Leptospirosis Mengancam, Lakukan Ini Saat Banjir Mulai Surut

Salah satu ancaman yang kerap terjadi di saat banjir adalah penyakit Leptospirosis

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jan 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2020, 09:00 WIB
Sebagian Ruas Jalan Jatinegara Barat Terendam Air
Anak-anak bermain genangan air di sebagian ruas Jalan Jatinegara Barat, Jakarta, Rabu Rabu (1/1/2020). Hujan yang mengguyur Jakarta sejak Selasa sore (31/12/2019) mengakibatkan banjir di sejumlah titik di Jakarta. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Hal yang paling ditakutkan saat terjadinya banjir, seperti yang terjadi di Jakarta pada Rabu, 1 Januari 2020 adalah risiko mengidap penyakit. Salah satunya Leptospirosis. 

Melansir dari laman Medical News Today, penyakit ini sendiri disebabkan bakteri Leptospira sp. yang umumnya berasal dari urine hewan seperti tikus.

Genangan banjir yang sangat mungkin mengandung urine hewan ini bisa saja mengendap di lantai rumah Anda. Karenanya, menggunakan cairan pembersih kuman sebagai sentuhan akhir dalam pembersihan keseluruhan jadi sangat penting.

Pencegahannya juga bisa dilakukan dengan segera menutup luka terbuka, kendati banjir sudah surut. Bakteri yang mungkin masih mengendap dan bersentuhan dengan luka terbuka akan sama besarnya menyebabkan risiko terserang Leptospirosis.

Juga, selalu cuci tangan dan kaki menggunakan sabun, terutama setelah dari kamar kecil, sebelum-setelah makan, maupun setelah keluar rumah demi memaksimalkan pencegahan Leptospirosis usai banjir.

 

 

Simak Video Menarik Berikut Ini

Cegah Penyakit Akibat Banjir

Banjir di underpass Mampang, Jakarta Selatan
Banjir di underpass Mampang, Jakarta Selatan. (Twitter @tmcpoldametrojaya)

Berdasarkan keterangan di laman Universitas Airlangga, bila bakteri penyebab penyakit Leptospirosis sudah masuk ke dalam tubuh, mereka akan menyerang hati dan pembuluh darah. Tubuh manusia yang terjangkit bakteri ini akan mengalami gejala berupa demam tinggi, nyeri otot, mual, mimisan, dan kuning.

“Rasa nyeri otot inilah yang membedakan penyakit Leptospirosis dengan Hepatitis. Karena penderita sama-sama terlihat kuning. Parah atau tidaknya penyakit ini bergantung pada lamanya penderita mencari pertolongan dan daya tahan tubuh. Ditangani lebih cepat, lebih baik,” papar dr. Atoillah, pengajar Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga.

Golongan manusia dari segi usia yang rentan terkena penyakit ini adalah anak-anak dan orang lanjut usia. Sebab, daya tahan tubuh anak kecil belum kebal, sedangkan daya tahan tubuh lansia sudah mulai menurun. Kendati, bukan berarti orang dewasa tak punya risiko terserang Leptospirosis.

Penulis : Asnida Riani / Lifestyle Liputan6.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya