sangat aktif secara fisik harus bekerjasama dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah yang terbaik untuk tubuh mereka.
“Pria aktif umumnya ingin membidik protein 1,3 - 2,0 gram per kilogram berat badan, tetapi jumlah persisnya bervariasi berdasarkan tujuan, gaya hidup, dan status kesehatan,” katanya. "Tidak ada tujuan diet atau asupan protein satu ukuran untuk semua orang," kata Vavrek.
Simak Video Menarik Berikut:
Kekurangan Protein
Protein terdiri dari asam amino yang saling menempel dalam rantai panjang. Terdapat 20 jenis asam amino dan urutan yang berbeda, di mana asam amino yang tersebut membantu mengatur menentukan peran protein tertentu.
Protein berperan dalam mengangkut molekul ke seluruh tubuh, membantu memperbaiki sel dan membuat sel baru, melindungi tubuh dari virus dan bakteri, mempromosikan pertumbuhan dan perkembangan yang tepat pada anak-anak, remaja, dan wanita hamil.
Jika seseorang makan makanan melebihi tingkat protein yang tinggi tidak apa-apa, terdapat efek yang ditimbulkan jika seseorang kekurangan protein dalam tubuh, seperti yang dilansir pada laman Menshealth. Ahli diet sekaligus direktur asosiasi nutrisi International Food Information Council Foundation di Washington, DC, Ali Webster menunjukkan bahwa kekurangan protein dapat menyebabkan risiko patah tulang yang lebih tinggi.
"Beberapa penelitian telah menunjukkan penurunan kepadatan tulang dan peningkatan tingkat keropos tulang pada orang yang terbiasa mengonsumsi diet rendah protein," katanya.
Selain itu, kekurangan protein juga dapat mempengaruhi amenia. Penyakit ini adalah kondisi di mana darah tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Tidak makan makanan mengandung protein cukup tinggi seperti zat besi, vitamin B12, atau folat adalah penyebab umum terjadinya anemia.
"Bahkan orang-orang yang makan cukup protein masih bisa mengalami anemia jika mereka tidak makan jenis protein yang tepat," kata Apovian, dokter dan direktur Nutrition and Weight Management Center di Boston Medical Center. Vegetarian atau siapa pun yang menghindari produk protein, terutama hewani berisiko mengalami kekurangan vitamin B12.
Penulis: Lorenza Ferary
Advertisement